Perjuangan Perempuan yang Hanya di Pandang Sebelah Mata

Foto : Penulis
Di dalam masyarakat sekarang ini, dimana laki-laki mendapatkan lebih banyak kesempatan buat menggendalikan akal pikirannya, tak sedikit kaum laki-laki yang kebanyakan menduduki tempat-tempat kemegahan ilmu dan pengetahuan. Didalam masyarakat sekarang ini, Dimana kaum perempuan banyak yang masih dikurung, banyak yang tidak di kasih kesempatan maju di garda depan dan terjun langsung dilapangan masyarakat.

Banyak dari sebagian laki-laki mengharamkan keberadaan perempuan sebagai bagian dari garda depan masa depan sebuah bangsa, bahkan ada juga yang berpendapat bahwa wanita adalah sampah masyarakat, yang hanya sebagai hiasan rumah yang hanya cocok di sebut sebagai implementasi kasur, dapur dan sumur. Pahaman awam terhadap nilai dan hadirnya sebuah peran perempuan terhadap fungsi dan koadrat dari arti kehadiran perempuan masih juga di pertanyakan eksistensi peran perempuan, dapat kita lihat keadaan di dalam masyarakat saat ini, yakni fungsi menjadi ibu: menerima benih anak, mengandung anak, melahirkan anak,menyusui anak, memelihara anak terhadap kodrat inipun dunia laki-laki masih kurang menghargai kaum perempuan

Sebuah pergerekan hanyalah milik lelaki, bahkan seorang perempuan di anggap hanya srbagai sampah dalam sebuah masa aksi, sehingga lahirlah sebuah paradigma baru atau memang srngaja dilahirkan sebuah paradigma baru ini bahwa wanita  di haramkan dalam sebuah perjuangan, maka tidak heran sekarang menjadi krisis atau minimnya kaum perempuan yang berilmu dan berpengetahuan memadai apalagi yang membubung di udara, sangat minim sekali...!!!!
Bendera Liga

Maka oleh karena itu, justru dengan alasan kurang dikasihnya kesempatan oleh masyarakat sekarang kepada kaum perempuan, maka dari itu kita wajib berikhtiar dan membongkar ketidakadilan dan keterbelakangan dan primitifnya cara berpikir masyarakat terhadap kepada kaum perempuan.

Di dalam kelompok inilah perempuan telah mulai menjadi makhluk yang di taklukan  "pembahagian-pekerjaan" adalah sebabnya ketaklukan itu.
maka lambat laut pecahlah persatuan gens yang sediakala itu, pecalah pergaulan hidup secara sama rata sama rata itu.

Perubahan sebagai satu revolusi besar didalam susunan masyarakat, sudah tentu tidak terjadi sekaligus seperti membolak balikan telapak tangan atau yang kita kenal dalam dunia sulap "bim salabim abra kadabra" lalu berubahlah paradigma-paradigma tersebut, tetapi mungkin akan menghabiskan waktu puluhan, bahkan ratusan tahun. Perempuan tidak selamanya mau menyerah begitu saja, digugurkan dari kedudukanya yang tinggi. Sebagai ungkapan terakhir ialah bahwa, ada suatu riwayat yang mwngatakan bahwa Perempuan adalah tiang negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk