Tampilkan postingan dengan label Motivation Article. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivation Article. Tampilkan semua postingan

Nama-nama Novel dan Pesan yang Terkandung di Dalamnya

Foto : ilustrasi tulisan
Cantik itu luka adalah sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan perempuan melawan penindasan dan menghidupkan kebenaran.

Babi Hutan adalah sebuah novel yang menceritakan tentang siapa kekuatan dan kekuasaan yang berada di atas presiden.

Batavia adalah novel yang menceritakan tentang seorang wanita yang berjuang membebaskan rakyat Indonesia dengan sebatang Pena.

Memoar sang presiden adalah sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan aktivis yang mendekam dalam penjara karena tertipu oleh hasutan seorang perempuan.

Tuhqn izinkan aku jadi pelacur adalah novel yang menceritakan tentang seorang eanita yang inginkan ada kesetaraan gender dan memperjuangkan emansipasi wanita.

Hujan adalah novel yang menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang di tinggal mati oleh orang tuanya tapi mampu menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Rembulan tenggelam diwajah mu adalah sebuah novel yang menceritakan tentang seorang suami yang sangat cinta akan istrinya dan selalu berharap istrinya kembali meskipun dia telah lama meninggal. Dengan  kata lain harapan adalah kekuatan dan Do'a adalah energi penumbuh kekuatan.

Petala cinta adalah novel yang menceritakan tentang jika mencintai karena Allah harus ikhlas melepasnya karena Allah jua.

Dilan 1990-1991 dan pengakuan dilan adalah novel berkelajutan yang menceritakan bahwa dalam berhubungan tidak harus mengekang atas nama cinta dan kasih sayang karena itu akan membuat hubungan itu renggang dan berakhir dengan kata perpisahan.

Dunia shopies adalah novel yang menceritakan bahwa dalam berfilsafat bukan tentang menghafal teori sebagai ilmu pengetahuan, tapi tentang berjiwa ingin mengetahui.

Iblis menggugat Tuhan adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa sebuah kesalahan bukan dari faktor eksternal melainkan faktor internal pribadi manusia dengan kata lain "Rubahlah dunia dalam dirimu niscaya dunia di luar sana akan berubah mengikutimu.

Agama Cinta adalah sebuah novel yang menceritakan tentang bagaimana seorang manusia harus tunduk dan patuh terhadap lingkaran skenario takdir yang di mainkan oleh pena Tuhan agar ia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Bidadari untuk Ikhwan adalah novel yang menceritakan tentang bagaimana seorang lelaki harus menghargai wanita dan taat kepada Aturan Tuhan agar mendapatkan kenikmatan surga.

Ayat-ayat cinta 2 adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa sesuatu yang hilang pasti akan datang jika kita mengharapkannya untuk kembali.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa mencintai tidak harus memiliki.

Minak jinggo adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa tidak selamanya di hina akan terhina, namun dengan hinaan tersebut kita menjadi pribadi yang lebih kuat untuk mendapatkan kekuatan juga kekuasaan.
Gie
^Kopi_kenangan

PENYEBAB DEGRADASINYA PERGERAKAN MAHASISWA

Foto : penulis
Penulis : Desti
Editor : Ginanjar Gie

"Masa kini adalah masanya kita. Siapa yang diam, dia akan ditinggalkan dan dilupakan oleh Sejarah. Hanya orang kritis dan beranilah yang membuat perubahan”

Sejak jatuhnya Soeharto pada bulan Mei 1998, mahasiswa Indonesia terpecah menjadi dua blok besar. Kalau dulu mahasiswa berhimpun dalam satu barisan untuk melawan rezim diktator yang terkenal otoriter dimana tenaga, waktu, air mata, keringat, bahkan darah menjadi taruhannya, dimana para martir intelektual berguguran dan betapa mahal dampak huru hara setelah peristiwa-peristiwa tersebut, kini mereka seperti terpecah.

Saat ini terdapat blok yang melanjutkan tradisi heroik sebagai kekuatan parlemen jalanan yang blak-blakan saat menyoroti masalah kebangsaan dengan segala resikonya, namun adapula blok yang bersikap apatis dengan acuh tak acuh dalam menyikapi masalah-masalah kekinian, barangkali kita telah kehilangan musuh bersama sehingga menjadi demikian, dan begitulah yang sering terdengar.

Memang pada kenyataanya, setelah reformasi bergulir, kendati tidak serta merta membuat keadaan sosial, politik dan ekonomi jadi lebih baik, tetapi kebebasan mulai dapat dirasakan bukan hanya oleh kalangan aktivis tapi juga masyarakat pada umumnya. Orang-orang mulai bebas bekumpul, berpendapat, bahkan yang dulunya pengecut intelektual kini mulai berani keluar dari tempat persembunyian dan mengklaim sebagai pahlawan reformasi.

Sistem pemerintahan dirombak dan setelah reformasi, bergulirlah untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih calon pemimpin mereka secara langsung. Setelah kekuasan beralih, keadaan menjadi lebih nyaman, gerakanpun lambat laun mengendur.

Sejatinya mahasiswa merupakan sebuah kekuatan besar yang telah mencatatkan namanya pada panggung sejarah di negeri ini. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Sejak tahun 1908 sampai dengan tahu 1998, mahasiswa menjadi penyeimbang pemerintah yang represif, diktator dan bertindak semena-mena. Ada kebanggan tersendiri, bukan soal menurunkan diktator Soeharto; tetapi bagaimana perjungan akan keadilan dan kesejahteraan itu bisa mahasiswa sumbangkan kepada negara tercinta ini.
Saat ini, sejujurnya mahasiswa kehilangan orientasi gerakan.

Gerakan mahasiswa menjadi mandul, tidak substansif dan hanya sekedar corong sponsor saja. Idealisme yang di agung-agungkan sejak masa lampau akhirnya dengan sendirinya tergerus oleh zaman yang menghadirkan persaingan yang tidak sehat.

Aspirasi mahasiswa menuntut perbaikan dalam segala bidang kehidupan bangsa Indonesia harus dijamin oleh kepastian hukum. Sedangkan yang disebut hukum bagi bangsa Indonesia adalah hukum yang berkedaulatan rakyat, bukan hukum yang hanya menguntungkan dan menguatkan penguasa. Hal inilah yang belum dicapai oleh bangsa kita hingga saat ini. Oleh karena itu yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah mengembalikan kedaulatan kepada rakyat, kedaulatan milik rakyat, kedaulatan rakyat.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah siapa dan bagaimana kedaulatan rakyat dapat dikembalikan ke tangan pemiliknya?. Fenomena ini semakin menakutkan dan saban hari benar-benar mengguritalah sikap apatis dan tidak masifnya perjuangan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.

Kemandulan idealisme menjadi sebuah tuduhan awal untuk menjawab fenomena ini, dan angan sampai hal ini akhirnya menjadi mitos, bahwa kemandulan aksi dan perjuangan mahasiswa bertekuk lutut pada yang namanya fashion and food, atau dalam bahasa trend kita sekarang yang di sebut dengan pencitraan.

Dalam kacamata penulis, realiats yang terjadi kurang lebih sesuai dengan bahasa publik yang sering di ganungkan di dalam media sosial bahwasannya. "Mahasiswa apatis versus mahasiswa idealis (aktivis)."

Mahasiswa sekarang dalam pandangan sosial telah berkotak-kotak, dan masing-masing melindungi idologi kepentingan kelompok dan pribadinya, seperti halnya partai politik, mahasiswa sekarang dikendalikan oleh sebuah sistem kepentingan kelompok tersebut, hingga akhirnya mengakibatkan degradasi pada tingkat pembangunan infrastruktur dan Sumber daya manusia.  Karena srjatinya revolusi sosial haruslah terjadi dengan cara persatuan persepsi mahasiswa dimana sebagai generasi yang memegang tongkat estafet kemajuan sebuah bangsa.

Mendalami persoalan ini, seharusnya mahasiswa tidak mementingkan egisentrisnya atau kesenangan dan kemenangan diri sendiri dan seharusnya tidak perlu ada kotak yang memisahkan mahasiswa agar tercapai mimpi bersama dalam membangun bangsa yang kita cinta bersama ini.

"Perjuang kami sangat mudah karena kami hanya melawan penjajah, sedangkan perjuangan kalian sulit karena melawan bangsa sendiri"
Kutipan di atas tidak seharusnya kita amini dengan cara mengkotak-kmengkotak-kotakan diri dengamasing melindungi ideologi kepentingan, karena srjatinya kita adalah mahasiswa yabg akan memberi warna untuk kemajuan bangsa indonesia.

Sebagai seorang mahasiswa, yang hendak berbuat banyak bagi orang lain disekitar, sebenarnya inilah pilihan yang sebenarnyaharus kita ketahui bersama dan yang harus kita rubah secara totalitas secara bersama. Hilangkan pengkotakan dan satukan kembali seluruh elemen mahasiswa di bawah panji ”kedaulatan rakyat” dan dibawah ideologi "sumpah mahasiswa."

Kita bisa lihat dengan anaoisis bahwa Kemunduran ini merambah sampai kedalam tubuh organisasi-organisasi kemahasiswaan. Banyak mahasiswa yang memilih menjadi intelektual tradisional (rumah-kampus-rumah). Mungkin karena tuntutan hidup yang tidak menganjurkan mahasiswa untuk berlama-lama di kampus. Kuliah hingga 5 tahun atau lebih saat ini, bukan sebuah hal yang patut untuk dibanggakan. Biaya kuliah semakin mahal dari tahun ke tahunnya. Sehingga pilihannya cuma kuliah dan kuliah. Tidak untuk yang lainnya. Dalam kasus ini kita tidak bisa menghakimi kawan mahasiswa yang lainnya sebagai bagian dari yang tidak berkepedulian terhadap persoalan rumit bangsa ini. Hal ini bertolak belakang dengan para aktivis yang menyebut dirinya sebagai pelopor pergerakan atau kaum idealis. Menjadi intelektual organik adalah pilihan hidup. Yang tetap menjaga jangan sampai idealisme mahasiswa untuk memperjuangkan kesejahteraan sirna oleh kemilau kemajuan teknologi yang memudahkan hidup dengan mengenyampingkan semangat berpikir.

Kemampuan berpikir kritis mahasiswa terpasung oleh tawaran menggiurkan bernama globalisasi dan pasar bebas yang menyediakan segala sarana bagi manusia. Juga di dalamnya mahasiswa.

Persoalan kedua elemen (aktivis vs apatis) ini masih berkutat pada saling menjatuhkan dengan argumen masing-masing. Bagi saya secara pribadi cukup logis dan cemerlang dalam hal saling mempertahankan pendapat. Dua blok inilah yang saya yakini selalu bersengketa dikampus manapun. Mahasiswa aktivis menganggap mahasiswa apatis sebagai mahasiswa yang tidak peka, pragmatis, oportunis, pengkhianat intelektual, atau belum menyadari hakikatnya sebagai mahasiswa. Sebaliknya mahasiswa apatis menganggap mahasiswa aktivis sebagai orang-orang yang tidak ada kerjaan, yang sok ikut campur, keras kepala, cari ketenaran dan mengidap penyakit sok pahlawan. Pada keadaan seperti ini, tiap mahasiswa dari blok manapun harus mengedepankan akal sehat sebagai bukti kalau mereka adalah bagian dari komunitas intelektual.

