Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Dalil Demokrasi

Dalil Demokrasi adalah :

Bukan tentang skandal seksual.
Tapi siapa yang mampu memberi data aktual.

Bukan hanya sekedar buang sial.
Tapi mampu mengatasi masalah sosial.

Bukan tentang Sang Ratu yang punya hasrat Binal.
Tapi tentang Hasrat membangun infrastruktur yang kekal.

Bukan tentang Siapa yang punya finansial.
Tapi tentang siapa yang punya taring dan juga terkenal.

Karena Demokrasi adalah tentang Bijaksana dan mampu bersikap adil.
Bukan hanya berbicara na-ni-nu tanpa dalil.

Karena Demokrasi adalah pertumbuhan ekonomi dengan di tandai kemajuan daya jual.
Bukan tentang pencitraan yang berujung cikal bakal tangan nakal.

Karena Demokrasi adalah tentang Pemimpin yang punya intelektual.
Bukan yang hanya bisa tebar janji dan selalu membual.
Ginanjar Gie

Tentang Industri Tembakau

Foto : Penulis
Industri tembaku lebih khusus(indudtri rokok kretek) merupakan industrial pertama.usianya lebih Dari 100 tahun,setara dengan usia kegiatan eksploitasi migas ditanah air.
Asalmulanya dari daerah kudus,jawa tengah dan kemudian menyebar di daerah,dipulau jawa.

Industri rokok dan tembakau merupakan industri nasional yang masih kuat ditengah kecenderungan deindustrialisasi yang terjadi diIndonesia.
Keberadaan industri rokok telah memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan,penyerapan,dan tenaga kerja maupun pendapatan negara.

Jika di amati,industri rokok merupakan. Satu_satunya industri nasional yg terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.karakter industri rokok lebih unggul dibandingkan dengan industri nasional lainnya yang masih tersisa seperti industri besi,baja dan industri pangan.
Mulai dari penyediaan input produksi ,pengolahan,hingga proses perindustrian,semuanya dipekerjakan didalam negri oleh pelaku_pelaku usaha nasional dengan melibatkan tenaga kerja yang sangat besar jumlahnya.
Berbeda jauh dengan industri mie instan yang input gandumnya dipasok dari impor.Demikian pula industri besi baja yang komponen imputnya yang berasal dari sumber impor.sedangkan industri rokok meskipun ada komponen impor dalam industrinya namun dengan jumlah yang sangat minimal.

Jadi industri ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.mulai yang langsung bekerja dalam sektor penyediaan input(pertanian tembakau),sektor pengolahan nya(pabrik rokok) selain itu rantai industrinya yang sangat lengkap menyediakan kesempatan kerja secara tidak langsung bagi masyarakat seperti pedagang kaki lima,warung warung kelontong dan sebagainya.
Data internasional labour organization(ILO) menyebutkan bahwa jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam industri rokok di indonesia mencapai angka 10 juta orang .jumlah tersebut sangatlah besar karena mencapai 30 persen dari jumlah tenaga kerja sektor formal di indonesia,atau 10 persen dari jumlah tenaga kerja secara keseluruhan .

Industri ini juga memberikan sumbangan sangat besar terhadap pendapatan negara dari pembayaran cukai.
Jumlah penerimaan negara dari industri rokok tersebut jauh lbh tinggi dibanding pendapatan negara yang diperoleh dari eksploitasi sumber daya alam tambang yang menjadi andalan investigasi di indonesia.
Secara keseluruhan penerimaan negara dari tambang Rp:13,77 triliun rupiah padahal investigasi disektor tambang telah melahap lahan dalam jumlah yang besar.

Walau begitu pertanian tembakau dan industri rokok nasional menghadapi tantangan yang besar.salah satu penyebab utamanya adalah ditandatangani berbagai perjanjian perdagangan bebas oleh pemerintah yang menyebabkan arus impor temabakau dan rokok dari luar negeri meningkat.diantaranya perjanjian perjanjian  perdagangan bebas ASEA_China free trade agreemen(CAFTA) dan ASEAN_India .

Sementara pada sisi lain kegiatan industri rokok dan tembakau mendapat tekanan dari rezim internasional melalui framework convention on tabacco control.perjanjian ini disepakati dibawah organisasi kesehatan dunia (WHO) dan dipaksakan menjadi aturan hukum nasional di indonesia melalui ratifikasi dan adopsi kedalam UU sektoral. Dalam hal UU dibidang kesehatan.
FCTC adalah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk membatasi produksi, distribusi dan penjualan tembakau didunia dengan alasan kesehatan.

Salah satu target penting dari kampanye anti rokok internasional adalah melakukan penjualan produk pengganti nikotin. Secara massal. Kegiatan tersebut didukung oleh bank dunia(WB)dan telah dimasukkan kedalam satu program pembangunan millennium development goals.

Didalam negeri kegiatan untuk masyarakat FCTC melibatkan berbagai orgnsasi sosial(NGO/LSM),organisasi kesehatan,organisasi kedokteran bahkan orgnisasi keagamaan.seluruh organisasi tersebut dibiayai langsung oleh rezim kesehatan internasional. Yang menyalurkan dananya lewat blomberg.
Sebagai bentuk dukungannya. Muhhamadiah sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar yang memicu silang pendapat itu telah mengeluarkan fatwa haram merokok.fatwa yang memicu silang pendapat terutama dari ormas ormas keagamaan islam lainnya.
Berimbas juga pada para pengambil kebijakan.dengan menggunakan sistem desentralisasi atau otonmi daerah yang berlaku di indonesia.rezim kesehatan internasional itu membiayai lahirnya berbagai peraturan daerah(PERDA) yg subtansi aturannya jelas jelas  bersumber dari pasar pasar yang termaktub dalam FCTC.hasilnya cukup fenomenal puluhan daerah di indonesia telah secara resmi mengeluarkan perdana anti rokok tanpa harus mengacu pada aturan hukum nasional yang tingkatnya lebih tinggi.
Pada tahun 2011 pemerintah dan DPR merancang UU tentang pembatasan rokok untuk kesehatan.bila membaca seluruh draf rancangannya maka dapat disimpulkan bahwa RUU ini mengadopsi sepenuhnya pasal pasal dalam FCTC oleh pemerintah dan DPR RUU ini dirancang rampung dan dapat disahkan dalam tahun 2011.

Meluasnya kampanye anti rokok dan kenaikan harga cukai rokok yang berlangsung di indonesia dengan meningkatkan agresifitas perusahaan perusahaan multinasional dalam mengambil alih pasar nasional baik dari perusahaan kecil dan menengah maupun dari perusahaan besar.
Perusahaan rokok besar nasional seperti sampoerna telah diambil alih oleh philip morris internasional pada tahun 2005 dan sebelumnya british America tobacci telah mengambil alih saham pabrik  rokok benteol pada tahun 2009
Sementara disisi lain regulasi dan kampanye anti rokok sangatlah menguntungkan perusahaan multinasional baik yang bergerak dalam industri rokok dan tembakau maupun yang bergerak dalam industri farmasi yang terus berupaya memasarkan produk pengganti tembakau.

Persaingan dalam industri tembakau dan turunanya telah melibatkan aktor aktor dan kepentingan yang kompleks.disisi lain industri rokok telah menyediakan keuntungan ekonomi dan penyerapan lapangan kerja sangat besar.namun disisi lain gerakan anti rokok yang berpusat dinegara negara maju terus berupaya mempengaruhi pemerintah dan lembaga internasional untuk melakukan regulasi yang kuat baik dalam produksi maupun dalam konsumsi.
Dalam konteks ini pemrintah dan rakyat indonesia hendaknya mengambil posisi yang lebih arif.masalah tembakau dan rokok tidak bisa direduksi semata mata sebagai persoalan kesehatan.tapi juga dikembalikan keberadaannya sebagai persoalan sosial ekonomi yang melibatkan nasib jutaan pekerja dan petani tembakau diseluruh Indonesia.karna industri ini yang terintegrasi sepenuhnya yang dikelola dengan bahan mentah dengan tenaga kerja yang benar benar berasal dari bumi Indonesia.
Ditengah wajah industri nasional yang makin terpuruk oleh globalisai dan perdagangan bebas.tindakan untuk turut serta mematikan industri tembakau dan rokok apalagi dengan motif mendapatkan dana internasional adalah tindakan yang sama sekali tidak mencerminkan sikap nasionalisme sebagai bangsa Indonesia.
Perlindungan dan pembelaan terhadap petani,pekerja dan usahawan tembakau dan rokok adalah bagian dari amanat konstitusi dalam hal misi kemerdekaan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang dapat melindungi bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia.

Saya membaca tentang lelaki dan peduli terhadapnya sehingga mengadopsi buku2 yang berkaitan dengannya secara yuniversal sehingga ikut menegakkan hak haknya dan Melihat kepentingannya dan memasukkannya pada perjuangannya.termaksud menganalisa keberadaan yang berkaitan dengan kebutuhan nya.sehingga pembahasan industri tembakau dan rokok.

Tapi apakah laki laki akan mengalisis keberadaan perempuan hingga ia bisa menjadikan perempuan sebagai insan yang mulia.

Penulis : Karmila

Perjuangan Perempuan yang Hanya di Pandang Sebelah Mata

Foto : Penulis
Di dalam masyarakat sekarang ini, dimana laki-laki mendapatkan lebih banyak kesempatan buat menggendalikan akal pikirannya, tak sedikit kaum laki-laki yang kebanyakan menduduki tempat-tempat kemegahan ilmu dan pengetahuan. Didalam masyarakat sekarang ini, Dimana kaum perempuan banyak yang masih dikurung, banyak yang tidak di kasih kesempatan maju di garda depan dan terjun langsung dilapangan masyarakat.

Banyak dari sebagian laki-laki mengharamkan keberadaan perempuan sebagai bagian dari garda depan masa depan sebuah bangsa, bahkan ada juga yang berpendapat bahwa wanita adalah sampah masyarakat, yang hanya sebagai hiasan rumah yang hanya cocok di sebut sebagai implementasi kasur, dapur dan sumur. Pahaman awam terhadap nilai dan hadirnya sebuah peran perempuan terhadap fungsi dan koadrat dari arti kehadiran perempuan masih juga di pertanyakan eksistensi peran perempuan, dapat kita lihat keadaan di dalam masyarakat saat ini, yakni fungsi menjadi ibu: menerima benih anak, mengandung anak, melahirkan anak,menyusui anak, memelihara anak terhadap kodrat inipun dunia laki-laki masih kurang menghargai kaum perempuan

Sebuah pergerekan hanyalah milik lelaki, bahkan seorang perempuan di anggap hanya srbagai sampah dalam sebuah masa aksi, sehingga lahirlah sebuah paradigma baru atau memang srngaja dilahirkan sebuah paradigma baru ini bahwa wanita  di haramkan dalam sebuah perjuangan, maka tidak heran sekarang menjadi krisis atau minimnya kaum perempuan yang berilmu dan berpengetahuan memadai apalagi yang membubung di udara, sangat minim sekali...!!!!
Bendera Liga

Maka oleh karena itu, justru dengan alasan kurang dikasihnya kesempatan oleh masyarakat sekarang kepada kaum perempuan, maka dari itu kita wajib berikhtiar dan membongkar ketidakadilan dan keterbelakangan dan primitifnya cara berpikir masyarakat terhadap kepada kaum perempuan.

