LAMBU BERDARAH


Foto : Ilustrasi Puisi
Berita duka datang dari timur indonesia
Selatan Bima
Di sana tersimpan air yang mendidih
Air mata darah para pejuang keadilan
Air mata darah para pecinta mimbar jalanan
Air mata darah para perindu mimbar bebas
Air mata, mata yang bernama sejarah

Ban bekas mengepulkan asap di udara
Depan istana dan juga di persimpangan pelabuhan
Turut turun berkali-kali menggoda penindas
Menawarkan misi untuk sebuah perdamaian
Bahwa emas bukanlah jalan satu-satunya kemajuan wilayah
Namun ambisi yang terpendam adalah pulau kelapa
Ah berdosa aku tak bersuara saat itu

24 Desember 2011
Peristiwa Bima berdarah
Lambu berdarah
Sang pejuang keadilan di hakimi dengan senjata laras panjang
Ribuan peluru berserakan di tanah
Mayat bergelatakkan di depan istana
Istana para pemburu emas pulau kepulauan

Masihkah ingat peristiwa itu?
Siapakah yang telah masuk penjara dalam pembunuhan itu?
Adakah duka cita dari sang diktator yang menjabat saat itu

Apakah hanya sebagai misteri kisah?
Apakah hanya bualan setiap kedai kopi
Ataukah Dongeng sebelum terlelap?
Entahlah...!!!
Jawab suara mereka yang lantang sebelum bunyi senjata berdesing di telinga

SELAMAT PAGI PAGIKU

Foto : penulis
Selamat pagi pagiku
Kau begitu cantik pagi ini
Dengan senyuman alam alami dalam sunggikanmu
Merosot lunglai sang raga tanpa kuat
Mati dalam semua ketika kau hadir dalam jingga timur

Selamat pagi pagiku
Kau begitu indah pagi ini
Senyummu di cakrawala begitu anggun
Suara-suara binatang bintang mengalun sendu
Kupu-kupu terbang di atas bunga
Senyummu indah pagiku
Embunku hilang karenamu pagiku
Aku kerontang pagiku
Kau terdiam pagiku
Kau tak ada kabar pagi ini pagiku

Reamur telah kembali pada titik nol
Rautmu racuhi pikiranku
Pagiku kini menjelma siang
Sorepun tiba sebelum terantar
Pada keabadian pekat malam
Bersama hati masygul sunyiku sunyimu
Mati

GOYANGKAN PENAMU

Mari bercumbu puan
Ayo kita selipkan makna rindu kita pada setiap aksara-aksara buta
Sebelum waktu mengikisnya menjadi debu

Ayolah puan
Diksiku hanyalah pikiran hampa
Ia bukanlah air yang mengalir
Ia terurai tanpa hulu
Kau pasti paham puan

Ayolah mainkan pikiranmu
Goyangkan penamu
Aku bersama sejuta rasa
Menikmati alunan guratan hurufmu
Aku pengagum mu

SEBAB DIAMMU ADALAH KEHAMPAAN

Foto : Ilustrasi puisi (sumbr : galeri indonesia)
Loakan hati tertawar tertanam
Dalamnya telaga tenaga terkuras
Menyambuk rantai di sekilas jalan yang di gilas
Hancur berkeping dalam perisai prosa
Hulu terpenuh oleh air
Mata berair di ujung pantai
Tempat sampah berserakan oleh ombak tepi
Sepi riuh ombak barat mengalun sendu dalam sunyi
Hati itu telah mati dalam asa tak terjamah
Sebab diammu adalah kehampaan
Pesanmu adalah ketiadaan ketenangan
Kenangan hanya senyum yang buyar
Di ujung mimpi pada cakrawala
Yang tengah membesuk luka yang terlukai
Hendak sapa pada menit kedua
Namun ketakutan datang menerpa keterpakuan
Terhenti di simpang tanpa jawab
Hati telah lega dalam semua suara
Memendam adalah luka tanpa obat
Uraikan mimpi yang tak sempat menjadi indah
Anak bulan di ranting kamboja telah memekar
Berwarna merah bersama luka tak berdarah
Bersama hujan ia menumpah tertumpah ruah
Luka itu adalah cerita kita
Tertanam terpendam sebelum subur terdesak oleh embun
Ia hilang bersama mentari yang sama-sama kita nanti
Selamat menikmati hidup dalm satu
Sebab ikhlas adalah jawaban
Jika sapa tak di indahkan dalam rangkulan dan dekapan

DIRINDUI OLEH RINDU

Foto : ilustrasi puisi
Salam pada semesta
Cakrawala sunyi yang sedang kau pahami
Alunan dawai sedang kau nikmati
Siluet senja yang tengah kau suguhi

Dapatkah..?
Masyghul hati terobati
Oleh prosa-prosa yang kini di urai
Untuk melengkapi setiap bait puisi yang selama ini hampa

Puanku madu
Madu adalah manis
Manis adalah candu
Candu adalah rindu
Rindu adalah runyam
Dan runyam adalah pikiranmu

Oase mu oam mu
Dirindui oleh rindu
Oleh madu yang kehilangan rasa manis
Di dalam bekunya oleh mesin pendingin

Madu itu dingin
Kamu adalah madu
Kau memilih tetap terdiam
Sementara rangkulanku amat menghangatkan

Kau percaya doa?
Doa selalu lebih panjang dari Tangan
Dan aku merangkul dan memelukmu lewat bisikan kholbu
Karena ku tahu Tuhan akan menyatukan hati jika tangannya turun menyatukan takdir kita