Seharusnya eksistensialisme dan elitisme yang ditampilkan masing-masing blok segera dikikis bahkan dihilangkan, dan seharusnya kita mengingat dan merenungkan kembali catatan-catatan sejarah yang selalu menempatkan mahasiswa kritis ataupun pemuda sebagai pioneer perjuangan dalam menyatakan kebenaran. Jangan samapi blok ini yang dulu pernah berdarah-darah ketika memperjuangkan dan merebut kemerdekaan, menjatuhkan diktator soeharto,dll. Kini menjadi sebuah dongeng sebelum tidur.

Patut pula kita sadari bahwa tanpa radikalisme pemikiran mahasiswa kritis dan dukungan mahasiswa ataupun pemuda pada umumnya, niscaya sampai hari ini sejarah hanya akan melewatkan lembaran-lembaran kosong dalam buku catatanya.

Sampai pada pemikiran ini apa yang selayaknya kita lakukan? Terus maju dan pekikkan terus semangat perjuangan yang tak kenal henti. Sejatinya kita perlu reorientasi arah gerak dan perjuangan mahasiswa. Kita perlu ret-ret mempertanyakan sejauh mana kontribusi kita bagi bangsa ini. Dengan sejenak mengabaikan sejarah, kita perlu turun ke titik nadir untuk berkontemplasi dengan waktu dan diri kita mengkritisi sendiri jalan panjang perjuangan yang telah mahasiswa rintis di negeri ini.

Imbasnya cukup besar, sebagian besar organisasi mahasiswa mengeluhkan hal yang sama. Kekurangan kader militan yang secara kualitas dan kuantitas seimbang. Yang ada bukan hanya kader karbitan yang sesekali waktu bisa meninggalkan organisasi tanpa permisi. Organisasi intra kampus apalagi. Kini saatnya kita bangkit dari tidur panjang dan mimpi indah mengenaiheroiknya perjungan mahasiswa dulu. Itu dulu. Dulu sekali. Lampau.

Sekarang? Penting bagi kita memahami, saatnya kita bangkit dan bersatu. Dengan berbagai macam identitas kita yang perlu kita tampilkan cuma satu: MAHASISWA INDONESIA. Yang bersatu, teguh dan berintelektual. Hilangkan perbedaan kalau persamaan adalah kekuatan kita. Hilangkan persamaan kalau kita bisa menerima perbedaan sebagai jalan keluar terbaik untuk bersatu. Keduanya merupakan pilihan jitu bagi pengembangan kehidupan berbangsa dan bagi masyarakat agar tidak perlu jauh-jauh dari kata sejahtera.

Kita tidak ingin melihat perang saudara antara mahasiswa kritis dan mahasiswa apatis/pragmatis. Jika memang ada sesuatu yang tidak beres, ayo kita duduk bersama, berdialektika, dan mengerucutkan apa ataupun siapa musuh bersama kita dan musu itu adalah kapitalisme. Karena senjata kita adalah kata, dalam semangat persaudaraan, dan tetap berpedoman pada nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kebenaran. Harapan kita adalah seluruh blok mahasiswa (kelompok mahasiswa apapun) dapat bersinergi tanpa harus saling melempar stigma pada blok lain. Betapapun berat masalah-masalah kekinian, sudah seharusnya menjadi topik pembicaraan dan dicari solusi penyelesaianya. Daripada permusuhan, sungguh saya rindu melihat mahasiswa-mahasiswa dari strata sosial, agama, etnis dan latar belakang manapun berteriak dengan lantang dalam satu barisan kalau mereka adalah intelektual Indonesia yang melawan kejoliman di negeri ini dalam untaian pembebasan.

Kita hidup di dunia nyata. Segala impian dan kenangan mengenai perjuangan dan pergerakan mahasiswa bolehlah tetap ada tetapi jangan sampai kita terus terbuai olehnya. Tetap beraksi, fokus, dan mengedepankan intelektualitas sebagai kekuatan satu-satunya kita. Mahasiswa tidak bertindak dengan senjata. Bagi kita, senjata adalah kata-kata yang keluar dari kemurnian hari dan kejujuran dalam bertutur.

Satu lagi "Bangkit melawan diam ditindas"
Salam pembebasan
salam perjuangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia.

TANGGA MENUJU LANGIT

Foto : HMI
Kesendirian merupakan inspirasi terhebat untuk meluapkan segala hal-hal indah dalam guratan tinta, menghasut imaji untuk terbang menuju dimensi langit, mencapai arasy hingga menyapu dinding penghalang antara ilusi dan rasa.

Melampaui ini, menjadikan diri merasa terkungkung di bawah majazi istimewa, memukhliskan segala skenario langit pada tiap tapak kaki dan pada sesuatu yang harus di gapai untuk membezakan sesuatu yang telah di beri oleh yang maha rahman dan yang maha rahim.

Kita sebagai insan dan makhluk yang paling sempurna di antara makhluk-Nya di tuntut untuk mencapai arasy dalam perjumpaan sebelum terpisah jasad dan ruh. Menemui sang khalik yang tersembunyi di balik netra yang tak terlihat. Ia kekal abadi di dalamnya namun tidak pula kita mampu melihat DzatNya yang maha Agung. Ia berada di antara dua sisi hamba yang di cipta dan hamba yang tujuannya untuk di ciptakannya hamba.

Manusia yang tinggi ialah manusia yang bisa melampaui segala aspek kehidupan sosial, kita terbangun di dalam gelap tanpa gemerlap cahaya, kita kembali meminta ncaha untuk di pancarkan dala jiwa melalui mata hati yang bersih dari pengatuh kemegahan dunia. Ikhlas yang sering di gaungkan itulah jalan menuju jalan maktifattullah yang di ridhoi Allah SWT.

Kita tertuntut dan di tuntut untuk mencapai langit. Namun di dalam hal tersebut tentu kita mencari jalan mana yang harus di lewati dan tangga mana yang di gunakan untuk sampai ke atas puncak tertinggi.

Tangga menuju langit yang di lafazkan oleh ibn arabi adalah jalan yang di lewati melalui maktifatullah, namun Jalalludin rumi menggunanakan jalan yang berbeda untuk mencapainya. Ia jauh dari kata pisah dan dekat dari kata jauh. Selalu bernaung di dalam lingkaran puncak tertinggi namun takdir dari skenario yang di rahmatilah yang akan menjumpai perjalanan setiap pencapaian.

Takdir, kita di haruskan untuk menemukan jalan dalam takdir, juga rahmat Allah bagi hamba yang menyerahlan firi dan yang menerima terkungkung di bawah majazi Tuhan semesta. Mengarungi lautan semesta yang tak berujung untuk melihat cerminan dunia dalam diri agar tercapai makrifat yang telah di janjikan Tuhan. Menjumpai perjumpaan diri dalam diri untuk menemukan cahaya yang abadi.

#hamba_yang_baik_ialah_yang_selalu_bangun_di_setiap_sepertiga_malam

Gie
16 Juli 2019
Kampo sarae Kota Bima

TERUSLAH GILA

Jadilah gila dan buatlah dunia tertawa padamu, niscaya kau adalah kehidupan semesta yang akan merubah dogma peradaban yang telah hilang.

INGAT MATI

Foto : ibu dok
Kehadiran maut merupakan isyarat bahwa kehidupan di dunia akan di lanjutkan dengan kehidupan yang Hakiki. Mautlah yang akan membangunkan manusia yang sedang terlena dengan kesenangan sementara, hingga paham bahwa kesenangan dunia adalah sesuatu yang fana dan yang akan memberi ganjaran siksa ketika berada pada fase pertanggung jawaban di dalam kuburan.

Kubur merupakan tempat kediaman, Tanah adalah tempat pembaringan, Cacing menjadi taman, Mungkar dan Nangkir sebagai sahabat yg menilai amalan, dan yang siap menjadi pemberi dan memperlihat segala sesuatu yang akan kita sdrapatkan setelah hari pembalasan di hari kiamat nanti.

Hari kiamat merupakan waktu yang telah di janjikan, yang akan datang tanpa manusia tau dan pasti akan meluluhlantakkan dunia dan segala macam isi dalam semesta. Sedangkan syurga dan Neraka merupakan rumah masa depan bagi setiap jiwa manusia..!

Maka dari itu, sesungguhnya hanya insan yang berakalah yang bisa memahami bahwa kehidupan yang hakiki adalah kehidupan sesudah mati setelah yaumil mahsyar atau yang kita kenal dengan hari pembalasan.

Jadi marilah kita mengingat bahwa Kubur dan akhirat merupakan dua destinasi yg mesti di tempuh oleh setiap insan, yang menjadi tempat dan hunian abadi bagi jiwa semua manuasia. Jadi Hanya dengan menunduk dan beramal ibadah kepadaNyalah yang mampu menyelamatkan diri dari kesengsaraan hany hakiki di akhirat kelak

#Coretan_Malam
Oleh ibu dok

JIKA ENGKAU MERASA MISKIN MAKA MENIKAHLAH

Foto : Ilustrasi tulisan
Kisah ini berawal dari, ketika saya berkunjung ke karib dulu, kenalan waktu merantau di jakarta. Berawal dari pertemuan tak sengaja di sebuah minimarket yang ada Jakarta Selatan, waktu membeli akhirnya saya dengan teman lama yang akrab di panggil juang bertemu dan mulai bernostalgia kembali mengenang masa lalu waktu bersama-sama menimba ilmu di sebuah fakultas di Jogja.
"kamu dah lama di jakarta mas" tanya dia membuka percakapan di antara kami
"saya di Jakarta hampir setahun mas" jawab ku.
"tinggal dimana?"
"di cikini mas"
"oh iya, saya sering kesana, kalau jemput istri yang pulang kerja, dari stasiun manggarai ke cikini"
"oh ya??" dengan nada bertanya aku melajutkan pertanyaan, "emang mas tinggal di mana?"
"saya tinggal di daerah salemba mas" jawabnya lagi. Akhirnya setelah berbincang lama dan bercerita tentang masa-masa jadi orang akademisi di jogja kami pun berangkat menuju rumahnya ujang karena di tawarin sama ujang untuk berkinjung sekalian melihat buah hatinya yang baru seminggu lahir.

Berangkatlah kami menuju rumah mas ujang yang berada di salemba, laju roda empat di tengah keramaian jalanan kota yang tiap titik merupakan sumber petaka macet, yang sellau menjadi warna kehidupan masyarakat jakarta. Menyusuri jalan salemba yang padat oleh roda dua dan roda empat. Jam 20:23 akhirnya kmi tiba di sebuah rumah sederhana, namun mempunyai halaman luas. Di sebelahnya terparkir 4 unit mobil avanza, 2 unit Agia dan 3 unit feroza.

Kami berdua pun masuk kedalam rumah sederhana tersebut, terlihat seorang eanita cantik yang menyambut suaminya dengan senyuman ramah. Menyiapkan baju ganti lalu menyiapkan air putih seperti biasanya. Lalu seorang pembantu rumah tangga datang menawarkan dan menanyakan minuman apa yang mau di suguhkan padaku.
Minum apa Tuan?"
*Kopi Hitam saja mbak" jawabku
Sellang beberapa waktu, sang bedinde datang memabawa kopi hitam dengan setoples makanan ringan. Sambil menunggu mas ujang yang ganti pakaian. Aku menikmati kopi yang di suguhkan oleh mbak minem yang menjadi pembantu di rumah mas ujang tersebut.