Di dalam kelompok inilah perempuan telah mulai menjadi makhluk yang di taklukan  "pembahagian-pekerjaan" adalah sebabnya ketaklukan itu.
maka lambat laut pecahlah persatuan gens yang sediakala itu, pecalah pergaulan hidup secara sama rata sama rata itu.

Perubahan sebagai satu revolusi besar didalam susunan masyarakat, sudah tentu tidak terjadi sekaligus seperti membolak balikan telapak tangan atau yang kita kenal dalam dunia sulap "bim salabim abra kadabra" lalu berubahlah paradigma-paradigma tersebut, tetapi mungkin akan menghabiskan waktu puluhan, bahkan ratusan tahun. Perempuan tidak selamanya mau menyerah begitu saja, digugurkan dari kedudukanya yang tinggi. Sebagai ungkapan terakhir ialah bahwa, ada suatu riwayat yang mwngatakan bahwa Perempuan adalah tiang negara.

Nama-nama Novel dan Pesan yang Terkandung di Dalamnya

Foto : ilustrasi tulisan
Cantik itu luka adalah sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan perempuan melawan penindasan dan menghidupkan kebenaran.

Babi Hutan adalah sebuah novel yang menceritakan tentang siapa kekuatan dan kekuasaan yang berada di atas presiden.

Batavia adalah novel yang menceritakan tentang seorang wanita yang berjuang membebaskan rakyat Indonesia dengan sebatang Pena.

Memoar sang presiden adalah sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan aktivis yang mendekam dalam penjara karena tertipu oleh hasutan seorang perempuan.

Tuhqn izinkan aku jadi pelacur adalah novel yang menceritakan tentang seorang eanita yang inginkan ada kesetaraan gender dan memperjuangkan emansipasi wanita.

Hujan adalah novel yang menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang di tinggal mati oleh orang tuanya tapi mampu menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Rembulan tenggelam diwajah mu adalah sebuah novel yang menceritakan tentang seorang suami yang sangat cinta akan istrinya dan selalu berharap istrinya kembali meskipun dia telah lama meninggal. Dengan  kata lain harapan adalah kekuatan dan Do'a adalah energi penumbuh kekuatan.

Petala cinta adalah novel yang menceritakan tentang jika mencintai karena Allah harus ikhlas melepasnya karena Allah jua.

Dilan 1990-1991 dan pengakuan dilan adalah novel berkelajutan yang menceritakan bahwa dalam berhubungan tidak harus mengekang atas nama cinta dan kasih sayang karena itu akan membuat hubungan itu renggang dan berakhir dengan kata perpisahan.

Dunia shopies adalah novel yang menceritakan bahwa dalam berfilsafat bukan tentang menghafal teori sebagai ilmu pengetahuan, tapi tentang berjiwa ingin mengetahui.

Iblis menggugat Tuhan adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa sebuah kesalahan bukan dari faktor eksternal melainkan faktor internal pribadi manusia dengan kata lain "Rubahlah dunia dalam dirimu niscaya dunia di luar sana akan berubah mengikutimu.

Agama Cinta adalah sebuah novel yang menceritakan tentang bagaimana seorang manusia harus tunduk dan patuh terhadap lingkaran skenario takdir yang di mainkan oleh pena Tuhan agar ia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Bidadari untuk Ikhwan adalah novel yang menceritakan tentang bagaimana seorang lelaki harus menghargai wanita dan taat kepada Aturan Tuhan agar mendapatkan kenikmatan surga.

Ayat-ayat cinta 2 adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa sesuatu yang hilang pasti akan datang jika kita mengharapkannya untuk kembali.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa mencintai tidak harus memiliki.

Minak jinggo adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa tidak selamanya di hina akan terhina, namun dengan hinaan tersebut kita menjadi pribadi yang lebih kuat untuk mendapatkan kekuatan juga kekuasaan.
Gie
^Kopi_kenangan

PENYEBAB DEGRADASINYA PERGERAKAN MAHASISWA

Foto : penulis
Penulis : Desti
Editor : Ginanjar Gie

"Masa kini adalah masanya kita. Siapa yang diam, dia akan ditinggalkan dan dilupakan oleh Sejarah. Hanya orang kritis dan beranilah yang membuat perubahan”

Sejak jatuhnya Soeharto pada bulan Mei 1998, mahasiswa Indonesia terpecah menjadi dua blok besar. Kalau dulu mahasiswa berhimpun dalam satu barisan untuk melawan rezim diktator yang terkenal otoriter dimana tenaga, waktu, air mata, keringat, bahkan darah menjadi taruhannya, dimana para martir intelektual berguguran dan betapa mahal dampak huru hara setelah peristiwa-peristiwa tersebut, kini mereka seperti terpecah.

Saat ini terdapat blok yang melanjutkan tradisi heroik sebagai kekuatan parlemen jalanan yang blak-blakan saat menyoroti masalah kebangsaan dengan segala resikonya, namun adapula blok yang bersikap apatis dengan acuh tak acuh dalam menyikapi masalah-masalah kekinian, barangkali kita telah kehilangan musuh bersama sehingga menjadi demikian, dan begitulah yang sering terdengar.

Memang pada kenyataanya, setelah reformasi bergulir, kendati tidak serta merta membuat keadaan sosial, politik dan ekonomi jadi lebih baik, tetapi kebebasan mulai dapat dirasakan bukan hanya oleh kalangan aktivis tapi juga masyarakat pada umumnya. Orang-orang mulai bebas bekumpul, berpendapat, bahkan yang dulunya pengecut intelektual kini mulai berani keluar dari tempat persembunyian dan mengklaim sebagai pahlawan reformasi.

Sistem pemerintahan dirombak dan setelah reformasi, bergulirlah untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih calon pemimpin mereka secara langsung. Setelah kekuasan beralih, keadaan menjadi lebih nyaman, gerakanpun lambat laun mengendur.

Sejatinya mahasiswa merupakan sebuah kekuatan besar yang telah mencatatkan namanya pada panggung sejarah di negeri ini. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Sejak tahun 1908 sampai dengan tahu 1998, mahasiswa menjadi penyeimbang pemerintah yang represif, diktator dan bertindak semena-mena. Ada kebanggan tersendiri, bukan soal menurunkan diktator Soeharto; tetapi bagaimana perjungan akan keadilan dan kesejahteraan itu bisa mahasiswa sumbangkan kepada negara tercinta ini.
Saat ini, sejujurnya mahasiswa kehilangan orientasi gerakan.

Gerakan mahasiswa menjadi mandul, tidak substansif dan hanya sekedar corong sponsor saja. Idealisme yang di agung-agungkan sejak masa lampau akhirnya dengan sendirinya tergerus oleh zaman yang menghadirkan persaingan yang tidak sehat.

Aspirasi mahasiswa menuntut perbaikan dalam segala bidang kehidupan bangsa Indonesia harus dijamin oleh kepastian hukum. Sedangkan yang disebut hukum bagi bangsa Indonesia adalah hukum yang berkedaulatan rakyat, bukan hukum yang hanya menguntungkan dan menguatkan penguasa. Hal inilah yang belum dicapai oleh bangsa kita hingga saat ini. Oleh karena itu yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah mengembalikan kedaulatan kepada rakyat, kedaulatan milik rakyat, kedaulatan rakyat.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah siapa dan bagaimana kedaulatan rakyat dapat dikembalikan ke tangan pemiliknya?. Fenomena ini semakin menakutkan dan saban hari benar-benar mengguritalah sikap apatis dan tidak masifnya perjuangan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.

Kemandulan idealisme menjadi sebuah tuduhan awal untuk menjawab fenomena ini, dan angan sampai hal ini akhirnya menjadi mitos, bahwa kemandulan aksi dan perjuangan mahasiswa bertekuk lutut pada yang namanya fashion and food, atau dalam bahasa trend kita sekarang yang di sebut dengan pencitraan.

Dalam kacamata penulis, realiats yang terjadi kurang lebih sesuai dengan bahasa publik yang sering di ganungkan di dalam media sosial bahwasannya. "Mahasiswa apatis versus mahasiswa idealis (aktivis)."

Mahasiswa sekarang dalam pandangan sosial telah berkotak-kotak, dan masing-masing melindungi idologi kepentingan kelompok dan pribadinya, seperti halnya partai politik, mahasiswa sekarang dikendalikan oleh sebuah sistem kepentingan kelompok tersebut, hingga akhirnya mengakibatkan degradasi pada tingkat pembangunan infrastruktur dan Sumber daya manusia.  Karena srjatinya revolusi sosial haruslah terjadi dengan cara persatuan persepsi mahasiswa dimana sebagai generasi yang memegang tongkat estafet kemajuan sebuah bangsa.

Mendalami persoalan ini, seharusnya mahasiswa tidak mementingkan egisentrisnya atau kesenangan dan kemenangan diri sendiri dan seharusnya tidak perlu ada kotak yang memisahkan mahasiswa agar tercapai mimpi bersama dalam membangun bangsa yang kita cinta bersama ini.

"Perjuang kami sangat mudah karena kami hanya melawan penjajah, sedangkan perjuangan kalian sulit karena melawan bangsa sendiri"
Kutipan di atas tidak seharusnya kita amini dengan cara mengkotak-kmengkotak-kotakan diri dengamasing melindungi ideologi kepentingan, karena srjatinya kita adalah mahasiswa yabg akan memberi warna untuk kemajuan bangsa indonesia.

Sebagai seorang mahasiswa, yang hendak berbuat banyak bagi orang lain disekitar, sebenarnya inilah pilihan yang sebenarnyaharus kita ketahui bersama dan yang harus kita rubah secara totalitas secara bersama. Hilangkan pengkotakan dan satukan kembali seluruh elemen mahasiswa di bawah panji ”kedaulatan rakyat” dan dibawah ideologi "sumpah mahasiswa."

Kita bisa lihat dengan anaoisis bahwa Kemunduran ini merambah sampai kedalam tubuh organisasi-organisasi kemahasiswaan. Banyak mahasiswa yang memilih menjadi intelektual tradisional (rumah-kampus-rumah). Mungkin karena tuntutan hidup yang tidak menganjurkan mahasiswa untuk berlama-lama di kampus. Kuliah hingga 5 tahun atau lebih saat ini, bukan sebuah hal yang patut untuk dibanggakan. Biaya kuliah semakin mahal dari tahun ke tahunnya. Sehingga pilihannya cuma kuliah dan kuliah. Tidak untuk yang lainnya. Dalam kasus ini kita tidak bisa menghakimi kawan mahasiswa yang lainnya sebagai bagian dari yang tidak berkepedulian terhadap persoalan rumit bangsa ini. Hal ini bertolak belakang dengan para aktivis yang menyebut dirinya sebagai pelopor pergerakan atau kaum idealis. Menjadi intelektual organik adalah pilihan hidup. Yang tetap menjaga jangan sampai idealisme mahasiswa untuk memperjuangkan kesejahteraan sirna oleh kemilau kemajuan teknologi yang memudahkan hidup dengan mengenyampingkan semangat berpikir.

Kemampuan berpikir kritis mahasiswa terpasung oleh tawaran menggiurkan bernama globalisasi dan pasar bebas yang menyediakan segala sarana bagi manusia. Juga di dalamnya mahasiswa.

