BIARKAN SAJA


Foto : ilustrasi puisi
Baiklah akan kurangkaikan kata pembalasan untuk mu
Untuk hari-hariku yang telah kau renggut
Demi mencapai kepuasanmu dalam menindasku
Biarkan saja

Aku bukanlah sesuatu yang bisa kau penjarakan
Aku adalah liar yang tak pernah terjamah
Aku adalah luka yang tak pernah sakit
Sebab hatiku adalah batu legam dari hajar bumi
Lepaskan saja

Kau tau sekarang
Aku adalah pecundang dari kelas seni
Meluapkan sakit pada sebait kata puitis
Hingga sakit tak lagi menjerit
Bersama tertuang di lautan kertas suci
Dengarkan saja

Biarkan
Jangan melarang
Biarkan aku meluapkan semua ini
Sebab terlalu sakti kau memainkan ajian ini
Hingga menepispun enggan ku bisa dari pengaruhnya

Biarkan saja aku mati di syair-syairku
Anggap saja ini adalah kata mayat dari mumi laut merah
Yang menuntaskan dendam
Pada wakil pembawa kasih
Agar kau tau aku adalag bualan tanpa rasa

Biarkan lepas dengar
Semoga kau tuli dalam semua hal
Agar kau tak lagi mendengar rayuanku
Sebab aku selalu tak bisa mengendalikan diriku
Jika berhadapan dengan dirimu

TANPA CINTA

Foto : ilustrasi puisi
Sumber foto : fb #musafir kelana

Hancur terlindes oleh luka masa lalu
Hingga capain angan sang penyair tersobek di pelataran hati

Sempat tergores dalam naungan amor
Hingga penyangga yang datang di hapus karena luka lama

Liar sekali tafsiranmu
Hingga aku kau dia mereka adalah sama
Menjadi satu dalam diri
Hingga aku adalah diriku
Telah kau lenyakan semboyanku
Mewakili semua seluk beluk ucapanku
Dalam setiap bait yang terlaksa dalam baris paragraf-paragraf hampa

Aku pernah bercerita bukan?
Di sudut malam aku begumam dalam satu nama
Hingga pagi jua pun kau bersuara
Bahwa malammu telah kau habiskan untuk melihat ceritaku di atas altar bersama dia siapa aku tak tau

Lalu dengan selembar kata dalam sobekan kertas
Kau menitip lewat angin malam
Bahwa rindumu telah terguncang bersama vulkanik semesta di pulau seberang

Hingga kau putuskan
Aku telah kalah dalam dramamu
Sekarang kau pulanglah bersama malam
Menyambut pagi nan indah di esok hari
Tanpa ku
Tanpa mu
Tanpa cinta

SEMUA SAMA DIMATA HATI

Foto : ilustrasi puisi
Sumbet foto : tikel line

Baiklah aku tak akan memaksa
Mari kita sama-sama lanjutkan permainan ini
Atau kita akhiri saja permainan ini
Sebab lukanya akan sangat menyayat jika rindu selalu di bubuhi setiap saat

Aku tak memaksa setiap kehendak
Sebab aku percaya akan takdir
Untuk apa aku bercerita tentang rasa
Jika karma adalah kata terakhir yang harus mengirimkan luka?

Lengkapi saja lukanya
Lengkapi saja dukanya
Karena tak ada sakit yang tak berdarah
Tak ada suci yang tak ternoda

Akhiri saja
Kata tetangga saja adalah Tuhan bagi puan
Kenapa tak lenyap saja?

Aku hanya pelahir kata-kata sakti buatmu bukan?

Sudahlah akhiri saja
Jangan terlalu melemahkan pikiranmu melawan kesakitan
Sebab luka dari sayatan lama masih membekas

Lalu?
Mengapa berucap pada waktu
Dia naungan masa bukan?
Dengan hari ini ia memberikan rasa ketidakpercayaan pada semesta
Bahwa cinta dan lelaki adalah buta
Semua sama dimata hati

TAK USAH BERHARAP PADA SUNYI

Foto : penulis

Entahlah
Aku tak lagi tau bagaiman caranya merangkai kata
Sebab imajiku terhalang cakra kehampaan di sudut kata-katamu

Aku bukanlah pemain cinta yang ulung
Aku juga bukan semua type yang di idamkan
Aku hanyalah penyair jalanan gila yang tak mesti harus di restui oleh cinta
Yang mempunyai hati yang telah di labuhkan dalam hati

Sempat terpikir ingin pergi
Namun jiwa terpanggil dan mendesak
Sebab cakra dari sesuatu yang tak pernah ku lihat adalah mimpi abadi bagiku

Aku bukanlah sesuatu yang kau maksudkan bukan?

Kita hanyalah taman indah
Tempat melepas penat di kala penat melanda
Lalu kita tuangkan syair-syair kita di atas sucinya kertas
Membubuhinya dengan kalimat cinta dan rindu

Itu hanya permainan bukan?
Sudahlah
Tak usah berharap pada sunyi
Kata-katanya tetap sama
Semua nya adalah kebencian yang pernah ku untai sejak lama
Sebab doamu adalah semua lelaki ialah sama

ASMARA DAN BELENGGU ORGANISASI

Foto : penukis

Bismilahirohmanirohim.
Bukan ku meninggalkanmu sebagai organisasi yang ku cintai.

Aku hanya takut melampaui batas.
Batas dari pengetahuanku yang minim.

Izinkan aku bersemayam bersamamu dalam setiaku yang diam.

Izinkan pula aku bersama dengan yang lain guna mengembangkanmu.

Sementara itu biarkan dirimu untuk yang lain dan aku masih tetap bersekutu denganmu.

Aku mencintaimu dan amat menjaga nama baikmu.

Maka tidak akan ku lampaui batas dari kekurangan ilmu pengetahuan ku untuk mengotori namamu.

Wahai,,,
HMI ku tidak akan ku sentuh konstitusi dan ajaranmu untuk membuat ku sekadar bangga diri.

Aku ingin lebih pada pengetahuan dimana aku dapat bersemayam bersama rindu rindu gelap malam dapat menjadi cerah karna islam dalam HMI mu.

Tolong.!!!
Tuhanku..
Berkati HMI ku walau tak ku jingkali hingga aku dapat lanjut di LKK,LK2, dan  LK3.
Maafkan pula aku karna hanya berpusar pusar di skala LK1.namun percayalah rintik rintik rindu pengetahuanku slalu ingin menjumpaimu.
HMI ku....

Penulis : karmila
(pemusnah generasi)