"Sorry mas Gie, agak lama menunggu"
"iya gak apa-apa mas, santailah mas"
"Iya, sorry di suguhin makanan seadanya"
"Waduh, ini sudah lebih dari cukup mas, lagiankan silaturahmi tidak di ukur dengan makanan bukan"
"Iya memang mas Gie"
"Tapi kehidupan mas sudah meningkat jauh yah?"
"Alhamdulillah di percayakan oleh Allah untuk sebuah tanggung jawab yang sabgat besar ini"
"Iya juga, tapikan ini bukanlah sebuah hal yang mudah untuk di dapatkan Mas"
"Butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar untuk mencapai ini semua mas"
"Iya mas, tapi tidak lepas dari doa seorang istri yang saleh kalau menurut yang biasa saya dengar"
"Jika engkau merasa miskin maka menikahlah"
"Maksudnya gimana mas?"
"Saya percaya dengan ayat tersebut dan saya meyaikini dan mengimaninya hingga yang Esa memberikan apa yang kita ingin dan yang kita butuhkan"
"Bisa ceritakan kepada saya b
Apa ayatnya dan bagaimana perjuangan nya mas"
"Bisa"
Bolehlah saya dengarkan sebagai motivasi hidup saya, karena saya lihat, berbeda sekali kehidupan mas waktu kita pertama kali bertemu di masjid waktu mas menjadi penjaga masjid dengan kehidupan mas ujang sekarang"

"iya jadi begini ceritanya :"

Ayat ini mungkin banyak sekali yang telah membuktikan dan menceritakan bagaimana   manjurnya khasiat ayat ini jika kita berpegang teguh terhadap apa yang menjadi janji Allah SWT dalam firmannya. Ini merupakan kebenaran dari Agama yang saya anut, untuk terus saya pegang dalam meraih kebahagiaan dunia dan juga kebahagiaan akhirat.

Di dalam (QS. An-Nur : 32) :
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Di dalam arti dan makna ayat tersebut, terdapat makna yang Ustadz saya uraikan "Jika engkau merasa miskin maka menikahlah." dari situ saya selalu memegang teguh kalimat tauhid tersebut hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk menikah.

Namun sebelum saya menikah, saya melewati banyak kisah dan peristiwa yang coba saya uraikan dalam tulisan ini. Saya mencoba menggagas tulisan ini supaya teman-teman, saudara-saudari yang ingin menikah namun merasa minder untuk kemudian menikah di karenakan keterbatasan finansial atau belum punya pekerjaan yang layak untuk menghidupi pasangannya.

Sungguh tak ada niat untuk menyebarkan aib atau memuji diri dalam tujuan menulis kisah ini, saya hanya menceritakan sebagian perjalanan hidup saya, agar mungkin kiranya teman-teman tidak menunda atau mengingkari apa yang telah di sunahkan oleh rasullah dalam sebuah riwayat :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ﺇﺫﺍ ﺟﺎﺀﻛﻢ ﻣﻦ ﺗﺮﺿﻮﻥ ﺩﻳﻨﻪ ﻭﺧﻠﻘﻪ ﻓﺰﻭﺟﻮﻩ ﺇﻻ ﺗﻔﻌﻠﻮﻩ ﺗﻜﻦ ﻓﺘﻨﺔ
ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﻓﺴﺎﺩ ﻛﺒﻴﺮ

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi).

Menikah juga menjauhi kita dari keinginan berzinah, karena bagaimanapun ketika kita mulai masuk pada aqil baligh, mau tak mau, suka tak suka, sadar tak sadar bahwa nafsu syahwat remaja cenderung ingin melakukan hubungan intim.
Faktor biologis menurut para ahli mengatakan demikian. Menurut dokter Nugroho dalam satu artikel online di "detik health.", "Remaja ini organ seksualnya sudah matang, tetapi secara psikoseksual belum sehingga memperbesar kemungkinan melakukan perilaku seksual yang berisiko ataupun seks pra nikah,". Bahkan dalam hal ini, seorang remaja yang tidak terkendali oleh pemahaman agama dan ditanamkan ilmu aqidah yang sepadan maka cenderung melakukan masturbasi sendiri, hal itu juga di kemukan dokter Nugroho ahli spesialis andrologi dalam artikelnya
"Biasanya anak-anak menemukan sendiri  bermasturbasi". Saat itulah orang tua perlu menjelaskan kepada anak apa yang sebenarnya dia alami. Orang tua harus terbuka kepada anak dan sebaliknya, jadi orang tua sebaiknya menjadi teman anak-anaknya agar anak mau berkomunikasi secara terbuka,"

 Saya adalah seorang sarjana muda lulusan dari sebuah universitas jogja yang hidupnya pas-pasan dan tak ada apapun harta yang harus saya banggakan atau untuk sekedar mencukupi kebutuhan hidup dalam keseharian saya.

Saya adalah seorang sarjana muda yang tak lagi punya orang tua, saya yatim piatu, bahkan untuk kuliah dan mendapat gelar sarjana, saya harus banting tulang untuk membayar iuran SKS dan Pembayaran kampus lainnya.

Setiap hari setelah pulang dari kampus, saya menjual es cendol dengan gerobak milik seorang tetangga kos. Setelah sore, sekitar ba'da ashar saya pulang mengembalikan gerobak tetangga. Lalu saya pergi ke majelis untuk mengikuti kajian islam rutin setiap habis ashar sampai menjelang magrib. Bergelut dengan buku, mengikuti kajian-kajian islam adalah aktifitas keseharian saya.

Meski kehidupan yang serba pas-pasan dan harus banting tulang setiap hari, saya berusaha bertawakal dan yakin dengan janji Allah, sebab salah satu Sifat Allah SWT adalah tidak pernah berbohong dan tidak pernah menyia-nyiakan hambaNya yang taat.  Dalam ayatnya Allah berfirman dengan tegas bahwa orang yang sabar akan diberi ganjaran Kemuliaan di sisiNya.

والصابرين في البأساء والضراء وحين البأس أولئك الذين صدقوا وأولئك هم المتقون

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka mengintegrasikan orang-orang yang benar (imannya), dan mereka menghubungkan orang-orang yang bertaqwa”. [Al-Baqarah: 177].

Sebab itu, aku selalu ingin terus menjaga kesabaran dan ketabahan hati ini untuk tetap istiqomah di jalan-Nya, agar menjadi hamba yang selalu bersyukur atas keputusan dari takdir yang telah di tentukannya.

Setelah sekian lama aku berusaha dalam menggapai gelar sarjana ku, meskipun penuh perjuangan dan keringat untuk mendapat gelar itu. Dan pada akhirnya, di tanggal 27 september 2014 akhirnya aku yudisium dan seminggu setelahnya. Aku memakai toga dan di sah kan menjadi seorang sarjana.

Lalu aku mencoba beradu nasib di Ibu kota, aku mencoba mencari kehidupan dan penghidupan di tengah kejamnya ibu kota yang tanpa peduli memperdulikan orang-orang di sekitarnya.

Beberapa bulan setelah hidup di jakarta, namun tak juga aku mendapatkan pekerjaan. Aku akhirnya berada di ujung tanduk, uang tabungan makin menipis dan lowongan pekerjaan belum juga ada.

Hingga pada suatu hari di saat aku menyelesaikan kewajiban empat rakaatku saat matahari tepat di kepala, di masjid istiqlal kota jakarta, seorang imam masjid menghampiriku dan mengajak untuk duduk berdiskusi di beranda masjid. Hingga akhirnya ia menawarkan diriku kepada seorang gadis yang menitipkan tanggungjawab kepadanya agar di carikan calon imam yang baik untuknya.

"Aku telah melihat dan memperhatikanmu setiap hari, kau sangat taat kepada Allah, karena yang ku lihat kau selalu tepat waktu melakukan sholat jamaah di masjid ini.
"iya ustadz, semua yang ustadz lihat belumlah tentu itu adalah kebenaran, karena setiap perbuatan manusia hanya Allah Azza wazalah yang bisa menilainya."
"tapi bukankan setiap manusia punya hak untuk menilai orang lain?"
"memang begitu adanya, namun harus kita tahu, bahwa semua dunia itu semu, yang kita lihat sebagai permata dengan mata telanjang, tapi masih asa juga yang imitasi ketika di periksa dengan alatnya untuk mendapatkan kebenaran dari keasliannya."
"Tapi aku percaya kau untuk mendampingi dan menjaga keponakanku, karena dari perilakumu bahwa kau adalah sosok imam bagi wanita muslimah.
"Tapi pak." ujarnya sambil tak percaya bahwa yang telah di dengar olehku.
"Sudahlah, hargailah keinginanku dan hargailah aku."
"Insyaallah pak." jawabnya

Sesuai waktu yang telah di tentukan akhirnya kami pun menikah dan di nikahkan. Dengan mahar 1/2 gram cincin dan 250.000,- uang tunai, aku di depan penghulu mengikrarkan janji suci, dengan di saksikan oleh puluhan orang kampung setempat. "saya terima nikahnya niara binti mahmud dengan mahar seperangkat alat sholat di bayar tunai" jaeabku setelah wali nikah dari sang istri mengucapkan "saya nikahkan dan kaein engkau dengan anakku dengan mahar seperangkat alat dholat di bayar tunai". Setelah ikrar berpautan kedua saksi nikah serentak mengucapkan sah, dan di iringi oleh doa penghulu. Bahagia seluruh hadirin undangan yang menghadiri acara ramah tamah kami pun terpancar dari rona wajah tiap-tiap insan yang datang. Rahmat Tuhan dalam rahman dan rahimNya menguraikan kasih bersama sorak dan teriak syukur yang di lafazkan dengan kata Aamiin setelah penghulu selesai melafazkan Doa.

Di tengah kebahagian yang tengah asyik di nikmati, suara motor yang di paksa stater lalu ketika menyala, motor itu dengan suara besar dan berlari kencang keluar dari masjid yang membuat orang yang berada di masjid kaget, yang pada saat itu tengah asyik menikmati jamuan makanan ringan karena waktu telah masuk sesi istirahat, suara motor tersebutpun tak ada lagi yang hirau katena telah jauh dari kebisingan suaranya, katena mereka tengah berbicara, dan entah lagi ngegosipin mempelai wanitanya yang teramat cantik dan keberuntunganku yang bisa menikahi gadis secantik dia.
"Ah.... Sungguh bahagia tak terkira bagiku hari ini" ucap syukurku di dalam hati.

Setelah acara di tutup oleh "MC", para tamu undangan berhburan pulang dan kami dengan keluarga baru juga bersiap-siap untuk pulang kerumah, tapi bukan main terkejutku, ketika tiba di tempat parkiran masjid, kudapati motor yang baru seminggu ku beli tidak ada di tempat yang tadi ku simpan buat parkir. Tapi aku tak sesudzon itu, aku masih mencari siapa tahu aku lupamenyimpannya di tempat lain atau karena motor ramai dan banyak di tempat parkiran masjid, mungkin saja motorku di pindahkan oleh orang ke tempat yang lain karena motor yang memarkir paling belakang, supaya mereka bisa juga mengeluarkan motornya. Namun setelah berkeliling mencari dari ujung ke ujung masjid, kudapati kehampaan yang sesak, motor yang ingin ku jadikan sebagai alat untuk mencari modal ternyata telah hilang.