Persoalan kedua elemen (aktivis vs apatis) ini masih berkutat pada saling menjatuhkan dengan argumen masing-masing. Bagi saya secara pribadi cukup logis dan cemerlang dalam hal saling mempertahankan pendapat. Dua blok inilah yang saya yakini selalu bersengketa dikampus manapun. Mahasiswa aktivis menganggap mahasiswa apatis sebagai mahasiswa yang tidak peka, pragmatis, oportunis, pengkhianat intelektual, atau belum menyadari hakikatnya sebagai mahasiswa. Sebaliknya mahasiswa apatis menganggap mahasiswa aktivis sebagai orang-orang yang tidak ada kerjaan, yang sok ikut campur, keras kepala, cari ketenaran dan mengidap penyakit sok pahlawan. Pada keadaan seperti ini, tiap mahasiswa dari blok manapun harus mengedepankan akal sehat sebagai bukti kalau mereka adalah bagian dari komunitas intelektual.

Seharusnya eksistensialisme dan elitisme yang ditampilkan masing-masing blok segera dikikis bahkan dihilangkan, dan seharusnya kita mengingat dan merenungkan kembali catatan-catatan sejarah yang selalu menempatkan mahasiswa kritis ataupun pemuda sebagai pioneer perjuangan dalam menyatakan kebenaran. Jangan samapi blok ini yang dulu pernah berdarah-darah ketika memperjuangkan dan merebut kemerdekaan, menjatuhkan diktator soeharto,dll. Kini menjadi sebuah dongeng sebelum tidur.

Patut pula kita sadari bahwa tanpa radikalisme pemikiran mahasiswa kritis dan dukungan mahasiswa ataupun pemuda pada umumnya, niscaya sampai hari ini sejarah hanya akan melewatkan lembaran-lembaran kosong dalam buku catatanya.

Sampai pada pemikiran ini apa yang selayaknya kita lakukan? Terus maju dan pekikkan terus semangat perjuangan yang tak kenal henti. Sejatinya kita perlu reorientasi arah gerak dan perjuangan mahasiswa. Kita perlu ret-ret mempertanyakan sejauh mana kontribusi kita bagi bangsa ini. Dengan sejenak mengabaikan sejarah, kita perlu turun ke titik nadir untuk berkontemplasi dengan waktu dan diri kita mengkritisi sendiri jalan panjang perjuangan yang telah mahasiswa rintis di negeri ini.

Imbasnya cukup besar, sebagian besar organisasi mahasiswa mengeluhkan hal yang sama. Kekurangan kader militan yang secara kualitas dan kuantitas seimbang. Yang ada bukan hanya kader karbitan yang sesekali waktu bisa meninggalkan organisasi tanpa permisi. Organisasi intra kampus apalagi. Kini saatnya kita bangkit dari tidur panjang dan mimpi indah mengenaiheroiknya perjungan mahasiswa dulu. Itu dulu. Dulu sekali. Lampau.

Sekarang? Penting bagi kita memahami, saatnya kita bangkit dan bersatu. Dengan berbagai macam identitas kita yang perlu kita tampilkan cuma satu: MAHASISWA INDONESIA. Yang bersatu, teguh dan berintelektual. Hilangkan perbedaan kalau persamaan adalah kekuatan kita. Hilangkan persamaan kalau kita bisa menerima perbedaan sebagai jalan keluar terbaik untuk bersatu. Keduanya merupakan pilihan jitu bagi pengembangan kehidupan berbangsa dan bagi masyarakat agar tidak perlu jauh-jauh dari kata sejahtera.

Kita tidak ingin melihat perang saudara antara mahasiswa kritis dan mahasiswa apatis/pragmatis. Jika memang ada sesuatu yang tidak beres, ayo kita duduk bersama, berdialektika, dan mengerucutkan apa ataupun siapa musuh bersama kita dan musu itu adalah kapitalisme. Karena senjata kita adalah kata, dalam semangat persaudaraan, dan tetap berpedoman pada nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kebenaran. Harapan kita adalah seluruh blok mahasiswa (kelompok mahasiswa apapun) dapat bersinergi tanpa harus saling melempar stigma pada blok lain. Betapapun berat masalah-masalah kekinian, sudah seharusnya menjadi topik pembicaraan dan dicari solusi penyelesaianya. Daripada permusuhan, sungguh saya rindu melihat mahasiswa-mahasiswa dari strata sosial, agama, etnis dan latar belakang manapun berteriak dengan lantang dalam satu barisan kalau mereka adalah intelektual Indonesia yang melawan kejoliman di negeri ini dalam untaian pembebasan.

Kita hidup di dunia nyata. Segala impian dan kenangan mengenai perjuangan dan pergerakan mahasiswa bolehlah tetap ada tetapi jangan sampai kita terus terbuai olehnya. Tetap beraksi, fokus, dan mengedepankan intelektualitas sebagai kekuatan satu-satunya kita. Mahasiswa tidak bertindak dengan senjata. Bagi kita, senjata adalah kata-kata yang keluar dari kemurnian hari dan kejujuran dalam bertutur.

Satu lagi "Bangkit melawan diam ditindas"
Salam pembebasan
salam perjuangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia.

INGAT MATI

Foto : ibu dok
Kehadiran maut merupakan isyarat bahwa kehidupan di dunia akan di lanjutkan dengan kehidupan yang Hakiki. Mautlah yang akan membangunkan manusia yang sedang terlena dengan kesenangan sementara, hingga paham bahwa kesenangan dunia adalah sesuatu yang fana dan yang akan memberi ganjaran siksa ketika berada pada fase pertanggung jawaban di dalam kuburan.

Kubur merupakan tempat kediaman, Tanah adalah tempat pembaringan, Cacing menjadi taman, Mungkar dan Nangkir sebagai sahabat yg menilai amalan, dan yang siap menjadi pemberi dan memperlihat segala sesuatu yang akan kita sdrapatkan setelah hari pembalasan di hari kiamat nanti.

Hari kiamat merupakan waktu yang telah di janjikan, yang akan datang tanpa manusia tau dan pasti akan meluluhlantakkan dunia dan segala macam isi dalam semesta. Sedangkan syurga dan Neraka merupakan rumah masa depan bagi setiap jiwa manusia..!

Maka dari itu, sesungguhnya hanya insan yang berakalah yang bisa memahami bahwa kehidupan yang hakiki adalah kehidupan sesudah mati setelah yaumil mahsyar atau yang kita kenal dengan hari pembalasan.

Jadi marilah kita mengingat bahwa Kubur dan akhirat merupakan dua destinasi yg mesti di tempuh oleh setiap insan, yang menjadi tempat dan hunian abadi bagi jiwa semua manuasia. Jadi Hanya dengan menunduk dan beramal ibadah kepadaNyalah yang mampu menyelamatkan diri dari kesengsaraan hany hakiki di akhirat kelak

#Coretan_Malam
Oleh ibu dok

MENULISLAH MAKA ENGKAU AKAN ABADI

Foto : 2LBC (Tule Baca)
Lintas Literasi Bima Comunity
"Belajarlah menulis sampai kau lupa kapan waktunya  harus berhenti menuangkan guratan aksaramu di atas kertas" Gie

Mengapa harus "Nulis?" karena setiap orang setidaknya harus menanam sebatang pohon, memiliki anak atau menulis sebuah buku agar abadi. Ketiga hal tersebut akan melampaui batas usia kita, memastikan bahwa kita tetap di kenang. Kata di atas diucapkan oleh seorang pejuang revolusioner sekaligus penyair, "Jose Marti." dan kata tersebut sudah di setujui dan itu mewakili kesepakatan banyak orang, bahwa buku diciptakan supaya kemanusiaan tidak lenyap begitu saja.

Memang dengan adanya buku, pikiran dan gagasan seseorang akan selalu di kenang. Manusia dari zaman ke zaman dapat terus menikmati kehadiran seseorang melalui ide yang tertulis di buku. Bahkan dalam sebuah peribahasa Latin di kenal dan sudah tidak asing lagi di telinga kita tentang bahasa ini, "Verba Volant, scripta manent" yang artinya : "Kata akan melayang pergi, sementara tulisan tinggal menetap".

Menulislah maka engkau akan abadi dan di kenang oleh sejarah meski pun kau tak punya keturunan yang akan meneruskan nama sekte dan gelar garis keturunan, tapi dengan buku semua itu terlampui. Tentunya tulisan dan pernyataan ini mempunyai rujukan yang jelas, karena kita hampir semua tahu bahwa "Tan Malaka" dan Penyair terkenal kita "Kahlil Gibran", tidak pernah menikah dan tidak punya keturunan, namun melalui karya tulisan dan pikiran-pikiran indahnya. Maka nama mereka tetap abadi sampai sekarang bahkan di gunakan dan di sebut di setiap ada pertemuan dan diskusi forum ilmiah.

Jika kita hanya mengandalkan teori dan kata-kata saja tanpa mengabadikan pikiran tersebut dalam sebuah wadah yang bernama kertas atau dalam milenial ini kita sebut dengan kertas putih bening yang bernama layar LCD Hand Phone (HP), maka pikiran itu hanyalah pikiran tanpa arah dan tujuan yang akan terurai dan ter-erupsi oleh waktu laksana banjir bandang yang membawa sampah-sampah ke laut ketika banjir bandang datang pada satu wilayah atau daerah.

Budaya menulis di Indonesia masih sangat rendah, dukungan pemerintah kepada penulis juga sangat kurang bahkan bisa dibilang tidak ada. Padahal, menulis itu sebuah pekerjaan yang sangat penting dan sangat di butuhkan agar ada keseimbangan informasi yang di dapatkan di dalam bernegara dan berbangsa. Kita bisa melihat Sejarah dan bisa ditelusuri dan dipahami juga karena adanya bukti tertulis dalam prasasti-prasasti yang ditemukan. Juga coba kita lirik kembali bagaimana sejarahnya Tan Malaka, Kahlil Gibran dan banyak lagi yang lainnya. Kedua tokoh tersebut di atas sengaja di ambil sebagai sampel dan di sebut berulang kali dalam tulisan ini karena mereka adalah orang yang abadi namanya dalam menulis meskipun tidak pernah menikah ataupun punya keturunan untuk menceritakan kehidupannya, namun melalui pikiran dan tulisannya, para lingkup intelektual masih saja gencar membahas dan menceritakan sejarah mereka. Ini adalah bukti bahwa menulis adalah bagian dari cara kita mengabdi dan mengabadikan diri terhadap generasi dan sejarah.

Budaya literasi di Indonesia sekali lagi belum memenuhi standar baik itu mutu, baik itu dukungan, baik itu kualitas, baik itu kwantitas dan sebagainya. Terlebih lagi minimnya pendidikan dasar yang di terapkan,dan juga jurangnya komunitas atau sanggar sebagai wadah yang akan mengapreseasi pikiran dan karya para penukis pemula, sehingga sadar atau atau tidak sadar hal itu telah membunuh kemauan dan semangat penulus pemula, sebab minimnya perhatian pemerintah yang mendongkrak juga menyambut kreatifitas dan kemampuan generasi dalam budaya literasi.

Negara lain, tidak udah disebuah sebagai negara maju, karena semua negara sama saja, tidak ada itu negara maju atau negara berkembang, semua negara punya cita-cita sama dan berlomba menjadi negara yang baik di mata rakyatnya dan di mata dunia. Kembali lagi kepada literasi, pemerintahan di negara lain banyak yang sudah memiliki lembaga yang khusus menangani masalah buku, penulis atau sebut saja sebagai literasi. Negara tetangga kita saja, memiliki dewan buku, kerjaan mereka jelas, membantu penulis-penulis untuk menciptakan buku-buku yang bagus. Buku bagus itu yang bagaimana? Buku bagus itu yang ditulis dengan hati senang, ditulis dengan tenang, artinya penulis mendapatkan dana riset, dana penelitian, uang kopi, uang listrik, uang makan dan tetek bengeknya, emang nulis nggak perlu biaya?

Standar hidup penulis di Indonesia tidak tinggi-tinggi amat kok, penulis Indonesia ini hampir semuanya sederhana, standarnya juga simple, ketika penulis keluar rumah anak dan istri di rumah tersenyum, itu saja standarnya. Walapun profesi penulis belum bisa dijadikan sandaran hidup, tetapi banyak penulis yang berani mengambil keputusan dan sikap, sebagai penulis full time, tidak menjadikan penulis sebagai sampingan. Resikonya? Resikonya tidak ada asalkan bisa mengatur management, kapan penulis dapat uang, kapan penulis mengelola uang dan kapan penulis harus memikirkan untuk mendapatkan uang lagi dan lagi dari tulisannya.

Jangan mengandalkan satu titik, fokus boleh hanya pada buku, tetapi cobalah merambah dunia literasi lainnya. Oh ya, apaan sih literasi itu? Ational Institute for Literacy, mendefinisikan Literasisebagai "kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang "multiple Effect" atau dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, adalah hambatan untuk kualitas hidup yang lebih baik terutama kesadaran masyarakat indonesia yang berdemokrasi. Sebagaimana yang di ucapkan oleh pengamat politik Indonesia dalam acara ILC " Infrastruktur tidak membangun Demokrasi, karena Demokrasi itu adalah jalan pikiran bukan jalan tol" maksud yang di tanamkan disana ialah budaya literasi atau kebiasan membaca dan menulis serta intelektual yang rendah maka akan menyebabkan masyarakat demokrasi yang apatis dan tidak mau tau tentang stabilitas Negara dan akan ada kecenderungan terhadap praktik money politic.

Untuk kesekian kalinya, mari kita menulis dan menulis agar indonesia maju dan oubya warna baru dalam sejarah, agar terlahir generasi milenial yang mampu bersaing di kancah sastra bahkan keilmuan di tingkat dunia

Ginanjar Gie
Taman Ama Hami
Kota

IDEALISM POLITICAL AKTIVIS

Oleh : Pemusnah Generasi
Persoalan political negara telah menjadi dinding kokoh yang sulit ditebus para aktivis. Persepahaman beberapa pemimpin daerah hingga pusat soal kepentingan para rakyat, ternyata tidak mengembirakan. Politik kebudayaan telah di menej sedemikian rupa dengan ruh purbasangka. Idiom-idiom tentang hal yang berhubungan dengan stabilitas negara dan isu-isu subversif telah menjadi racun pelumpuh yang menyebabkan rakyat merasai kepeotan dalam pembangunan daerah dan bangsa yang diharapkan bersama. Sebagai orang dan rakyat yang sadar akan nilai kemerdekaan pada kultural dan budaya maka penulis bisa menyimpulkan bahwa ada yang rusak dalam peradaban dan nilai kearifan budaya bangsa ini. Dan bukankah di indonesia sering disebutkan soal globalisasi kebudayaan? Bagi penulis globalisasi kebudayaan yang digembar-gemborkan pemerintah itu hanyalah batas basa-basi sebelum.menjadi basi.

Gelar aksi para aktivis memang banyak menghasilkan gumam dan tak kurang juga masyarakat dan para oknum-oknum menghujat para aktivis indonesia, dengam dalih mengganggu dan tak punya data yang valid dalam menuntut, mereka para penghujat akhirnya semena-mena. Padahal data itu sudaj benar, dan para penguasa menutupinya dengan amplop di bawah meja. Yang ada hanya tekad, tekad dan tekad. Aplikasinya sampai sekarang tidak jua menggembirakan, karna polemik isu yang di suarakan tak sampai di telinga para pejabat negara. Saya teringat pernyataan Aktifis.

"Mempermudah aliran ilmu dan kesenian akan membuka surga pada kita. Mempersulit lalu lintasnya adalah melakukan jenajah terhadap peradaban kita.

Pernyataan aktivis itu benar. Kalimat itu terasa telah menusuk, menikam dan mencincang putus kondisi yang ada sekarang ini. Aktifis telah menetapkan palu hakim dan membuat sebuah pernyataan yang harus diarifi semua pihak. Dia tidak hanya menggugat  kekhawatiran dan kekesalan, akan tetapi juga menjadikan pemerintah pesakitan yang harus mempertanggungjawabkan kebijakan mereka selama ini.


Aktivis rakyat seakan berkata pada pemimpin negara dengan penuh permohonan dan harapan "Salam saya ini ibarat menatapi perahu surat kepada penjabat negara, jika senget ke kiri saya ke kanan, jika senget ke kanan saya ke kiri. Tidak apa saya tidak dapat duduk aman asal saja perahu dapat sampai ke pangkalan dan semua penumpang selamat." ini merupakan sebuah perjuangan dimana ia rela mati untk menyampaikan aspirasi rakyat kepada telinga pemerintah. Jika belum sampai suaranya ini berarti bahwa padatnya belum tentu padu, atau padunya belum tentu padat, dan padat padu itu sendiri belum tentu sebati.


Luka hati kawan-kawan dikampung tetap berdarah "suara mamit perlahan tetapi mendalam dan ia tunduk, walaupun ramai orang terhibur melihat anak-anak pokok itu subur, dengan daunnya yang hijau mengkilat, tetapi tidak menyama dengan kehijaunan dengan pohon pohon bahagia dimasa dulu paska revormasi. Tetapi lebih parah lagi, awan hiba tidak akan terhapus selagi terkenang jasa jasad tokoh para pahlawan yang dilahirkan nenek moyang ditutuh, dipenjarahkan, ditebang, dan dibakar, buru menjadi abu bumi.


Di kota besar begitu..! Bumi putera tidak! Kita mereka hina dengan sebutan Bima tolol, mahu lari kemana? Disini tumpah darah kita! Negara ini, pusaka yang kita warisi dari nenek moyang kita! Seluruh kepulauan Alam Bima milik kita dan tanggungjawab kita sebagai pemuda dan Mahasiswa. Keadaan sekarang darat dan lautnya tanah tumpah darah kita yang rakyat anggap milik dan tanggungjawab kita.


Demi hari depan, aktivis pilih kedua-duanya sebagaimana nenek moyang ku memilih kedua-duanya untuk mengolah ekonomi.Tetapi untuk masa sekarang dan 20/30 tahun akan datang tempat ku dijalan membina diriku dan pemerintah hingga aktivis tempatku di samudra, sebagaimana aktivis bersama rakyat menyandang jalan kebidang undang-undang.


Guru tidak pernah mengajar dan tidak memberikan buku yang mengajar anak negeri untuk membinasakan negeri. Pemerintah adalah penjajah yang kuat dibumi putra dan rakyat tabuh belum pernah tahu untuk bangun melawan pemerintah.


Kesimpulan kami berpandu rakyat, hati kami tidak membelakangi rakyat dalam petaka, selama ini kami jauh dari negeri sendiri, karena kami terpisah dari pada keluarga masing masing : maka kami sebulat suara menentukan tekad jalanan negara, aktivis, masa aksi adalah keluarga kami. Apabila kami mati, kami mahu dikuburkan diparlemen jalanan melalu birai aksi, jenajah kami disempurnakan oleh saudara saudara kami di garis perjuangan.


hingga saat ini aktifis dan rakyat tidak pernah mengucapkan sebaran kata mimpi dan ikatan. Perhubungan aktivis dan rakyat bukanlah dasar perluasan dan perpisahan dan bukan pula dinisbahkan kesan Tumbalnya sang penguasa.Tetapi diatas segala-galanya adalah takdir dibawah kedzoliman penguasa.


hingga penghujung tahun 2018 saya menulis   yang sebentar lagi akan kita tinggalkan ini, betapa masih banyak persoalan yang belum terselesaikan, sebentar lagi segera akan hadirnya tahun 2019 sekaligus tibanya milenea baru, kini terasa kian memperpanjang agenda yang harus kita hadapi pada masa mendatang. Angin segar dan bayang riuh yang di usungnya, mau tidak mau mesti mendedah pikiran aktivis guna menyusun langkah baru menuju keakanan yang jauh. Aktivis rekontruksi setiap sudut peradaban yang pernah aktivis bangun, lalu kita coba menautkannya dalam rangkaian sejarah masa depan. Dan secara futurologis, diam-diam aktivispun berharap menemukan simpul-simpul pencerahan.

KEARIFAN LOKAL YANG MULAI PUDAR DALAM BUDAYA BIMA

Lambang Daerah Mbojo
Mendalami tentang kultural budaya Bima di era milenial yang di pengaruhi oleh majunya peradaban globalisasi tentunya banyak hal dari Tradisi Budaya Bima yang kini mulai pudar dan sudah tidak lagi di jaga nilai keasrian, kemurnian dan nilai kearifan lokalnya. Penulis melakukan studi banding dengan menonton berbagai kesenian yang di tampilkan oleh beberapa sanggar yang ada di Kabupaten dan Kota Bima di berbagai acara kampus yang berada di Kota dan di Kabupaten Bima maupun karya-karya yang di suguhkan di dalam media youtube. Bahwa ada sesuatu yang di hilangkan dari nilai keasrian budaya tersebut dari hasil pantauan dan yang penulis analisis dari pengamatan film-film yang di buat tersebut adalah kecendrungan mengikuti arus global tanpa memperhatikan sesuatu yang merupakan buah Kultur asli, malah yang di hidupkan dan yang tercermin adalah sebuah  peradaban baru yang menghilangkan nilai etika dan estika yang selalu di hidupkan oleh para pendahulu dan para ulama yang telah menanamkan nilai garuda berkepala dua sebagai lambang dearah kita yang berlandaskan islam. Tentunya jika kita berbicara islam maka itu akan bermuara bagaimana tata krama dan tingkah laku yang di atur dan di jaga sedemikian rinci oleh aturan Al-qur'an dan hadist. Dalam hal perfilman ini tentunya adalah sesuatu yang perlu di apresiasi dengan baik, mengingat bahwa perkembangan teknologi tentulah tidak akan membunuh nilai peradaban dan budaya dan begitupun sebaliknya bahwa kultural budaya tidaklah bermaksud membuat kita berpikir primitif dan tidk menerima teknologi yang di subuhkan oleh peradaban modern.

Tapi itulah yang menjadi PR kita bersama, bahwa hasil gagasan dan ide yang di gagas oleh kumpulan atau komunitas tersebut adalah mulai menyampur baurkan perkembangan jaman dalam hal ini tentulah harus di sesuaikan oleh jaman sekarang. Tentunya ini bukanlah masalah karena di era milenial kita di tuntut untuk mencocokan nilai tradisi dengan peradaban yang kita hadapi sekarang ini. Namun ketika kita melihat dari sisi menghidupkan kembali nilai kearifan lokal dan tradisi budaya yang harus di hidupkan, tentunya sangat kontradiktif dengan nilai-nilai budaya yang telah di wariskan oleh leluhur dan nenek moyang kita. Nilai budaya yang seharusnya di jaga dan di rawat oleh masyarakat dalam hal ini adalah tanggungjawab besar bagi pemerintah daerah yang seharusnya memberikan seminar dan melakukan sosialiasasi kepada masyarakat, guna untuk tetap merat dan mencintai nilai warisan budaya, namun hanya satu dari ratusan nilai kearifan lokal yang di hidupkan dan juga hanya sebagian orang yang bisa mengadakan acara dan mengetahui nilai esensial budaya tersebut.