Sesak itu hadir, dan kudapati istriku datang memeluk dan mengusap bahuku dengan perkataan lembut yang membuat pikiran sedikit tenang.
"Yang sabar sayang, Mungkin Allah punya rencana lain dalam episode kehidupan dan garis tangan takdir yang harus kita jalani dalam menjalani bahtera rumah tangga ini."
"Terima kasih istriku"
"Terima kasih Ya Allah telah memberikan sesosok bidadari yang penuh perhatian dan kelembutan hingga aku yang tengah dalam kegelisahan ini menjadi tenang dengan kelembutan kata-kata dan belaian kasih sayangnya" gumamku.
"Ia suamiku sama-sama  mari kita pulang, mama papa menunggu untuk pulang"
"Ayo kita pulang" ajakku pada istriku.
Kami pun pulang dengan di gonceng oleh sanak saudara istri karena tidak punya lagi motor untuk menggonceng istriku.

Perjalanan panjang dengan hidup yang di selimuti kata miskin menghantui, tak ada pekerjaan dan motor hilang adalah cobaan Allah padaku tak membuat aku berpaling dariNya, justru aku semakin percaya bahwa ini adalah ujian untuk mencapai sebuah kesuksesan karena ada pepatah mengatakan "Di balik kegagalan kecil selalu tersimpan dan terselip kesuksesan besar"

Mas ujang kembali menyeruput kopi yang di bawakan oleh mbak minem, lalu melanjutkan cerita awal kesuksesannya padaku. Aku yang sedari tadi menyimak dan berusaha mengingat semua kata-kata yang di ucapkannya. Sambil menyerut kopi yang mulai dingin, dan membakar rokok yang ku mintai ijin sama mas ujang, karena mas ujang di samping menjadi pengusaha rental sukses dia juga tidak merokok.

"selama berbulan-bulan saya bersileweran mencari dan terus mencari pekerjaan namun tidak ada, karena pada saat itu terjadi pembengkakan ekonomi nasional hingga menyebabkan perusahaan melakukan PHK terhadap karyawannya. Akhirnya saya memutuskan untuk meminta kepada istri saya untuk di gadaikan emasnya untuk modal"

Lalu saya pun pergi ke pegadaian untuk menggadaikan emas pemberian orang tuanya kepada istri saya, karena memang soal harta dan benda-bebda berharga seperti itu. Dengan perasaan yakin untuk membuka usaha dan tekad yang kuat akhirnya saya beranikan diri menggadai benda kesayangan istri ku tersebut.

Setelah mendapat modal sebanyak Rp. 1.750.000,- dari hasil gadaian emas istri di pegadaian, akhirnya kami pun bersepakat untuk membeli gerobak somai dan membuka usaha dagang somai keliling dengan gerobak. Kebetulan istriku jago dalam hal membuat dan membikin somai, akgirnya kami pun memulainya dengan penuh tawakal dan mengucap bismillah. Kami membuka usaha dagang kecil tersebut.

Berjalan dua tahun, akgirnya kami bisa membeli motor dari hasil jualan somai tersebut. Kemudian kami membuka warung somai di depan kontrakan dan membayar satu karyawan untuk membantu karena pada saat itu, istri saya sedang hamil tua. Seiring berjalannya waktu dan sekitar 3 tahun kami buka cabang di ousat pasar, lalu akhirnya kami mencoba untuk sebuah cabang usaha yang besar, alu kami membeli sebuah tanah lapang ini. Sebelum di romvak menjadi garasi mobil semuanya dulu kami sempat membuka warnet dan juga rental PS. Namun karena kebetulan saya punya banyak kenalan dengan bos-bos besar dan teman-teman tersebut di usulkan oleh teman-teman saya untuk mengkredit mobil untuk di rentcar. Dan alhamdulillah kami hidup dari hasil dari mobil-mobil tersebut.

Malam telah larut, sekitar jam 3 pagi. Tak terasa karena asyik mendengar cerita kesuksrsan seorang penjaga masjid yang telah menjadi bos rentcar di wilayah jakarta pusat tersebut. Akhirnya kami menutup pembicaraan dan aku berpamitan pulang, karena jam 7: 00 harus standby di kantor.


Gie
13 April 2019
Pena langit di kota tepian air

MENULISLAH MAKA ENGKAU AKAN ABADI

Foto : 2LBC (Tule Baca)
Lintas Literasi Bima Comunity
"Belajarlah menulis sampai kau lupa kapan waktunya  harus berhenti menuangkan guratan aksaramu di atas kertas" Gie

Mengapa harus "Nulis?" karena setiap orang setidaknya harus menanam sebatang pohon, memiliki anak atau menulis sebuah buku agar abadi. Ketiga hal tersebut akan melampaui batas usia kita, memastikan bahwa kita tetap di kenang. Kata di atas diucapkan oleh seorang pejuang revolusioner sekaligus penyair, "Jose Marti." dan kata tersebut sudah di setujui dan itu mewakili kesepakatan banyak orang, bahwa buku diciptakan supaya kemanusiaan tidak lenyap begitu saja.

Memang dengan adanya buku, pikiran dan gagasan seseorang akan selalu di kenang. Manusia dari zaman ke zaman dapat terus menikmati kehadiran seseorang melalui ide yang tertulis di buku. Bahkan dalam sebuah peribahasa Latin di kenal dan sudah tidak asing lagi di telinga kita tentang bahasa ini, "Verba Volant, scripta manent" yang artinya : "Kata akan melayang pergi, sementara tulisan tinggal menetap".

Menulislah maka engkau akan abadi dan di kenang oleh sejarah meski pun kau tak punya keturunan yang akan meneruskan nama sekte dan gelar garis keturunan, tapi dengan buku semua itu terlampui. Tentunya tulisan dan pernyataan ini mempunyai rujukan yang jelas, karena kita hampir semua tahu bahwa "Tan Malaka" dan Penyair terkenal kita "Kahlil Gibran", tidak pernah menikah dan tidak punya keturunan, namun melalui karya tulisan dan pikiran-pikiran indahnya. Maka nama mereka tetap abadi sampai sekarang bahkan di gunakan dan di sebut di setiap ada pertemuan dan diskusi forum ilmiah.

Jika kita hanya mengandalkan teori dan kata-kata saja tanpa mengabadikan pikiran tersebut dalam sebuah wadah yang bernama kertas atau dalam milenial ini kita sebut dengan kertas putih bening yang bernama layar LCD Hand Phone (HP), maka pikiran itu hanyalah pikiran tanpa arah dan tujuan yang akan terurai dan ter-erupsi oleh waktu laksana banjir bandang yang membawa sampah-sampah ke laut ketika banjir bandang datang pada satu wilayah atau daerah.

Budaya menulis di Indonesia masih sangat rendah, dukungan pemerintah kepada penulis juga sangat kurang bahkan bisa dibilang tidak ada. Padahal, menulis itu sebuah pekerjaan yang sangat penting dan sangat di butuhkan agar ada keseimbangan informasi yang di dapatkan di dalam bernegara dan berbangsa. Kita bisa melihat Sejarah dan bisa ditelusuri dan dipahami juga karena adanya bukti tertulis dalam prasasti-prasasti yang ditemukan. Juga coba kita lirik kembali bagaimana sejarahnya Tan Malaka, Kahlil Gibran dan banyak lagi yang lainnya. Kedua tokoh tersebut di atas sengaja di ambil sebagai sampel dan di sebut berulang kali dalam tulisan ini karena mereka adalah orang yang abadi namanya dalam menulis meskipun tidak pernah menikah ataupun punya keturunan untuk menceritakan kehidupannya, namun melalui pikiran dan tulisannya, para lingkup intelektual masih saja gencar membahas dan menceritakan sejarah mereka. Ini adalah bukti bahwa menulis adalah bagian dari cara kita mengabdi dan mengabadikan diri terhadap generasi dan sejarah.

Budaya literasi di Indonesia sekali lagi belum memenuhi standar baik itu mutu, baik itu dukungan, baik itu kualitas, baik itu kwantitas dan sebagainya. Terlebih lagi minimnya pendidikan dasar yang di terapkan,dan juga jurangnya komunitas atau sanggar sebagai wadah yang akan mengapreseasi pikiran dan karya para penukis pemula, sehingga sadar atau atau tidak sadar hal itu telah membunuh kemauan dan semangat penulus pemula, sebab minimnya perhatian pemerintah yang mendongkrak juga menyambut kreatifitas dan kemampuan generasi dalam budaya literasi.

Negara lain, tidak udah disebuah sebagai negara maju, karena semua negara sama saja, tidak ada itu negara maju atau negara berkembang, semua negara punya cita-cita sama dan berlomba menjadi negara yang baik di mata rakyatnya dan di mata dunia. Kembali lagi kepada literasi, pemerintahan di negara lain banyak yang sudah memiliki lembaga yang khusus menangani masalah buku, penulis atau sebut saja sebagai literasi. Negara tetangga kita saja, memiliki dewan buku, kerjaan mereka jelas, membantu penulis-penulis untuk menciptakan buku-buku yang bagus. Buku bagus itu yang bagaimana? Buku bagus itu yang ditulis dengan hati senang, ditulis dengan tenang, artinya penulis mendapatkan dana riset, dana penelitian, uang kopi, uang listrik, uang makan dan tetek bengeknya, emang nulis nggak perlu biaya?

Standar hidup penulis di Indonesia tidak tinggi-tinggi amat kok, penulis Indonesia ini hampir semuanya sederhana, standarnya juga simple, ketika penulis keluar rumah anak dan istri di rumah tersenyum, itu saja standarnya. Walapun profesi penulis belum bisa dijadikan sandaran hidup, tetapi banyak penulis yang berani mengambil keputusan dan sikap, sebagai penulis full time, tidak menjadikan penulis sebagai sampingan. Resikonya? Resikonya tidak ada asalkan bisa mengatur management, kapan penulis dapat uang, kapan penulis mengelola uang dan kapan penulis harus memikirkan untuk mendapatkan uang lagi dan lagi dari tulisannya.

Jangan mengandalkan satu titik, fokus boleh hanya pada buku, tetapi cobalah merambah dunia literasi lainnya. Oh ya, apaan sih literasi itu? Ational Institute for Literacy, mendefinisikan Literasisebagai "kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang "multiple Effect" atau dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, adalah hambatan untuk kualitas hidup yang lebih baik terutama kesadaran masyarakat indonesia yang berdemokrasi. Sebagaimana yang di ucapkan oleh pengamat politik Indonesia dalam acara ILC " Infrastruktur tidak membangun Demokrasi, karena Demokrasi itu adalah jalan pikiran bukan jalan tol" maksud yang di tanamkan disana ialah budaya literasi atau kebiasan membaca dan menulis serta intelektual yang rendah maka akan menyebabkan masyarakat demokrasi yang apatis dan tidak mau tau tentang stabilitas Negara dan akan ada kecenderungan terhadap praktik money politic.

Untuk kesekian kalinya, mari kita menulis dan menulis agar indonesia maju dan oubya warna baru dalam sejarah, agar terlahir generasi milenial yang mampu bersaing di kancah sastra bahkan keilmuan di tingkat dunia

Ginanjar Gie
Taman Ama Hami
Kota

Descartes & Gie

Aku berpikir maka aku ada (Rene Deskartes)
Aku menulis maka aku ada dan abadi (Gie)

KEGILAAN

Gila adalah ketidakmampuan lawan bicara (pendengar) memahami apa yang di sampaikan oleh si pembicara

LUKA HADIR KARENA PENOLAKAN TERHADAP KENYATAAN

Foto : Ilustrasi puisi
Seharusnya aku tahu bagaimana rasa sakit itu begitu nikmat, menikmati rasa sakit dari yang tak terluka sebagaimana ketika kopi Dinikmati dan keindahan saat tegukan kopi masuk tenggorokan merangsang dan menggoda imaji untuk terbang ke angkasa lalu merasuk pikiran para jiwa pendamba yang ingin merdeka dari kerangkeng istana manusia yang bernama hati.

Rasa sakit yang melahirkan luka adalah kenikmatan pikiran untuk lagu baru yang ingin keluar untuk di nyanyika hingga lahir pemikiran baru selaksa para filsuf reinance yang mencetus tentang bagaimana indahnya dinamika dalam berdialektika dan membangun epistem-epistem kiri.

Rasa sakit itu lahirkan sebuah penolakan terhadap tirani jua majazi hati pada sosok setan yang menjual seonggok daging busuk yang melekat di dalam selangkangan wanita. Bukankah itu adalah sebuah keindahan dari rasa sakit? Nidah kirani menikmati rasa sakit untuk sebuah pembalasan dendam jua penelanjangan akidah bagi jiwa aktivis-aktivis adzan yang merasa dirinya dekat dengan langit juga Tuhan.

Hahahah, bukankah rasa sakit itu hanya hadir jika dalam sebuah luka tak dapat di terima oleh hati dan alam bawah sadar manusia yang di landa rasa sakit itu. Bukankah ia tak mampu mengendalikan rasa dan keinginannya dan memaksakan kehendak hingga ia tak mengerti tentang bagaimana keluar dari kerangkeng yang ia bangun sendiri dalam alam bawah sadar atau pikirannya.

Lihatlah disana, orang yang terkena sayatan sabit saat memanen padi, rasanya tak ada rasa sakit yang ia rasakan. Dan ia tetap melanjutkan pekerjaannya dan menerima segala rasa sakit itu sebagai bagian dari tanggung jawab hidup dalam keterpurukan dan tuntutan ekonomi yang makin meraja, sebut saja biaya kuliah dan SPP sekolah anaknya adalah kerangkeng pikiran yang memakasa pikiran untuk menerima rasa sakit sebagai insyrument untuk sebuah penerimaan terhadap luka. Juga lihatlah si play boy yang tak pernah merasa sakit ketika gadis yang dedang ia kencani sedang di tiduri orang lain di sepinya kamar kosnya, bukankah itu sebuah penerimaan terjadap segala kejadian yang memaksa alam bawah sadar kita untuk merasa tetsakiti, namun mereka mampu menerimanya sebagai bagian dari intrik kehidupan yang harus di nikmati.

Lihatlah seorang pelacur yang tak pernah mau tau tentang dalil dan adab agama jua adab-adab masyarakat. Ia menerima semua hinaan dengan lapang sebagai bagian dari warna kehidupan yamg haris di nikmati. Hinaan bukanlah sebuah luka namun msrupakan kspuasan nafsu di atas tankang empuk. Ia menikmati sewa menyewa dan bisnis tubuh adalah sebuah pengalaman jua pengamalan yang nikmat fanpa harus menguras endrgi dan pikuran untuk ekonomi mikro dan makfonya yamg dntah jua ia mengerti tentang rumusan ini. Ia adalah bukti bahwa rasa skit adalah suatu kenikmatan bahkan di atas ranjang empuk adalah kesakitan jua kenikmatan yang tak tertandingi.

Yaaaa. Luka adalah lahir dafi hati yang tak mamph menerima, tak mampu menjelaskan tujuan dari kehidupan yang ia geluti, hingga tercipta sebuah luka yang menganga dalam hidupnya.
Hahaha Itulah luka, jangan bermain di dalamnya, jika ku tak ingin tersesat dalam penjara yang kau buat sendiri.

Gie
25 Februari 2019
Pena langit di bumi kota tepian air
Inspirasi Kos U

KEBAHAGIAN ADALAH PENERIMAAN DIRI DAN ALAM BAWAH SADAR AKAN SEMUA MASALAH

Foto : penulis bersama bidadari sumi
Jika kita hanya berharap kebahagian pada yang lain, maka kebahagian itu tak akan ada, jika pun ada dia akan segera dan cepat menghilang.
Maka buatlah dirimu menjadi bahagia
Niscaya kebahagian akan hadir tanpa di jemput
Dia akan hakiki di dalam jiwa
Karena sejatinya kebahagian itu ialah penerimaan diri terhadap apapun masalah itu sendiri
Maka berbahagialah kita
Niscaya akan kita jumpai semua kebahagian

Dan luka itu hadir ketika kita tak mampu menerima sesuatu tersebut dengan penerimaan yang merebahkan hati pada kata tabah, karena itu lahirlah luka hati dan sakit yang tak tertandingi sekaligus tanpa obat dan penawarnya.

Jadi pada dasarnya, semua masalah yang kita hadapi dan yang kita dapatkan di dalam kehidupan ini ialah tergantunga bagaimana cara kita mengelola mindset dan pola pikir sekaligus alam bawah sadar kita untuk bisa mencapai kebahagian dan ketenangan dalam menjalani kehidupan ini, sekaligus untuk menghadapi setiap masalah dengan ketenangan jiwa.

Ada pepatah lama yang mengatakan begini "Rubahlah dunia dalam dirimu niscaya dunia di luar sana akan berubah mengikutimu", maknanya ialah seperti yang tertuang di atas, dimana yang merubah dunia ini bukanlah orang lain tapi merupakan tugas dan tanggung jawab diri kita masing-masing. Maka dari itu ialah benar adanya bahwa semua peperangan yang terjadi di dunia ini ialah di mulai dari pribadi masing-masing pemimpin yang mementing ego diri dan ego ras, budaya, bangsa dan negara tanpa mempertombangkan hak-hak kemanudian yang melekat dalam diri manusia lain.

Seperti yang di ucapkan oleh penyanyi legendaris kita, penyanyi dan sekaligus aktivis kritis Indonesia yang paling populer dan yang biasa kita kenal dengan nama bang Iwan atau Iwan fals dalam salah satu konsernya bahwa : "musuh kita adalah diri kita, perang ini adalah perang abadi" jadi dari kata-kata dan bahasa di atas, penulis menafsirkan bahwa memang benar segala gejolak yang terjadi di dunia ini, adalah merupakan peperangan antara alam diri dan alam bawah sadar setiap manusia. Kecenderungan ini yang seharusnya kita perangi bersama agar terciptanya keselarasan dan kedamain bagi umat dan keberlangdungan hidup manusia.

Hal di atas juga terdapat dalam salah satu hadist rasulullah yang Diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu. Juga diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dan Ad-Dailami bahwasannya Rasulullah pernah di tanyakan oleh salah satu sahabatnya apakah ada perang yang lebih besar dari perang badar, lalu Rasulullah menjawab "Jihad yang paling besar ialah bukan melawan orang-orang kafir, melainkan melawan nafsu".

Maka dari itu bahwa kebahagian adalah berawal dari diri kita yang mampu menerima semua kejadian di luar diri lalu menikahkan dan menyatukan dengan penyatuan pikiran dan alam bawah sadar kita untuk sebuah penerimaan


Gie
01 Februari 2019
Pena langit  di bumi pai

Bahtera nabi nuh adalah hilangnya atlantis (sebuah ilustrasi dan analogi kritis)

Atlantis
Jika di kaitkan bahwa atlantis yang hilang itu adalah sebuah pulau yang mempunyai banyak gunung berapi dan kapal nabi nuh adalah semuanya terbuat dari jati super asli, dan satu-satunya negara penghasil kayu jati terbaik dan super adalah Indonesia. Maka dapat kita tarik bahwa atlantis itu di indonesia, dan tahun menghilangnya ialah pada jaman nabi Nuh As.

Dan juga tulisan ini dapatlah kita gugurkan tahun hadirnya jati kasi pahu dan awal mula pohon jati sebagaimana mitos atau cerita rakyat Bima. Bahwasannya jati kasipahu adalah awal dari cerita nabi Nuh, dan kemungkinan cerita yang beredar itu adalah benar,  namun hanya tahun dan jamannya saja yang salah, karena sejatinya kebenaran tentang jati ada bahkan pada saat nabi Nuh As.

#NB
Tulisan ini hanyalah sebuah analogi dan ilustrasi sederhana penulis, karena dari 5.000 buku yang telah di terbitkan mengenai atlantis, sejak di tulis dan di ilustrasikan oleh plato dalam karyanya yang berjudul
Adalah tidak ada bukti nyata yang membeberkan dan yang menunjuk di mana tempat dan keberadaan atlantis yang melegenda tersebut. Sampai akhirnya seorang Profesor dari Brazil yang bernama Santoz yang pernah menantang habis-habisan teori evolusinya darwin menujuk indonesia sebagai atlantis yang hilang.
Namun penelitiannya terhambat karena di tahun 2005 beliau meninggal dunia.

Tetapi beliau mewasiatkan sebuah catatan bahwa harus ada penelitian di laut indonesia dalam kedalaman 150-200 meter agar bisa di buktikan secara valid bahwa pernah ada kehidupan sebelumnya di bawah dasar laut. Dan itu adalah teori yang akan bisa menggugurkan kaliman barat atau yunani kuno bahwa awal peradaban dan pengetahuan berawal dari romawi dab yunani kuno.

Gila

Setiap manusia adalah gila bagi manusia lain

REBOISASI : KAMBALI MBOJO MANTOI

Foto : ilustrasi Puis (sumber : polres Bima)
Kulihat wajah termurung sepi bercampur gelisah ketakutan nampak jelas dirona wajah yang mulai memudar cahaya
Wajah yang biasanya selalu memancarkan sinar kedamaian
Kini seakan redup bahkan telah mati padam
Bersama gundulnya tiang-tiang bumi

Air deras tak tertahankan
Tak terbendung hilir menuju hulu
Penginapan warga terendam dalam bahtera nabi nuh
Dosa apakah yang telah di buat kaum
Hingga azab tertimpa tanpa kenal ampun
Daratan penuh dengan kerikil batu lumpur
Sampah berserakan dimana mana
Akankah ini cobaan atau karma..??
Entahlah
Yang ku tau siapa yang menabur angin akan menuai badai
Jika memang pohon harus dibabat habis lalu untuk apa ada slogan "jaga alam?"
Untuk apa ada gerakan penghijauan?
Untuk apa Reboisasi?
Sementara manusia sudah tak ada lagi yang peduli

Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh
Wahai manusia yang mulai lupa
Sadarlah wahai manusia, hatimu penuh dengan keserakahan dan keegoisan.
Tidakkah kau dengar jeritan mereka?
Burung-burung yang kehilangan sangkarnya
Babi yang kehilangan hutannya
Apakah mereka tak punya hak untuk seperti hifup seperti kita?
Sadar sayang-sayang ku
Tangan Tuhan tak akan lagi menurunkan kasih sayangnya jika kau selalu merusak alamNya.

Tidakkah kau memikirkan anak-anakmu?
Tidakkah kau memikirkan sudara-saudaramu?
Tidakkah kau memikirkan orang tuamu?
Tidakkah kau memikirkan tetangga-tetanggamu Tiadakah di hatimu orang-orang yang dirasa kau sayangi?