Dalam hal ini dari kacamata saya hanya melihat bahwa hanya satu budaya yang di hidupkan oleh    pemeritah yakni budaya rimpu, dalam hal ini tentunya kita ketahui bersama bahwa kemarin pada awal tahun 2018 di adakannya pertemuan besar dan reunian bersama yang di adakan oleh masyarakat Bima di jakarta tepatnya acara itu di selenggarakan di Monas, tentulah ini adalah sesuatu yang harus kita dukung bersama baha budaya bima bisa terekspos samai ke seluruh penjuru Nusantara, namun mari kita tengok lebih dalam lagi tentang bagaiman bima ini yang sesungguhya. Budaya-budaya yang bernilai sakral kini hanya menjadi cerita lama yangtak pernah di hiraukan kembali oeh khalayak ramai karena bupati kita saja tidak pernah mau memberikan perbupnya terkait pelestarian budaya tersebut. Contohnya, budaya gantao dan kapanca hanya di adakan oleh orang-orang elit saat melakukan pernikahan, kren banyak dari masyaratkat bia yang tidak mampu membayar guna melakukan acara ataupun ritual tersebut. Dan inilah yang menjadi ujuan saya kenapa budaya ini semakin tidak di hiraukan dan tidak di pedulikan terhadap pelestarian keberadaannya.

Selain itu ada nilai kearifan lokal yang mulai di lupakan oleh hampir semua masyarakat Bima bahwa nilai “Wanga Maju (Tanduk Rusa).”, yang sengaja di hidupkan oleh para leluhur sebagai warisan budaya, dan Budaya ini di hidupkan dalam bentuk setiap rumah haruslah di buatkan kayu/balok yang berbentuk seperti tanduk kijang yang baru tumbuh supaya kehidupan penghuni rumah tersebut kuat dan kokoh seperti kuatnya dan kokohnya tanduk tersebut. Namun bisa kita lihat sekarang bahwa gedung-gedung sengaja di bangun dalam bentuk modern, dan kayu yang sebagai nawacita dan falsafah warisan budaya tersebut kini mulai pudar dan nilai filosofisnya kini hanya sebagian orang yang mengetahuinya. Disini  ataupun tidak sengaja, tapi membunuh pelestarin nilai kearifan lokal budaya bima yang selama ini di jaga dengan baik oleh para leluhur kita.
Belum lagi tentang nilai falsafa bima “MAJA LABO DAHU” kini secara struktural di ganti oleh pemimpin daerah kita dengan gaya bahasa yang kita tidak mengerti nilai simbolisnya seperti apa. Bagaimana tidak nilai yang diturun temurunkan oleh leluhur kita di era ini di ganti dengan “BIMA RAMAH” agar elektabilitasnya tinggi, justru menghilngkan kalimat sakral yang di tulis oleh sejarah sebagai cerminan dan ciri khas orang bima. Di tambah lagi kantor Bupati dan Walikota sekarang dapat kita lihat sebagai masjid. Budaya bimanya entah kemana di bawa oleh pemerintahan sekarang.

Dalam hal ini tentulah peran kita sebagai generasi yang berperan aktif dalam bagaimana membangun dan menghidupkan kembali budaya kita yang mulai hilang dan mulai di lindes oleh kemajuan peradaban globalisasi yang secara masif membunuh nilai kearaifan lokal budaya daerah bima yang kita cintai bersama ini. Melalui studi yang coba saya rangkul ini sebagai bahan supaya kita sebagai generasi penerus budaya bima tentulah sangat di harapkan peran aktifnya. Karena yang kita ketahui bersama bahwa majunya sebuah negara dan daerah adalah tidak terlepas dari perjuangan generasi muda, dan terciptanya sebuah peradaban budaya yang di warisi oleh leluhur kita adalah bentuk kecintaan kita kepada sejarah. Karena bapakproklamator kita yang kita kenal dengan “Jas Merah”pernah berkata “Jangan lupakan sejarah”, dan juga mari kita cermati apa yang menjadi pernyataan Winston Churchill (1874-1965), perdana menteri inggris yang memimpin sekutu di era perang dunia II pernah berkata  “Makin lama anda melihat kebelakang maka makin jauh anda melihat kedepan."

Dari paparan di atas saya menyimpulkan bahwa setiap daerah yang menjaga nilai keasrian budaya daerah dan yang selalu mengingat sejarahnya adalah daerah yang mampu dan mumpuni membaca dan melihat situasi perkembangan jaman untuk kemajuan daerah tersebut di masa yang akan datang, maka dari itu, kembali kita mengingat lagi kalimat sakral ini “Jangan Lupakan Sejarah”. Dan hidupkan kembali Kearifan Lokal Yang Mulai Pudar.

PENA LANGIT

Pahlawan Transacts Untuk Menggunakan Berat Tangan Orang Dewasa Dari Bisnis Fountain-Pen Untuk Buku Penyalinan Untuk Mengirim Pria Kotak Hadiah Untuk Pak Tinta Pena Gratis Mengukir Kata-Intl November 2018
Foto : Ilustrasi Puisi (Sumber : tambah.co.id)


Pena adalah mimpi keabadian bagi setiap jiwa manusia, pencetus sejarah peradaban dunia, hanya saja sebagian manusia tak menyadari bahwa apa yang di inginkannya adalah sebuah keabadian nama dalam sebuah guratan aksara yang terangkai dan yang bertuliskan namanya di mata peradaban dan sejarah. Setiap manusia ingin abadi dan di kenang oleh orang lain namun seiring perjalanan waktu keabadian nama yang di idamkan akhirnya menjelma sebagai perbudakan jiwa yang telah menafsirkan bahwa harta dan finansial kebutuhan yang tercukupi adalah tujuan akhir untuk mengabadikan dirinya, dan agar anak-anak dan keturunannya mengingat keabadian namanya. Namun itu akan sementara hanya dalam waktu yang cukup sedikit dan kurun waktu sementara saja, namanya kemudian di lupakan oleh anak dan keturunannya, lewat pergejolakan pembagian harta warisan yang ia tinggalkan. Namun itulah kenyataan yang terjadi, semua nilai keabadian nama hanya mampu di abadikan oleh pena, meski kau menafikannya, tetap nilainya esensialnya tetap demikian.
Sebagaimana socrates termaktum dalam sejarah, ia abadi di mata sejarah sebagai guru dari bapak filsafat dunia yang kita kenal dengan nama plato yang bernama asli aristocles, dialah yang mengabadikan nama socrates dan pikiran socrates, meskipun socrates sendiri tidak punya buku maupun tulisan dalam sejarah dan jamannya. Tapi pena plato mampu menghadirkan sejarah guruya yang meninggal dengan memilih mati demi membela kearifan dan kebijakan pikirannya.Dari situlah kita bisa menyimpulkan bahwa keabadian sejarah dan keabadian nama hanya bisa di abadikan dengan tinta pena.
Sebuah cerita kehidupan berawal dari sebuah pena langit, pena itu nun jauh di  atas sana, di dalam nirwana Tuhan bagi yang percayaakan adanya sebuah agama dan berkeyakinan kepada alam akhiratdan duani ghoib, karenaberbicara tentang dunia ghib dan akhirat adalah erat kaitannya dengan surga dan neraka, bagi yang pecaya tentang itu, pastinya akan melakukan hal-hal baik agar bisa mencapai surga dan pena Tuhan akan menulis takdirnya dengan tinta emas dalam kertas takdir hisab tersebut. Sebuah buku yang berjudul Menuju Tangga Langit seorang sufismen sekaligus gerbang ilmu bagi para pencari Tuhan dalam diri, yang bernama “Ibnu Arabi”, mengatakan bahwa di langit ketujuh tersimpan sebuah pena tuhan yang akan menulis dan menceritakan setiap perjalanan hidup setiap manusia. Ia menjelaskan bahwa setiap perjalanan hidup manusia ini tidak terlepas dari catatan-catatan amal yang menggunakan pena tuhan untuk di pertanggungjawabkan di hari pembalasan kelak.
Semua yang ada di bumi dan di langit ini tidak lepas dari pantauan pena yang akan menulisnya, seorang astronom menulis tentang bagaimana bentuk dan tata letak galaxi, seorang anatomi bercerita tentang sel-sel yang hidup dan mati dalam sebuah tubuh makhluk hidup, seorang dokter kandungan bercerita tentang sperma berikut ovum yang melakukan pembuahan di dalam rahim, berikut bayi tabung yang pernah di lakukan percobaab dan sekarang sudah di praktekan, seorang penyair bercerita tentang kisah-kisah percintaan dan penindasan hati yang pernah terjadi dan yang pernah di lalui oleh manusia yang ada di bumi. Semua tidak terlepas dari sebuah pena yang di tunjukoleh Tuhan sebagaijalantercipta dan terlestarinya sebuah peradaban yang ada di dunia ini,bahkan Al-qura’an umat islam, dan kitab-kitab suci lainya tidak akan pernah sampai pada kita saat ini, jika tidak di tulis dan di abadikan oleh pena.
Sebuah cerita di anatara peperangan meteor dan lapisan atmosfir yang mebuahkan ledakan dan memercikan api hingga dengan mata telanjang manusia mampu meliah sebuah bintang berekor berlari, dan itu kita kenal dengan bintang jatuh yang setiap pasangan muda mengungkapkan harapannya kepada tuhan agar hubungannya tetap langgeng selamanya bahkan sampai ke pelaminan. Hujan terjatuh dan membawa semua kenangan dan sampah-sampah kota, hingga menyebabkan bajir adalah semua rencana Tuhan untuk membuat semua pena berbicara di deadline berita, agar pena berbunyi menceritakan dan mengabadikan setiap kejadian yang adadi bumi,dan gejala-gejala alam yang akan terjadi di atas dunia ini. Laku yang kita buat tak juga bisa lepas dari pantauan pena rakib dan atid untuk menuliskan semua perbuatan baik dan buruknya semuayang kita lakukan, semua pena adalah cerita dan semua cerita adalah pena, tanpa pena maka semua akan hampa dan mati, dia tak akan lama hidup di matasejarah, sebelum ia di abadikan oleh tinta pena.
Reunian terjadi karena pena sejarah tertulis dalam sebuah ijazah, yang mengakuisisi hingga yang memiliki dapat mengakukan diri untuk merasa memiliki semua kenangan saat duduk di bangku sekolah, maupun bangku kuliah. Semua terjadi dan direncanakan oleh Tuhan agar peradaban manusia tak pernah punah untuk mengingat sejarah, sebagaiman bapak revolusioner kita yang kita sebut dan yang kita kenal dengan nama “Jas Merah”. Didalam ayat pertama Al-alaq, menyuruh dan mewajibkan kita untuk membaca, maka lahirlah sebuah adekiu yang mengatakan “membaca adalah menulis dan menulis adalah membaca”.dan pesan yang tertulis di dalam mimpi seorang yang dikucilkan terlahir dalam mimpi, “menulislah, maka engkau akan abadi”.
Keabadian sebuah nama adalah yang paling di agungkan oleh banyak orang,bahkan di dalam peradaban negari china, di haruskan untuk tetap memakai nama sekte ataupun nama ayahnya untuk mengenang jasa orang tua dan nama para leluhurnya yang telah memberiya kehidupan ataupun yang telah melahirkan dan merawatnya hingga ia menjadi sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain.
Dalam dekap doa dan mimpi yang makin menjelma, semua lekukan dari indahmu kembali hadir, berikan sebuah pesona pada jiwa yang hampir mati, karena kerontang akan cinta yang kini tenggelam bersama hilangnya cinta dari dirimu yang tengah aku rindukan. Hamparan sajadah tak mampu membendung semua luka yang tengah ku reguk, disaat semboyan cinta menghantam kepala di sudut malam yang tengah terjengah mengelabui setiap pikiran manusia yang tertunduk dalam satu romansa kisah percintaan. Karena malam adalah penjara hati bagi para insomnia yang menaruh rasa pada sosok yang jauh, yang entah di sebuah pulau keabadian ataupun nirwana Tuhan. Berjuta kiasan para jiwa memaknakan kehadiran malam, di ujung pulau seorang berandal tengah asyik mengisap tembakau surga di balik nikmatnya kamar kontrakannya, semenatar di ujung cakrawala seorang anak manusia hampir mati karena takut akan kehadiran malam yang tengah memberinya kenangan pahit dalam hidupnya yang payah, atas kisah intrik sunyi yang tengah ia lalui waktu demi waktu. sementara aku disini bersama malam menguraikan semua peristiwa dalam hidupku, inci demi inci waktu berputar memberi kenangan berbeda bagi setiap insan.
Perkara malam adalah perkara lilin yang rindu akan pijarnya sebuah cahaya meski itua dalah cahaya bintang kejora di ufuk timur sana, yang memberi isyaratbahwa pagi telah datang kepadaembun agar ia bersiap sedia di sapu oleh panasnya terik matahari yang menghilangkan nilai kesuciannya di atas ilalang-ilalang alam. Hadirkan prosa-prosa sunyi bagi para penyair,menuangkan segala luka dunia kepada sehelai kertas lalu meleburkan semua penat hidupnya lewat curhatannya pada ujung pena. Hingga tertuang sebuah bait keabadian di mata penanya yang berbuny mengalunkan senandung fungsi pena