Sadarlah saudaraku
Mereka akan menerima akibat dari ulahmu
Demi kepuasan nafsu dan terpenuhinya kebutuhan sesatmu
Kamu rela menggadaikan nyawamu
Tak memikirkan nyawaku
Tak memikirkan nyawa mereka

Lihatlah saudaraku
Lihatlah dengan nuranimu
Lihatlah dari pendengaranmu
Lihatah dengan liarnya imajinasimu
Alam yang dulunya tenang yang penuh dengan nyanyian burung tak ubahnya seperti padang pasir tandus, hampa, panas dan terbakar

Alam yang biasanya mengajarkan kita tentang kekuasaan Ilahi
Yang mengajarkan kita tentang arti bersyukur akan nikmatnya
Yang mengajarkan kita saling menjaga
Yang mengajarkan kita saling menyayangi
Yang mengajarkan kita saling melindungi,
Yang mengajarkan kita saling menghargai ciptaan Tuhan
Kini tak lagi kujumpai

Kemana dia pergi?
Apakah dia telah dimusnahkan?
Apakah dia telah dihilangkan?
Atau mungkin telah dibunuh secara liar dan tragis?
Entahlah..!!!!
Yang jelas aku rindu alamku yang dulu
Kita rindu Reboisasi kambali mbojo mantoi

Hal baru untuk kita renungi
Pohon-pohon rindang tak ada lagi tempat tuk berteduh
Binatang-binatang liar kini tak pula kita jumpai
Burung-burung hilang lantunannya di tiap pagi
Kemanakah mereka?

Mari kawanku
Mari saudarku
Kita wujudkan reboisasi kambali mbojo mantoi
Kita tanam seribu pohon kebaikan
Kita tanam tanaman-tanaman kebajikan
Melalui jiwa peduli alam yang kita miliki
Ayo
Bergeraklah sayang-sayangku

Ada wajah yang berseri-seri dan mata yang selalu penuh kasih sayang
Menanam ide menanam pepohonan tumbuhan
Agar kembali Bima ku
Kambali Mbojo mantoi yang sangat di rindukan
Agar hijau tanah ku
Agar hijau gunung ku
Agar hijau desa ku
Agar hijau kota ku
Agar sejuk hati kita
Merekalah tokoh sejarah peradaban kita
Kita Bima
Kita Mbojo
Kita indonesia
Para pecinta alam dan lingkungan yang sedang mwlakukan penanaman 1000 pohon

IDEALISM POLITICAL AKTIVIS

Oleh : Pemusnah Generasi
Persoalan political negara telah menjadi dinding kokoh yang sulit ditebus para aktivis. Persepahaman beberapa pemimpin daerah hingga pusat soal kepentingan para rakyat, ternyata tidak mengembirakan. Politik kebudayaan telah di menej sedemikian rupa dengan ruh purbasangka. Idiom-idiom tentang hal yang berhubungan dengan stabilitas negara dan isu-isu subversif telah menjadi racun pelumpuh yang menyebabkan rakyat merasai kepeotan dalam pembangunan daerah dan bangsa yang diharapkan bersama. Sebagai orang dan rakyat yang sadar akan nilai kemerdekaan pada kultural dan budaya maka penulis bisa menyimpulkan bahwa ada yang rusak dalam peradaban dan nilai kearifan budaya bangsa ini. Dan bukankah di indonesia sering disebutkan soal globalisasi kebudayaan? Bagi penulis globalisasi kebudayaan yang digembar-gemborkan pemerintah itu hanyalah batas basa-basi sebelum.menjadi basi.

Gelar aksi para aktivis memang banyak menghasilkan gumam dan tak kurang juga masyarakat dan para oknum-oknum menghujat para aktivis indonesia, dengam dalih mengganggu dan tak punya data yang valid dalam menuntut, mereka para penghujat akhirnya semena-mena. Padahal data itu sudaj benar, dan para penguasa menutupinya dengan amplop di bawah meja. Yang ada hanya tekad, tekad dan tekad. Aplikasinya sampai sekarang tidak jua menggembirakan, karna polemik isu yang di suarakan tak sampai di telinga para pejabat negara. Saya teringat pernyataan Aktifis.

"Mempermudah aliran ilmu dan kesenian akan membuka surga pada kita. Mempersulit lalu lintasnya adalah melakukan jenajah terhadap peradaban kita.

Pernyataan aktivis itu benar. Kalimat itu terasa telah menusuk, menikam dan mencincang putus kondisi yang ada sekarang ini. Aktifis telah menetapkan palu hakim dan membuat sebuah pernyataan yang harus diarifi semua pihak. Dia tidak hanya menggugat  kekhawatiran dan kekesalan, akan tetapi juga menjadikan pemerintah pesakitan yang harus mempertanggungjawabkan kebijakan mereka selama ini.


Aktivis rakyat seakan berkata pada pemimpin negara dengan penuh permohonan dan harapan "Salam saya ini ibarat menatapi perahu surat kepada penjabat negara, jika senget ke kiri saya ke kanan, jika senget ke kanan saya ke kiri. Tidak apa saya tidak dapat duduk aman asal saja perahu dapat sampai ke pangkalan dan semua penumpang selamat." ini merupakan sebuah perjuangan dimana ia rela mati untk menyampaikan aspirasi rakyat kepada telinga pemerintah. Jika belum sampai suaranya ini berarti bahwa padatnya belum tentu padu, atau padunya belum tentu padat, dan padat padu itu sendiri belum tentu sebati.


Luka hati kawan-kawan dikampung tetap berdarah "suara mamit perlahan tetapi mendalam dan ia tunduk, walaupun ramai orang terhibur melihat anak-anak pokok itu subur, dengan daunnya yang hijau mengkilat, tetapi tidak menyama dengan kehijaunan dengan pohon pohon bahagia dimasa dulu paska revormasi. Tetapi lebih parah lagi, awan hiba tidak akan terhapus selagi terkenang jasa jasad tokoh para pahlawan yang dilahirkan nenek moyang ditutuh, dipenjarahkan, ditebang, dan dibakar, buru menjadi abu bumi.


Di kota besar begitu..! Bumi putera tidak! Kita mereka hina dengan sebutan Bima tolol, mahu lari kemana? Disini tumpah darah kita! Negara ini, pusaka yang kita warisi dari nenek moyang kita! Seluruh kepulauan Alam Bima milik kita dan tanggungjawab kita sebagai pemuda dan Mahasiswa. Keadaan sekarang darat dan lautnya tanah tumpah darah kita yang rakyat anggap milik dan tanggungjawab kita.


Demi hari depan, aktivis pilih kedua-duanya sebagaimana nenek moyang ku memilih kedua-duanya untuk mengolah ekonomi.Tetapi untuk masa sekarang dan 20/30 tahun akan datang tempat ku dijalan membina diriku dan pemerintah hingga aktivis tempatku di samudra, sebagaimana aktivis bersama rakyat menyandang jalan kebidang undang-undang.


Guru tidak pernah mengajar dan tidak memberikan buku yang mengajar anak negeri untuk membinasakan negeri. Pemerintah adalah penjajah yang kuat dibumi putra dan rakyat tabuh belum pernah tahu untuk bangun melawan pemerintah.


Kesimpulan kami berpandu rakyat, hati kami tidak membelakangi rakyat dalam petaka, selama ini kami jauh dari negeri sendiri, karena kami terpisah dari pada keluarga masing masing : maka kami sebulat suara menentukan tekad jalanan negara, aktivis, masa aksi adalah keluarga kami. Apabila kami mati, kami mahu dikuburkan diparlemen jalanan melalu birai aksi, jenajah kami disempurnakan oleh saudara saudara kami di garis perjuangan.


hingga saat ini aktifis dan rakyat tidak pernah mengucapkan sebaran kata mimpi dan ikatan. Perhubungan aktivis dan rakyat bukanlah dasar perluasan dan perpisahan dan bukan pula dinisbahkan kesan Tumbalnya sang penguasa.Tetapi diatas segala-galanya adalah takdir dibawah kedzoliman penguasa.


hingga penghujung tahun 2018 saya menulis   yang sebentar lagi akan kita tinggalkan ini, betapa masih banyak persoalan yang belum terselesaikan, sebentar lagi segera akan hadirnya tahun 2019 sekaligus tibanya milenea baru, kini terasa kian memperpanjang agenda yang harus kita hadapi pada masa mendatang. Angin segar dan bayang riuh yang di usungnya, mau tidak mau mesti mendedah pikiran aktivis guna menyusun langkah baru menuju keakanan yang jauh. Aktivis rekontruksi setiap sudut peradaban yang pernah aktivis bangun, lalu kita coba menautkannya dalam rangkaian sejarah masa depan. Dan secara futurologis, diam-diam aktivispun berharap menemukan simpul-simpul pencerahan.

PENA LANGIT

Pahlawan Transacts Untuk Menggunakan Berat Tangan Orang Dewasa Dari Bisnis Fountain-Pen Untuk Buku Penyalinan Untuk Mengirim Pria Kotak Hadiah Untuk Pak Tinta Pena Gratis Mengukir Kata-Intl November 2018
Foto : Ilustrasi Puisi (Sumber : tambah.co.id)