“Bagaimana pena berbunyi?
Apakah semacama lagu goyang dua jari?
Ah tidak
Cara pena berbunyi ialah kata tanpa suara
Ia mengalir dari pikiran para intelek
Yang ingin merubah alam bawah sadar si pembaca

Pena adalah pasangan hidup bagi suami atau istri
Ia mewakili semua keistimewaan berpikir
Menuangkan segala suka duka
Tanpa ampun menguraikannya laksa banjir bandang melanda hunian warga

Pena adalah pedang
Yang mampu menikam tanpa bersentuhan
Ia bisa mematikan jiwa
Meski jarak berada di cakrawala
Ajiannya mampu memenjarakan setiap manusia
Meluluhlantakkan istana laksana pancasona legenda karmapala

Pena adalah sahabat terbaik
Yang selalu mendatangi setiap kau mau berkeluh kesah
Tanpa bising ia mendengar semua kisah
Hujatan kritikan rayuan bahkan penghambaan
Ia adalah tempat penampung semua kata-kata pun sampah

Sementara para sufismen bercerita
Bahwa di lauhil mahfudz berbunyi suara pena
Penulis takdir bagi setiap jiwa yang bernaung di dalam semesta
Menguraikan jodoh dan semuanya
Sebab itu pena sangat indah
Ia mampu menelanjangi tubuh bahkan dengan satu guratan”
Berbicara tentang pena tak hentinya kita berbicara tentang keabadian kisah, tentang keabadian mimpi pada setiap jiwa yang setiap hari mencurahkan suara hatinya di dalam buku diari, tentang keabadian biografi bahkan oto biografi para tokoh-tokoh revolusi, tentang abadinya ide-ide liar manusia, hingga pikiran teringat akan sebuah kisah di sebuah pulau terpencil yang memberikan kenangan yang sama dengan kisah yang tengah aku rasa saat ini. Kisah itu adalah kisah abadi para pemuja cinta, para pendamba hati, para optimisme pada waktu dan keputusan takdir Tuhan. Guratan-guratan pena yang telah mengabadikan kisah-kisah manusia, kitab-kitab telah mengabadikan banyak kisah manusia. Hingga terpikir olehku menuangkan semua kenangan dari kisah tersebut untuk jua ku abadikan dalam penaku.
Air mata pada keabadian kasih langit kepada bumi kembali tercurah sebagai rahmat bagi penghuni bumi.

“Air mata langit hadirkan pesona pada tiap helain daun pepohonan jati di samping kuburan tua, hingga sang melati memekarkan bunganya sebagi simbol ia telah belia dan memberi tumpuan pasti pada lelaki bujang tanpa ayah di sebuah gubuk samping jalan-jalanan
Sembari melihat pelukan nestapa pada hati yang tengah nelangsa pada kenangan, lelaki itu jauhkan harap pada langit, karena mimpi kini hanyalah sebuah angan di tengah duni yang kini semakin tua
Karena hujan baginya adalah cambuk nostalgia yang sangat mengerikan berikut kenangan pada ayah dan bunda yang telah lama tiada karena terseret banjir tahun lalu

Kenangan itu kembali hadir dalam kenangan pikirannya, ia berandai dalam hati agar di dalam hujan ia berteriak mengutuk langit yang teleh merenggut kebahagiannya dan yang telah membawa kedua orang tuanya terbaring lesu di balik papan yang telah di semai oleh manusia-manusia sosialis
yang tengah asyik berbincang dan memberi ucap kasih pada jiwa mungil yang di tinggal oleh kedua jasad tanpa nyawa yang tengah mereka kuburkan.

Kedua mayat yang sekaligus adalah ayah dan ibu si laki-laki malang itu di kubur di sebelah timur kampung
Ternama kuburan tua yang keramat lagi angker karena di sana adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa arwah penasaran yang meninggalkan kasih sayangnya di atas hamparan tanah merah yang tengah menguburinya

Kuburan tua tanpa hiasan bunga dan pohon kamboja kuyup di lumuri air mata tangisan kerinduan awan
Batu kapur dan batu nisan sebagai tanda bahwa masih ada bekas kehidupan yang tertanam di dalam perut bumi yang tengah di banjiri luapan kesedihan
Banjiri semua makam-makam tua, bekas-bekas sampah dan fosil dedaunan yang telah busuk kini telah di aliri dan di bersihkan oleh kesucian hati yang menumpahkan air mata
Air itu adalah air suci, Rahmat Tuhan yang tersalur lewat bersenggamanya kerinduan dua alam
yang telah tertakdir tak akan bisa bersatu

Air itu kemudian kembali ke muara kemana dan dimana ia berasal
Sebagian meresap ke lubang-lubang tanah dan sebagiannya mengalir ke hilir lalu bermuara di lautan tanpa tepi meski pantai adalah sandaran bagi sebagian jiwa yang tercerai
Lalu air itu kembali hadir di gubuk peot milik seorang petani yang tengah menunggu hasil panen di esok pagi yang tanamannya telah di satukan dengan hilir air kasih sayang yang bermuara ke samudra
Air itu adalah air mata kesakitan petani, karena banjir dan air melimpah ruah sedari pagi telah menenggelamkan padi bawang cabe dan semua hasil taninya

Di seberang pulau seorang gadis belia tengah berdiri di pinggir pantai, dengan mata di lumuri air mata darah
Sempat tertanya olehku lewat mendung yang menghiasi pelataran langit dan juga raut wajahnya
bahwa ada hikayat alam yang tengah ia pecahkan dan sempat harap tertanam dalam hati bahwa ayah yang tengah di nanti di tepi pantai kembali hadir bawakan kebahagian dengan kehiodupan masih bersama raganya
Namun angin laut bertiup angkuh hingga badai di samudra antartika hadir mengajak menari ombak yang ada di tiap muara lautan
Hingga hadirlah duka pada hati si gadis belia yang tengah menanti ayahnya yang telah tenggelam di dasar lautan bersama hujan dan badai yang di bawa oleh kesedihan langit dan kecemburuan awan pada bumi

Gadis malang datang dengan segala harap kepada langit, berpanjat pada setitik harap yang hampir punah karena sakit itu adalah kepedihan yang membawa keyakinan hampir hilang pada ketuhanan
Lalu dengan sedikit yakin yang masih membekas pada kholbu, ia bangkit terperanjat dari keterpurukan karena kepedihan hati karena di tinggalkan oleh ayah dan bunda
Ia berharap di sepertiga malam semoga cinta yang abadi akan terwujud dalam satu fase kesempurnaan pasangan dari alam kejadian ia menjadi seorang jelmaan Hawaniah

Gerakan tangan Tuhan kemudian kembali membelai keduanya, tanpa peduli pada jarak dan waktu, mereka bertemu dalam satu gubuk seorang petani yang tengah meratap karena hasil panen yang seharusnya menjadi penunjag hidupnya di beberapa bulan yang akan datang, kini ludes terbawa oleh alir air ke hilir yang menuju hulu tanpa nurani.
Jiwa-jiwa yang tersakiti oleh hujan kenangan pembawa petaka kini berpaut dalam satu gubuk kecil seorang lelaki tua tanpa istri di tengah hutan yang jauh dari hunian warga
Hingga terciptalah sebuah masa depan baru yang akan memberi warna cerah di masa yang akan datang

Lelaki malang dan si gadis malang itu kemudian bertemu pada satu nasib yang sama dan takdir yang menyamakan untuk di pertemukan, meski mereka adalah jiwa yang terpisah oleh pulau dan  air mata langit dan juga lautan luas yang membentanginya
Mereka adalah satu jiwa yang takdirnya tertulis rapi untuk sebuah ujian jiwa yang di beri kehilangan untuk orang-orang yang mereka kasih dan sayangi berikut yang paling berharga dalam hidup dan kehidupannya
Jiwa-jiwa mereka tengah melalang buana di atas langit, di tengah hamparan samudra, di dalam surga sambil berpelukan dengan kedua orang tuanya, juga sedang merana di atas ranjang yang sudah kusut karena di makan waktu yang tak mau tau akan kepedihan dan kesdihan yang di berikan air mata langit pada kisah mereka

Dengan di wakili walimahan dan wali nikah seorang petani tua di gubuk peot
Kedua jiwa yang di obrak-abrik oleh masa lalu kini menjadi satu, berpaut dalam satu hubungan abadi dalam kesaksian burung-burung yang berkicau di pagi hari dan bunga yang bermekaran tanda kemarau telah tiba dan musim gugur telah sampai dan kebahagian mereka tak akan mungkin bisa di gugurkan oleh musim apapun, karena janji jiwa yang pernah di hina oleh waktu, di sakiti oleh masa adalah benar tak akan menyia-nyiakan orang yang telah memberinya kebahagian setelah badai duka telah terlewati bersamanya.”

Masih tentang malam yang menguraikan segala cerita, dalam bentuk aksara-aksara yang tak terangkai berikut tak pernah tertulis, karena malam adalah penjara jiwa, namun kebebasan bagi pikiran untuk menerawang sesuatu yang bahkan malaikat tak mampu menjangkaunya hadir dalam kepekatan malam. Karena benar adanya bahwa para sufismen menghadirkan setiap sajak-sajak rindunya pada Tuhan, ialah ketika jiwa-jiwa anak manusia tertidur dan terbuai oleh mimpi mati sesaaatnya, maka hadirlah rahmat bagi jiwa yang inginkan wajah-wajah yang tengah di idamkan di pelupuk matanya,meskipun semua itu semu adanya. Ibnu Arabi menilai malam adalah tertutupnya jiwa bagi para manusia yang tak ingin memperdalam dalam perkara Tuhan dan rahasia-rahasia yang di sembunyikan di dalam alam, sementara bagi yang manusia yang mau berpikir malam adalah tempat di bukanya semua pintu surga,berikut rahmat-rahmat Tuahn yang telah di janjikan. Sementara lailatul qadri adalah malam seribu bintang yang di riwayatkan dalam kitab suci bahwa adalah malam yang lebih baik dari seribu malam.
Maka dari itu, waktu sepertiga malam adalah tempat yang paling indah untuk bercumbu dengan Tuhan, meminta dan meluapkan segala keluh kesah sang hamba kepada pencipta. Terangunlah dan bercumbulah dengan doa dan harapan kepada Tuhan semoga apa yang teruntai di aminkan oleh malaikat, agar bisa menerawang semua peristiwa mana yang hendak tangan tuhan kasih untuk kita jumpai dan perkara apa yang akan kita lakukan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Aku sendiri mencintai malam yang di cintai oleh para wali Allah dan para ahli sunnah wal jamaah, agar kiranya rahmat tuhan tetap terjaga dalam jiwaku, meski memori otakku sedikit amnesia karena terlalu lama terpuruk akan kehilangannya.
Taukah kau, aku disini, di tempat biasa kita merenung dan bercanda ria. Di tempat kita melepas penat saat senja, berpuisi, melantunkan sajak-sajak cinta. Aku disini berusaha mengingat semua rentetan peristiwa suka-duka kita, menguraikannya lewat lagu sambil mengingat masa lalu yang penuh romansa indah. Sampai pada sebuah kenangan masa lalu, dimana kita melakukan sebuah percakapan indah. Di sini adalah segala kenangan kita tertulis dengan indah, terangkai segala peristiwa yang membuat hati ini selalu ingin kembali kala masa itu.
Itulah keabadiansejati oleh pena, mengurai segala yang terurai dalam bentuk rumus bahkan simbol, ia adalah keabadian sejati para jiwa yang ingin tenang meninggalkan nanam dan sejarah peradaban untuk dunia. Dan pikiran adalah senjata utamanya bahkan ia mampu menguraikan semua peristiwa dengan guratan pena langit nya.


NARASI BUTA

Ilustrasi puisi
Narasi rindu yang ku untai di awal hari
Merasuk embun di telinga sang alam
Hingga lahirkan intuisi kepekaan pada luka sejarah
Lahirlah sang jalang jalan di mulut pengutuk nostalgia
Yang memberi harapan hampa pada sosok yang masih percaya akan sebuah rasa suci pada nurani

Narasi itu adalah bubuk mesiu
Pembunuh saat ia bertemu dengan suatu gesekan
Berseteru satu dengan lain demi sebuah ego
Hingga jalan pikiran yang satu terbelah pecah berkeping entah seluluh lantak apa
Haus melanda
Kerontang di pelihara
Sang alam bercerita tentang dunia dan penghuni yang rakus akan kemenangan diri
Hingga tak lagi ada nilai yang murni
Bahkan emas kini sudah menjadi barang dagangan penjual asongan
Karena gejolak liar setiap pemikiran yang di pelihara oleh tiap anak manusia

Narasi rindu itu adalah kegoblokan pada diri
Memahami diri ranpa ada pemaknaan diri
Maka filsafat kini bernilai buta
Rindu adalah hampa yang tak berongga
Hingga lahirkan sebuah polemik luka tanpa sayatan
Di neraka bahkan di surga
Itulah luka tanpa
Semu semua
Tanpa makna semua bersuara
Tanpa ilmu ia menjelma sebagai filsuf
Lalu hilang tanpa jejak
Namun suara sucinya masih abadi
Hingga munculkan gejolak pada tunas yang baru lahir

Ah narasi itu kemudian hilang tanpa arti
Sedikitpun tak ounya makna
Teologi dan epistemologi masih di jajal oleh pikiran-pikiran
Lalu menggugurkan nilai pada harafiahnya yang telah bermuara dengan esensi murni

Narasi rindu yang buta
Bahkan semua masih tetap saja kalah padanya
Meski dusta membubuhi tiap perjalanannya
Masih ada kata maaf yang masih terselip di sela-sela luka yang di sayat
Itulah buta yang membunuh
Buta rindu
Rindu buta
Yang di nikmati oleh insan
Yang di abadikan oleh anak manusia
Yang di tiduri oleh jiwa murni para pendamba
Yang di lakoni oleh para penyair
Buta

Perang Ideologi Hingga Mengorbankan Rakyat Indonesia

Ilustrasi tulisan

Ketika negara tak mampu memberi solusi terhadap apa yang di butuhkan oleh masyarakat dan terkait gejolak-gejolak yang terjadi dalam masyarakat tak mampu di pecahkan, maka negara menghadirkan agama untuk terlibat di dalamnya guna untuk menjadi solusi. Namun agama juga tak mampu memberi solusi secara bijak, karena ketika agama hampir bisa menyelesaikan permasalahannya, negara akan muncul mengintervensi semua masalah yang di pecahkan tersebut lalu memasang badan, sehingga citra negara dan elektabilitas rezim (incumbent) mampu terdorong lebih tinggi lagi. Baca : (MOJOK.CO – Setelah santri post Islamisme Sandiaga Uno, santri Jokowi, Kiai Ma’ruf Amin (kalau ini betulan statusnya), kapan Pak Prabowo nyusul?)

Peran Agama yang seharusnya berbicara tentang indahnya surga dan betapa sadisnya masuk di dalam neraka, kini di buat ambruk oleh kepentingan yang membuat terpecahnya umat. Hadirlah, pluralisme, liberalisme dalam doktrin keyakinan sebagai pendekatan sosialisme. Bahwa agama adalah benar yang akan menjadi sandaran ketika ada gejolak yang terjadi dalam tubuh negara, namun ketika kebijakan-kebijakn di berlakukan, maka agama yang di agungkan akan di tenggelamkan di dalam pengambilan keputusan tersebut.

Ketika kita menelaah secara dalam, kita akan menemukan bahwa ada kejanggalan terhadap sesuatu yang terjadi di negeri ini, hingga bisa kita lihat bagaimana isu penistaan Agama kerap terjadi, tentunya kita yang mau berpikir tanpa harus melakukan reaksi yang lebih terhadap strategis dan peran yang di mainkan oleh orang-orang yang punya kepentingan dan yang mau menghancurkan bangsa ini, harus berpikir kembali sebagaimana gagasan guru besar kita H. Abdurrahman Wahid tentang bukunya yang berjudul "TUHAN TAK PERLU DI BELA" tentulah itu akan membanatu kita agar bisa menelaah lebih dalam lagi terkait penyerangan lewat isu dan opini yang sengaja membuat kita bentrok sesama rakyat Indonesia.

Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana mungkin permusuhan ini bisa berjalan dengan masif dan berkepanjangan hingga melibatkan isu-isu bahwa imam besar kita HRS bahkan sedang berada di negara lain mampu di fitna, jika kita berpikir lebih dalam. Dan juga perang opini dan saling persekusi dan mencap satu sama lain dengan kata kotor tanpa kita memikirkan nilai, dan memendang remeh lawan politik, hingga lahirlah kalimat saling ejek-mengejek yang akhirnya berujung ke Meja Hijau. Tentunya ini sudah mencederai nilai Demokrasi yang kita junjung tinggi selama ini, dan ini membuktikan bahwa ada yang melatarbelakangi dan sengaja menjaga gejolak ini, hingga pada saatnya nanti ketika kita terpecah dan menjadi kumpulan sekte-sekte kecil maka dengan sangat mudah mereka yang mempunya renca besar ini bisa meruntuhkan dan menguasai daerah dan negara Indonesia hatta sekalipun dengan mudah. di  sinilah penulis menarik kesimpulan bahwa semua gejolak ini sengaja di rawat dan di ciptakan. jika memang tidak ada intervensi dan kepentingan penguasa di dalamnya, maka dinamika ini sudah terpecahakan dan sudah terselesaikan bahkan sudah lama sekali.

Tapi itulah yang tidak bisa kita just dan menuduh siapa yang bermain disini, karena benar adanya bahwa kedua pesangan capres berikut cawapresnya adalah orang-orang terbaik kepunyaan negeri ini, Tapi dari kacamata penulis melihat bahwa ketiga Ideologi dunia inilah yang membawa kita pada jaman yang serba kebingungan ini.

Bagi penulis Kisah ini mengingatkan kita kepada sejarah munculnya syiah, dan aliran lainnya ketika kepemimpinan khalifah terakhir. Berawal dari persoalan politik, dan gejolak yang di buat oleh abu hanafiah yang haus akan kekuasaan, hingga lahirlah perpecahan dalam tubuh islam. Dan begitulah yang terjadi di indonesia ini jika kita mau kembali kepada kebenaran, dan kemerdekaan berpikir, bahwa semua yang terjadi ini sengaja di ulang kembali, karena 36 strategis berperang dan 48 hukum kekuasaan itu terlahir sebelum Indonesia merdeka, jadi sangat kita tahu dan paham jika kita mengkaji lebih dalam dan jauh bahwa sekarang kita di serang dengan hukum-hukum tersebut, hanya saja ada kelemahan-kelemahan strategi itu yang perlu di perbaiki dan di rubah. Kita dapat melihatnya dengan menengok kembali bagaimana lahirnya UU IT tentang penyebaran hoax, hingga kata Hoax menjadi sebuah pobia yang akan membawa kita pada kedunguan seperti yang di katakan oleh rocky gerung.

Bahkan ketika gejolak PKI muncul dan melakukan kudeta, manipulasi penumpasannya hadir sebagai kiasan skenario yang indah, agar sejarah mampu di manipulasi dan menghadirkan citra bagi yang melakukan perlawanan terhadap PKI. Di dalam buku " Supersemar Palsu : Kesaksian Tiga Jendral, oleh: A Pambudi" membahas tentang bagaiman kebobrokan sejarah tak mampu di pertanggungjawabkan. Ketiga jedral melihat ada kecendrungan yang di manipulasi yang di lakukan oleh si penumpas PKI, bahwa setidaknya ada tiga naskah "SUPERSEMAR" yang entah keasliannya masih di eagukan, dan masih di pertanyakan, jika SUPERSEMAR itu asli, lalu siapakah yang memegang naskah asli "SUPERSEMAR" tersebut.