Pena adalah mimpi keabadian bagi setiap jiwa manusia, pencetus sejarah peradaban dunia, hanya saja sebagian manusia tak menyadari bahwa apa yang di inginkannya adalah sebuah keabadian nama dalam sebuah guratan aksara yang terangkai dan yang bertuliskan namanya di mata peradaban dan sejarah. Setiap manusia ingin abadi dan di kenang oleh orang lain namun seiring perjalanan waktu keabadian nama yang di idamkan akhirnya menjelma sebagai perbudakan jiwa yang telah menafsirkan bahwa harta dan finansial kebutuhan yang tercukupi adalah tujuan akhir untuk mengabadikan dirinya, dan agar anak-anak dan keturunannya mengingat keabadian namanya. Namun itu akan sementara hanya dalam waktu yang cukup sedikit dan kurun waktu sementara saja, namanya kemudian di lupakan oleh anak dan keturunannya, lewat pergejolakan pembagian harta warisan yang ia tinggalkan. Namun itulah kenyataan yang terjadi, semua nilai keabadian nama hanya mampu di abadikan oleh pena, meski kau menafikannya, tetap nilainya esensialnya tetap demikian.
Sebagaimana socrates termaktum dalam sejarah, ia abadi di mata sejarah sebagai guru dari bapak filsafat dunia yang kita kenal dengan nama plato yang bernama asli aristocles, dialah yang mengabadikan nama socrates dan pikiran socrates, meskipun socrates sendiri tidak punya buku maupun tulisan dalam sejarah dan jamannya. Tapi pena plato mampu menghadirkan sejarah guruya yang meninggal dengan memilih mati demi membela kearifan dan kebijakan pikirannya.Dari situlah kita bisa menyimpulkan bahwa keabadian sejarah dan keabadian nama hanya bisa di abadikan dengan tinta pena.
Sebuah cerita kehidupan berawal dari sebuah pena langit, pena itu nun jauh di  atas sana, di dalam nirwana Tuhan bagi yang percayaakan adanya sebuah agama dan berkeyakinan kepada alam akhiratdan duani ghoib, karenaberbicara tentang dunia ghib dan akhirat adalah erat kaitannya dengan surga dan neraka, bagi yang pecaya tentang itu, pastinya akan melakukan hal-hal baik agar bisa mencapai surga dan pena Tuhan akan menulis takdirnya dengan tinta emas dalam kertas takdir hisab tersebut. Sebuah buku yang berjudul Menuju Tangga Langit seorang sufismen sekaligus gerbang ilmu bagi para pencari Tuhan dalam diri, yang bernama “Ibnu Arabi”, mengatakan bahwa di langit ketujuh tersimpan sebuah pena tuhan yang akan menulis dan menceritakan setiap perjalanan hidup setiap manusia. Ia menjelaskan bahwa setiap perjalanan hidup manusia ini tidak terlepas dari catatan-catatan amal yang menggunakan pena tuhan untuk di pertanggungjawabkan di hari pembalasan kelak.
Semua yang ada di bumi dan di langit ini tidak lepas dari pantauan pena yang akan menulisnya, seorang astronom menulis tentang bagaimana bentuk dan tata letak galaxi, seorang anatomi bercerita tentang sel-sel yang hidup dan mati dalam sebuah tubuh makhluk hidup, seorang dokter kandungan bercerita tentang sperma berikut ovum yang melakukan pembuahan di dalam rahim, berikut bayi tabung yang pernah di lakukan percobaab dan sekarang sudah di praktekan, seorang penyair bercerita tentang kisah-kisah percintaan dan penindasan hati yang pernah terjadi dan yang pernah di lalui oleh manusia yang ada di bumi. Semua tidak terlepas dari sebuah pena yang di tunjukoleh Tuhan sebagaijalantercipta dan terlestarinya sebuah peradaban yang ada di dunia ini,bahkan Al-qura’an umat islam, dan kitab-kitab suci lainya tidak akan pernah sampai pada kita saat ini, jika tidak di tulis dan di abadikan oleh pena.
Sebuah cerita di anatara peperangan meteor dan lapisan atmosfir yang mebuahkan ledakan dan memercikan api hingga dengan mata telanjang manusia mampu meliah sebuah bintang berekor berlari, dan itu kita kenal dengan bintang jatuh yang setiap pasangan muda mengungkapkan harapannya kepada tuhan agar hubungannya tetap langgeng selamanya bahkan sampai ke pelaminan. Hujan terjatuh dan membawa semua kenangan dan sampah-sampah kota, hingga menyebabkan bajir adalah semua rencana Tuhan untuk membuat semua pena berbicara di deadline berita, agar pena berbunyi menceritakan dan mengabadikan setiap kejadian yang adadi bumi,dan gejala-gejala alam yang akan terjadi di atas dunia ini. Laku yang kita buat tak juga bisa lepas dari pantauan pena rakib dan atid untuk menuliskan semua perbuatan baik dan buruknya semuayang kita lakukan, semua pena adalah cerita dan semua cerita adalah pena, tanpa pena maka semua akan hampa dan mati, dia tak akan lama hidup di matasejarah, sebelum ia di abadikan oleh tinta pena.
Reunian terjadi karena pena sejarah tertulis dalam sebuah ijazah, yang mengakuisisi hingga yang memiliki dapat mengakukan diri untuk merasa memiliki semua kenangan saat duduk di bangku sekolah, maupun bangku kuliah. Semua terjadi dan direncanakan oleh Tuhan agar peradaban manusia tak pernah punah untuk mengingat sejarah, sebagaiman bapak revolusioner kita yang kita sebut dan yang kita kenal dengan nama “Jas Merah”. Didalam ayat pertama Al-alaq, menyuruh dan mewajibkan kita untuk membaca, maka lahirlah sebuah adekiu yang mengatakan “membaca adalah menulis dan menulis adalah membaca”.dan pesan yang tertulis di dalam mimpi seorang yang dikucilkan terlahir dalam mimpi, “menulislah, maka engkau akan abadi”.
Keabadian sebuah nama adalah yang paling di agungkan oleh banyak orang,bahkan di dalam peradaban negari china, di haruskan untuk tetap memakai nama sekte ataupun nama ayahnya untuk mengenang jasa orang tua dan nama para leluhurnya yang telah memberiya kehidupan ataupun yang telah melahirkan dan merawatnya hingga ia menjadi sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain.
Dalam dekap doa dan mimpi yang makin menjelma, semua lekukan dari indahmu kembali hadir, berikan sebuah pesona pada jiwa yang hampir mati, karena kerontang akan cinta yang kini tenggelam bersama hilangnya cinta dari dirimu yang tengah aku rindukan. Hamparan sajadah tak mampu membendung semua luka yang tengah ku reguk, disaat semboyan cinta menghantam kepala di sudut malam yang tengah terjengah mengelabui setiap pikiran manusia yang tertunduk dalam satu romansa kisah percintaan. Karena malam adalah penjara hati bagi para insomnia yang menaruh rasa pada sosok yang jauh, yang entah di sebuah pulau keabadian ataupun nirwana Tuhan. Berjuta kiasan para jiwa memaknakan kehadiran malam, di ujung pulau seorang berandal tengah asyik mengisap tembakau surga di balik nikmatnya kamar kontrakannya, semenatar di ujung cakrawala seorang anak manusia hampir mati karena takut akan kehadiran malam yang tengah memberinya kenangan pahit dalam hidupnya yang payah, atas kisah intrik sunyi yang tengah ia lalui waktu demi waktu. sementara aku disini bersama malam menguraikan semua peristiwa dalam hidupku, inci demi inci waktu berputar memberi kenangan berbeda bagi setiap insan.
Perkara malam adalah perkara lilin yang rindu akan pijarnya sebuah cahaya meski itua dalah cahaya bintang kejora di ufuk timur sana, yang memberi isyaratbahwa pagi telah datang kepadaembun agar ia bersiap sedia di sapu oleh panasnya terik matahari yang menghilangkan nilai kesuciannya di atas ilalang-ilalang alam. Hadirkan prosa-prosa sunyi bagi para penyair,menuangkan segala luka dunia kepada sehelai kertas lalu meleburkan semua penat hidupnya lewat curhatannya pada ujung pena. Hingga tertuang sebuah bait keabadian di mata penanya yang berbuny mengalunkan senandung fungsi pena

“Bagaimana pena berbunyi?
Apakah semacama lagu goyang dua jari?
Ah tidak
Cara pena berbunyi ialah kata tanpa suara
Ia mengalir dari pikiran para intelek
Yang ingin merubah alam bawah sadar si pembaca

Pena adalah pasangan hidup bagi suami atau istri
Ia mewakili semua keistimewaan berpikir
Menuangkan segala suka duka
Tanpa ampun menguraikannya laksa banjir bandang melanda hunian warga

Pena adalah pedang
Yang mampu menikam tanpa bersentuhan
Ia bisa mematikan jiwa
Meski jarak berada di cakrawala
Ajiannya mampu memenjarakan setiap manusia
Meluluhlantakkan istana laksana pancasona legenda karmapala

Pena adalah sahabat terbaik
Yang selalu mendatangi setiap kau mau berkeluh kesah
Tanpa bising ia mendengar semua kisah
Hujatan kritikan rayuan bahkan penghambaan
Ia adalah tempat penampung semua kata-kata pun sampah

Sementara para sufismen bercerita
Bahwa di lauhil mahfudz berbunyi suara pena
Penulis takdir bagi setiap jiwa yang bernaung di dalam semesta
Menguraikan jodoh dan semuanya
Sebab itu pena sangat indah
Ia mampu menelanjangi tubuh bahkan dengan satu guratan”
Berbicara tentang pena tak hentinya kita berbicara tentang keabadian kisah, tentang keabadian mimpi pada setiap jiwa yang setiap hari mencurahkan suara hatinya di dalam buku diari, tentang keabadian biografi bahkan oto biografi para tokoh-tokoh revolusi, tentang abadinya ide-ide liar manusia, hingga pikiran teringat akan sebuah kisah di sebuah pulau terpencil yang memberikan kenangan yang sama dengan kisah yang tengah aku rasa saat ini. Kisah itu adalah kisah abadi para pemuja cinta, para pendamba hati, para optimisme pada waktu dan keputusan takdir Tuhan. Guratan-guratan pena yang telah mengabadikan kisah-kisah manusia, kitab-kitab telah mengabadikan banyak kisah manusia. Hingga terpikir olehku menuangkan semua kenangan dari kisah tersebut untuk jua ku abadikan dalam penaku.
Air mata pada keabadian kasih langit kepada bumi kembali tercurah sebagai rahmat bagi penghuni bumi.

“Air mata langit hadirkan pesona pada tiap helain daun pepohonan jati di samping kuburan tua, hingga sang melati memekarkan bunganya sebagi simbol ia telah belia dan memberi tumpuan pasti pada lelaki bujang tanpa ayah di sebuah gubuk samping jalan-jalanan
Sembari melihat pelukan nestapa pada hati yang tengah nelangsa pada kenangan, lelaki itu jauhkan harap pada langit, karena mimpi kini hanyalah sebuah angan di tengah duni yang kini semakin tua
Karena hujan baginya adalah cambuk nostalgia yang sangat mengerikan berikut kenangan pada ayah dan bunda yang telah lama tiada karena terseret banjir tahun lalu

Kenangan itu kembali hadir dalam kenangan pikirannya, ia berandai dalam hati agar di dalam hujan ia berteriak mengutuk langit yang teleh merenggut kebahagiannya dan yang telah membawa kedua orang tuanya terbaring lesu di balik papan yang telah di semai oleh manusia-manusia sosialis
yang tengah asyik berbincang dan memberi ucap kasih pada jiwa mungil yang di tinggal oleh kedua jasad tanpa nyawa yang tengah mereka kuburkan.

Kedua mayat yang sekaligus adalah ayah dan ibu si laki-laki malang itu di kubur di sebelah timur kampung
Ternama kuburan tua yang keramat lagi angker karena di sana adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa arwah penasaran yang meninggalkan kasih sayangnya di atas hamparan tanah merah yang tengah menguburinya

Kuburan tua tanpa hiasan bunga dan pohon kamboja kuyup di lumuri air mata tangisan kerinduan awan
Batu kapur dan batu nisan sebagai tanda bahwa masih ada bekas kehidupan yang tertanam di dalam perut bumi yang tengah di banjiri luapan kesedihan
Banjiri semua makam-makam tua, bekas-bekas sampah dan fosil dedaunan yang telah busuk kini telah di aliri dan di bersihkan oleh kesucian hati yang menumpahkan air mata
Air itu adalah air suci, Rahmat Tuhan yang tersalur lewat bersenggamanya kerinduan dua alam
yang telah tertakdir tak akan bisa bersatu

Air itu kemudian kembali ke muara kemana dan dimana ia berasal
Sebagian meresap ke lubang-lubang tanah dan sebagiannya mengalir ke hilir lalu bermuara di lautan tanpa tepi meski pantai adalah sandaran bagi sebagian jiwa yang tercerai
Lalu air itu kembali hadir di gubuk peot milik seorang petani yang tengah menunggu hasil panen di esok pagi yang tanamannya telah di satukan dengan hilir air kasih sayang yang bermuara ke samudra
Air itu adalah air mata kesakitan petani, karena banjir dan air melimpah ruah sedari pagi telah menenggelamkan padi bawang cabe dan semua hasil taninya

Di seberang pulau seorang gadis belia tengah berdiri di pinggir pantai, dengan mata di lumuri air mata darah
Sempat tertanya olehku lewat mendung yang menghiasi pelataran langit dan juga raut wajahnya
bahwa ada hikayat alam yang tengah ia pecahkan dan sempat harap tertanam dalam hati bahwa ayah yang tengah di nanti di tepi pantai kembali hadir bawakan kebahagian dengan kehiodupan masih bersama raganya
Namun angin laut bertiup angkuh hingga badai di samudra antartika hadir mengajak menari ombak yang ada di tiap muara lautan
Hingga hadirlah duka pada hati si gadis belia yang tengah menanti ayahnya yang telah tenggelam di dasar lautan bersama hujan dan badai yang di bawa oleh kesedihan langit dan kecemburuan awan pada bumi

Gadis malang datang dengan segala harap kepada langit, berpanjat pada setitik harap yang hampir punah karena sakit itu adalah kepedihan yang membawa keyakinan hampir hilang pada ketuhanan
Lalu dengan sedikit yakin yang masih membekas pada kholbu, ia bangkit terperanjat dari keterpurukan karena kepedihan hati karena di tinggalkan oleh ayah dan bunda
Ia berharap di sepertiga malam semoga cinta yang abadi akan terwujud dalam satu fase kesempurnaan pasangan dari alam kejadian ia menjadi seorang jelmaan Hawaniah