Belum lagi sejarah-sejarah dan kejadian yang terjadi kesininya, Munir, marsinah, widji tukul, tak usahlah di bahas. Karena itu masih misteri yang harus kita ingat sebagai peristiwa indah yang di bungkus rapi oleh para penguasa Negeri. Sebagaimana yang di tulis dalam Puisi "senkon karta" oleh peri sandi yang di teruskan oleh Tonny JA's, dalam puisi esainya yang di akui oleh para sastrawan bahwa itu adalah jenis sastra baru yang di ciptakan meskipun ada kontroversi di dalamnya yang tak mau mengakui keberadaan puisi esai sebagai sastra baru, namun di sini, penulis tak ingin membahas masalah tersebut, tapi lebih kepada kebobrokan sejarah yang terdiri dari beberapa pengklaiman, dan beberapa versi menurut buku putihnya masing-masing.

kembali ingin saya luapkan bagaimana sejarah itu bisa di manipulasi oleh penguasa, bahkan di nagara Amerika Serikat, yang katanya negara Adi daya, menyimpan dan memendam hitamnya sejarah, dan misteri terbunuhnya presiden Jhon kenedi yang sampai sekarang belum ada titik temunya adalah bukti, bahwa sejarah itu adalah faktor yang tak bisa kita ambil mentah-mentah terhadap apa yang di paparkan oleh perubah dan pelaku opini, hingga sejarah yang benar mampu di tenggelamkan kebenarannya.

Di dalam paparan kecendrungan sejarah yang penulis paparkan tersebut adalah agar kita mampu menelah dan bagaimana cara kita membaca dinamika yang terjadi di dunia ini adalah merupakan peperangan ketiga ideologi besar dunia (Komunis, kapitalis, dan islam). Dan itulah yang terjadi di Indonesia sekarang...!!!!

WATISI TIRAMU KARAWI WALI

Penulis
Di balik kegagalan kecil selalu tersimpan kesuksesan besar begitulah kata motivasi yang beredar bagi para pengusaha, supaya itu bisa menjadi bakal cerminan diri dan jangan sampai kegagalan membuat kita tidak berani untuk mencoba lagi, dan menemukan inovatif baru terkait, cara pemasaran maupun apa saja peluang pasar yang paling besar.

Sebenarnya, semboyan itu telah lama di pakai oleh para leluhur kita, untuk di gunakan sebagai bahasa khas dan bahasa makanan tiap hari, agar tercermin di dalam jiwa tiap harinya adalah generasi yang tak pernah takut dan mundur akibat dari fhobia pada kegagalan.

Bahasa ini di waktu kita masih anak-anak sering di gunakan untuk sebagai mantra penyembuh ketika menangis jika terjatuh, kesayat kater, atau kecelakaan kecil lainnya. Kata-kata "TIS TIRA KARAWI WALI" Adalah filosofis kehidupan rakyat bima, yang tak mengenal akan ketakutan dalam kegagalan, itulah yang membuat saya berpikir bahwa kata-kata itu bukanlah sebuah mantra, tapi itu adalah sebuah doktrin halusinasi supaya pribadi generasi itu kuat, dan tidak pernah gampang untuk menyerah dalam keadaan apapun.

Pagi

#Gie

HIMBAUAN UNTUK CAPRES DAN WAKIL CAWAPRES

Foto : visi dan misi capres dan wapres RI
Sumber : Kompas.com
Para calon pemimpin negeri ini diharapkan untuk saling memperlihatkan gagasan dan ide, serta kepintaran dalam menanggapi persoalan bangsa, jangan mencari kelemahan lawan guna untuk menunjang elektabilitas.

Kita adalah rakyat bodoh yang belum mengerti tentang laju polimik politik nasional, maka dari itu di harapkan kepada capres dan cawapres bisa saling beradu argumentasi atau saling memperlihatkan bagaiman cara terbaik untuk menanggapi segala masalah di dalam negeri ini.

Kalian adalah calon pemimpin yang akan membawa perubahan bagi bangsa dan negeri ini maka sebab itu perlihatkan figure kalian yang bisa mengayomi dan mengajak kami (rakyat) untuk bagaimana bersikap demokrasi dan memilih pemimpin yang baik.

Janganlah kalian sebagai panutan dan cerminan kami sebagai rakyat mengajarkan kami tentang bagaimana menyikut kiri dan kanan agar apa yang di inginkan tercapai. Terlebih lagi, kami rakyat menghimbau agar isu-isu kelemahan lawan dalam setiap media di kurangi guna untuk menjaga kestabilan bangsa. Karena kampanye dan saling menghujat di berbagai situs sosial media setiap hari kerap terjadi.

Dari persoalan saling menghujat di dunia maya tersebut, itu adalah awal dari ketidakamannya serta tidak nyamannya rakyat dalam sebuah negara, sebab dalam hal itu, peran opini publik di dunia nyata akan juga ikut dalam hal tersebut. Boleh jadi bisa saling bacok membacok atau saling mengajak untuk bertemu guna untuk saling memperlihatkan siapa yang menang dalam adu isu atau adu jotos.

Maka dari itu penulis menghimbau seperti kata Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam salah satu media online nasional Kompas.com, bahwa jika hanya menggoreng isu kapan rakyat bisa pintar berpolitik.

Maka di harapkan kepada para capres dan wakil capres, untuk segera menarik dan mengurangi isu untuk menjatuhkan lawan politik, sebab itu adalah cacat untuk kami rakyat yang masih awan dalam hal politik demokrasi.

Satu hal lagi yang perlu di ingat dan di cantumkan oleh para calon pemimpin negeri ini bahwa, jika hanya menggoreng isu untuk menjatuhkan lawan, ibu-ibu di pasar pun bisa dan mungkin mereka yang lebih jago, dalam hal gosip dan isu-isu terkait aib atau kelemahan lawan politik.

Jangan lagi kalian, kita, atau siapapun  yang merasa terdidik dan berpendidikan ikut juga dalam penggorengan isu seperti ibu-ibu di depan gerobak mas penjual sayuran.

Gie

HIDUP TAK ADA YANG MUDAH

Foto : ilustrasi motivation
Tidak ada yang mudah dalam hidup ini
Tidak ada sesuatu permasalahan yang seperti pikiran
Karena pikiran dan yang kita pikirkan hanyalah hayalan, sebab itu apapun yang kita bayangkan dalam hidup ini, tidak akan terwujud dengan mudah seperti apa yang kita inginkan, melainkan yang paling mudah ialah pikiran berikut hayalan itu sendiri

MEDIA ADALAH SENJATA PENGUASA

Foto : sang penulis 

Media merupakan aset penting dalam keberlangsungan masa depan negara dan bangsa.

Karena memang satu tinta pada pena yang turukir dalam sebuah media bisa membungkam  ribuan penguasa dan bisa pula sebaliknya. Pemimpin besar bahkan diktator sekalipun dibelahan dunia manapun banyak yang rontok dengan keperkasaan sebuah pena, atau dimasa sekarang jari-jari wartwan yang menari di atas keyboard komputernya.Tarian jemari itulah yang mengantarkan semua fakta untuk dipublikasikan.

Akibatnya media dengan segala keunggulannya mampu mempengaruhi opini publik hingga berujung tumbangnya kekuasaan, sekali pun dia teramat berkuasa. Kekuasaan akan tumbang jika jari jemari wartawan sudah mulai menari- nari.

Tak bisa di pungkiri bahwa media adalah senjata revolusi masa kini. Media massa menjadi bagian dari alat kekuasaan yang bekerja seakan secara berideologi untuk membangun kepatutan terhadap kelompok yang berkuasa.

 Negeri ini, keampuhan media masa baru terlihat seketika setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 mei 1998, tepatnya semasa orde reformasi tiba. Berbagai tokoh besar dan kecil rontok dan jatuh dari kursinya. Sedikit Banyak hal itu dipengaruhi oleh kekuatan media massa.

Disisi lain Antonio Gramsci (1971, dalam Al Zastrouw 2000) melihat media merupakan arena pergulatan antar ideologi yang saling berkompetisi, Gramsci berpandangan media massa sebagai ruang bagi semua ideologi, Ini berarti media bisa menjadi alat penguasa, alat legitimasi, juga control terhadap wacana publik. Namun, dia juga bisa menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan, seperti yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia. Media juga bisa menjadi alat membangun kultur dan ideologi yang dominan bagi kepentingan kaum elit, sekaligus menjadi instrumen perjuangan kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi tandingan.
Media juga bisa memberikan pengaruh positif dan bisa saja negatif, pengaruh tersebut bersifat relatif bergantung pada yang idiologi pengendali, itulah yang menyebabkan kenapa media sebagai kekuatan raksasa yang sangat diperhitungkan.
Selain itu Pers atau Media secara kelembagaan memilikikode etik dan kesempatan yang sama untuk memberikan pemaknaan terhadap realitas sosial serta mencoba mempengaruhi khalayak dalam pikiran, gagasan maupun nilai-nilai yang dianggap baik oleh si penyampai pesan (komunikator) atau pengelolanya.
Menurut wartawan senior Parni Hadi, Jurnalis yang baik harus memahami banyak persoalan dan berwawasan luas, karena pada hakikatnya jurnalis adalah jendela yang menghubungkan sebuah ruangan dengan dunia luar, maka jurnalis harus menjadi jendela yang senantiasa terbuka, jernih bagi siapa saja yang hendak memandang dari luar maupun dari dalam jendela.

Persoalan mengenai realitas yang akan diliput media massa adalah perdebatan paling penting diantara kubu kaum pluralis dengan nalar kritis. Mereka para penulis pluralis melihat apa yang terjadi, apa yang terlihat adalah fakta sebenarnya yang dapat dilihat dan diliput. Sebaliknya pandangan kritis melihat relitas yang hadir sesungguhnya merupakan realitas yang terdistorsi.

Hal ini berarti realitas yang ditampilkan media bukan yang sesungguhnya, tetapi telah dipoles sedemikian rupa untuk kepentingan dominan.  Dalam konteks ini media menjadi semacam alat untuk mensosialisasikan kelompok tertentu.
Menjadi Persoalan bangsa Indonesia bagaimana keadaan media massa saat ini, sehingga terkadang dapat diamati media yang satu memihak salah satu komunitas tententu sesui konspirasi semula, sehingga pemberitaan media tersebut selalu berulang-ulang ditayangkan di televis maupun media online.   Sehingga hadir pertanyaan,  apakah masih ada media yang netral dan independen dalam memberitakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara secara meluas dan bersifat netral  bagi konsumen atau penontonnya, media cetak dan media online seakan menjadi cambuk yang menakutkan bagi seluruh rakyat yang indonesia,  terlebih lagi kaum tertindas.
Mungkin rakyat sudah bisa menilai media yang telah berpihak pada seseorang elit atau oada kelompok tertentu, sehingga berita tersebut selalu mencoba menyudutkan lawan semisal dalam hal politik.  seperti kita Tahu TV one itu punya Aburizal Bakri, Metro Tv itu punya Surya palo, semua sudah memahami isi pemberitaan mereka yang seakan memiliki suatu kendati dan bisa dikatakan pro dan kontrak.
Ini adalah Bayangan nyata yang terjadi di Indonesia, dimana media sudah tidak lagi menempatkan posisinya sebagai control sosial dan penetralitas serta balance dalam pemberitaan, semuanya hanya dijadikan alat kepentingan politik, maka yang tidak memiliki media akan selalu mendapat kritik pedas meski kesalahannya hanya sedikit.
Kita hanya berharap ada perubahan dalam media massa kita saat ini yaitu netral dan balance, karena untuk control sosial yang lebih terarah buat masyarakat dalam hal penyampaian informasi. Apa lagi media memiliki kode etik sendiri,  harusnya menjadi dasar bagi media untuk menunjukan sikap independensi tanpa tendensi politik dan lain sebagainya.

Penulis : KILLING LAW