Gerakan tangan Tuhan kemudian kembali membelai keduanya, tanpa peduli pada jarak dan waktu, mereka bertemu dalam satu gubuk seorang petani yang tengah meratap karena hasil panen yang seharusnya menjadi penunjag hidupnya di beberapa bulan yang akan datang, kini ludes terbawa oleh alir air ke hilir yang menuju hulu tanpa nurani.
Jiwa-jiwa yang tersakiti oleh hujan kenangan pembawa petaka kini berpaut dalam satu gubuk kecil seorang lelaki tua tanpa istri di tengah hutan yang jauh dari hunian warga
Hingga terciptalah sebuah masa depan baru yang akan memberi warna cerah di masa yang akan datang

Lelaki malang dan si gadis malang itu kemudian bertemu pada satu nasib yang sama dan takdir yang menyamakan untuk di pertemukan, meski mereka adalah jiwa yang terpisah oleh pulau dan  air mata langit dan juga lautan luas yang membentanginya
Mereka adalah satu jiwa yang takdirnya tertulis rapi untuk sebuah ujian jiwa yang di beri kehilangan untuk orang-orang yang mereka kasih dan sayangi berikut yang paling berharga dalam hidup dan kehidupannya
Jiwa-jiwa mereka tengah melalang buana di atas langit, di tengah hamparan samudra, di dalam surga sambil berpelukan dengan kedua orang tuanya, juga sedang merana di atas ranjang yang sudah kusut karena di makan waktu yang tak mau tau akan kepedihan dan kesdihan yang di berikan air mata langit pada kisah mereka

Dengan di wakili walimahan dan wali nikah seorang petani tua di gubuk peot
Kedua jiwa yang di obrak-abrik oleh masa lalu kini menjadi satu, berpaut dalam satu hubungan abadi dalam kesaksian burung-burung yang berkicau di pagi hari dan bunga yang bermekaran tanda kemarau telah tiba dan musim gugur telah sampai dan kebahagian mereka tak akan mungkin bisa di gugurkan oleh musim apapun, karena janji jiwa yang pernah di hina oleh waktu, di sakiti oleh masa adalah benar tak akan menyia-nyiakan orang yang telah memberinya kebahagian setelah badai duka telah terlewati bersamanya.”

Masih tentang malam yang menguraikan segala cerita, dalam bentuk aksara-aksara yang tak terangkai berikut tak pernah tertulis, karena malam adalah penjara jiwa, namun kebebasan bagi pikiran untuk menerawang sesuatu yang bahkan malaikat tak mampu menjangkaunya hadir dalam kepekatan malam. Karena benar adanya bahwa para sufismen menghadirkan setiap sajak-sajak rindunya pada Tuhan, ialah ketika jiwa-jiwa anak manusia tertidur dan terbuai oleh mimpi mati sesaaatnya, maka hadirlah rahmat bagi jiwa yang inginkan wajah-wajah yang tengah di idamkan di pelupuk matanya,meskipun semua itu semu adanya. Ibnu Arabi menilai malam adalah tertutupnya jiwa bagi para manusia yang tak ingin memperdalam dalam perkara Tuhan dan rahasia-rahasia yang di sembunyikan di dalam alam, sementara bagi yang manusia yang mau berpikir malam adalah tempat di bukanya semua pintu surga,berikut rahmat-rahmat Tuahn yang telah di janjikan. Sementara lailatul qadri adalah malam seribu bintang yang di riwayatkan dalam kitab suci bahwa adalah malam yang lebih baik dari seribu malam.
Maka dari itu, waktu sepertiga malam adalah tempat yang paling indah untuk bercumbu dengan Tuhan, meminta dan meluapkan segala keluh kesah sang hamba kepada pencipta. Terangunlah dan bercumbulah dengan doa dan harapan kepada Tuhan semoga apa yang teruntai di aminkan oleh malaikat, agar bisa menerawang semua peristiwa mana yang hendak tangan tuhan kasih untuk kita jumpai dan perkara apa yang akan kita lakukan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Aku sendiri mencintai malam yang di cintai oleh para wali Allah dan para ahli sunnah wal jamaah, agar kiranya rahmat tuhan tetap terjaga dalam jiwaku, meski memori otakku sedikit amnesia karena terlalu lama terpuruk akan kehilangannya.
Taukah kau, aku disini, di tempat biasa kita merenung dan bercanda ria. Di tempat kita melepas penat saat senja, berpuisi, melantunkan sajak-sajak cinta. Aku disini berusaha mengingat semua rentetan peristiwa suka-duka kita, menguraikannya lewat lagu sambil mengingat masa lalu yang penuh romansa indah. Sampai pada sebuah kenangan masa lalu, dimana kita melakukan sebuah percakapan indah. Di sini adalah segala kenangan kita tertulis dengan indah, terangkai segala peristiwa yang membuat hati ini selalu ingin kembali kala masa itu.
Itulah keabadiansejati oleh pena, mengurai segala yang terurai dalam bentuk rumus bahkan simbol, ia adalah keabadian sejati para jiwa yang ingin tenang meninggalkan nanam dan sejarah peradaban untuk dunia. Dan pikiran adalah senjata utamanya bahkan ia mampu menguraikan semua peristiwa dengan guratan pena langit nya.


SAJAK UNTUK PENITI DAN SOPIR BUS

Masa aksi

Oleh : Ginanjar Gie

Aku terlahir untuk ini, memandang semua yang terjadi tanpa sesuatu yang harus di selesaikan bersama tukang peniti yang merangkul bawahannya untuk mengecam para pembawa sampah di hadapan menara megah yang berwarna biru. Mereka berteriak dengan lantang lalu tukang peniti menyambutnya dengan suara senjata, dengan berteriak selaksa petir menyambar : datanglah kesini kauuuuu, agar ku gelitik otakmu dengan tumitku, otak kalian teracuni, sini ku bersihkan semua sampah yang ada di kepalamu agar semua sistem bekerja dan berjalan dengan baik ujarnya sembari mengarahkan moncong senjata kepada penindas elit yang tertindas, yang sangat membutuhkan nilai keadilan.

Tukang peniti itu penyulam yang bagus bahkan dalam situasi yang pengap mereka tetap menjahit kain untuk menyumpal mulut para komunal dengan paksa, merah padam muka para peniti berdiri di gerbang gedung megah, dengan suara gagah berani sang komando berkata : perisai komando tegapkan senjata, hancurkan para tikus-tikus kecil itu, mereka hanyalah sampah bagi negeri maka tenggelamkan saja.
Sambut sang jenderal dengan komando yang tak kalah lantang : lakukan sesuatu yang kalian anggap benar...!!!

Sebuah tragedi besar pun tercatat oleh sejarah, sang orator di bungkam dengan moncong senjata, batu dan kayu tak lagi punya nilai sebab letusan senjata dari para wajah beringas mulai fi dengungkan, seirama alunan musih k-pop korea yang di dengar oleh seorang ayah ketika seorang ayah tengah menderita sakit gigi.

Peniti mulai beringas di arena laga ia berteriak dengan seraya memerintah : hancurkan semuanya, kemarin kalian yang menduduki gedung ini, mari sini ku ajarkan bagaimana berada di tanah yang menjadi dasar bangunannya agar kalian tau bagaiman sakitnya di siksa oleh kata-kata atau sakit yang kalian inginkan adalah moncong senjata yang akan memberikan keadilan dan ketenangan. Lalu sang peniti menarik paksa seseorang yang kurus kering tanpa rasa manusiawi dalam diri memandang ia sebagai seekor domba para gembala yang akan di kurbankan saat idul adha tiba, kemudian ia lemparkan tubuh tak berdaya itu, sebelum bagian-sebagian dari peniti itu memukuli dan menyerangnya bagai srigala kelaparan. Seorang wanita berjas hijau memeluk tubuh kurus itu, membelainya dengan mesra sambil membisiki seuntai kata di telinganya "Kawan inilah bagain dari perjuangan, Revolusi belum usai, kami pasti menyelamatkanmu, Bersabarlah." sebelum ia di tarik paksa oleh peniti bengis. Perempuan itu tetap memeluk dan menenangkan dirinya, tapi wajah bengis tanpa ampun menariknya dengan paksa. Di angkutnya tubuh kurus kering itu di atas mobil bak terbuka, lalu seorang peniti datang menjemputnya sebelum mereka telanjangi bajunya. "Dasar sampah" sinisnya sambil memungut rambut panjang si tubuh kurus kering .

Kemudian satu per satu mereka datang dengan tangan di belakang punggung, dan di pegang dengan kuat oleh para peniti tangannya, lalu memaksa para jalang jalanan itu untuk melepaskan pakainnya lalu di buat paksa untuk duduk di atas aspal yang panas karena di terpa matahari sedari pagi. Sempat para komunal itu berteriak berontak hendak memprotes apakah ada aturan di atas aturan yang membuat mereka harus melepaskan bajunya laksana maling ayam di kampung-kampung tanpa listrik di sudut ibu kota.

Hampir semua dari komunal itu di babat habis oleh asap air mata, hingga cair mencairkan semua yang hadir dalam aksi, hadirkan tafsir dan makna bahwa mereka yang berdiri di depan gerbang adalah sampah sumpah serapah para elit. Orang seorang dari peniti hadir kembali membawa orang per orang  tuk di jatuhkan hukuman di atas meja hijau. Keadilan yang di perjuangkan kini berbalik menyerang bagai ibu tiri yang takut kehilangan kasih sayang suami dan takut kehilangan warisan sang suami lalu menghardik anak kandung dari lelaki yang mempersuntingnya hingga ia tewas dalam fhobia yang mengerikkan. Kasian mereka yang berjiwa merdeka, mereka telah lihai dengan kekuatan revolusi hingga lupa bahwa taring dan moncong senjata masih tegap berdiri di gerbang istana.

Setelah mobil membawa para komunal ke pengasingan, lalu hadir sebuah bus sewaan dengan tulisan di depan kaca "Berkedok Almamater (berwajah preman) di gedung berwarna biru. Mereka hadir bawakan makanan untuk para komunal, dengan daging dan ayam di bungkusi oleh plastik nasi sebelum mereka bubuhi semua makanan itu dengan racun. Racun itu lahirkan kematian bagi para jiwa perindu keadilan.

Racun-racun itu adalah obat untuk kebijaksanaan ucap seorang jendral dari kumpulan tertindas, karena racun itu adalah setidaknya mampu membawanya kepada keabadian hingga tak lagi melihat dunia yang begitu kacau oleh ulah manusia-manusia kerdil. Kematian adalah perebahan abadi yang membuat jiwa tenang karena tak ada lagi sisi yang dapat membantu menghancurkan sistem yang terstruktur oleh para peniti. Setidaknya kematian dapat mengantarku pada surga maka akan ku raih itu, namun sebelum nyawa terenggut oleh racun itu, ijinkan aku bersuara di depan istana itu lagi dan menghancurkan para penghuninya, kemudian ku ikhlaskan jiwa ku kalian ambil, tubuhku kalian cincang, dan setiap dagingnya kalian berikan saja kepada anjing-anjing kampung yang kelaparan. Karena bagiku kemerdekaan yang tertindas adalah mati bagiku. Ucapnya dengan air mata darah.

#Suara hati para aksioner