Nama-nama Novel dan Pesan yang Terkandung di Dalamnya

Foto : ilustrasi tulisan
Cantik itu luka adalah sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan perempuan melawan penindasan dan menghidupkan kebenaran.

Babi Hutan adalah sebuah novel yang menceritakan tentang siapa kekuatan dan kekuasaan yang berada di atas presiden.

Batavia adalah novel yang menceritakan tentang seorang wanita yang berjuang membebaskan rakyat Indonesia dengan sebatang Pena.

Memoar sang presiden adalah sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan aktivis yang mendekam dalam penjara karena tertipu oleh hasutan seorang perempuan.

Tuhqn izinkan aku jadi pelacur adalah novel yang menceritakan tentang seorang eanita yang inginkan ada kesetaraan gender dan memperjuangkan emansipasi wanita.

Hujan adalah novel yang menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang di tinggal mati oleh orang tuanya tapi mampu menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Rembulan tenggelam diwajah mu adalah sebuah novel yang menceritakan tentang seorang suami yang sangat cinta akan istrinya dan selalu berharap istrinya kembali meskipun dia telah lama meninggal. Dengan  kata lain harapan adalah kekuatan dan Do'a adalah energi penumbuh kekuatan.

Petala cinta adalah novel yang menceritakan tentang jika mencintai karena Allah harus ikhlas melepasnya karena Allah jua.

Dilan 1990-1991 dan pengakuan dilan adalah novel berkelajutan yang menceritakan bahwa dalam berhubungan tidak harus mengekang atas nama cinta dan kasih sayang karena itu akan membuat hubungan itu renggang dan berakhir dengan kata perpisahan.

Dunia shopies adalah novel yang menceritakan bahwa dalam berfilsafat bukan tentang menghafal teori sebagai ilmu pengetahuan, tapi tentang berjiwa ingin mengetahui.

Iblis menggugat Tuhan adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa sebuah kesalahan bukan dari faktor eksternal melainkan faktor internal pribadi manusia dengan kata lain "Rubahlah dunia dalam dirimu niscaya dunia di luar sana akan berubah mengikutimu.

Agama Cinta adalah sebuah novel yang menceritakan tentang bagaimana seorang manusia harus tunduk dan patuh terhadap lingkaran skenario takdir yang di mainkan oleh pena Tuhan agar ia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Bidadari untuk Ikhwan adalah novel yang menceritakan tentang bagaimana seorang lelaki harus menghargai wanita dan taat kepada Aturan Tuhan agar mendapatkan kenikmatan surga.

Ayat-ayat cinta 2 adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa sesuatu yang hilang pasti akan datang jika kita mengharapkannya untuk kembali.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa mencintai tidak harus memiliki.

Minak jinggo adalah sebuah novel yang menceritakan bahwa tidak selamanya di hina akan terhina, namun dengan hinaan tersebut kita menjadi pribadi yang lebih kuat untuk mendapatkan kekuatan juga kekuasaan.
Gie
^Kopi_kenangan

PEREMPUAN AKSIONER HMI

Spesial untuk Yunda Karni dan Yunda Fitry
Foto : karni & fitry

Laksana daun hijau pemberi oksigen
Hitam malam berikan ketenangan
Hijau hitam menyatu dalam pandangan
Menunduklah kader dalam satu bendera naungan

HMI yang permai
Jiwamu adalah ideologi kami
Semua yang bernaung berjiwa ksatria dibawa panji islami
Kami ada HMI untuk kemajuan negeri

Dikala organisasi terkena virus degradasi
Terlahir perempuan berjiwa insani
Menyatukan kader dalam satu persepsi
Nilai dasar perjuangan harus tertanam dalam hati

Jiwa perempuan super
Tertanam dalam tubuh perempuan suci
Perempuan aksioner sang revolusioner
Terlahir dari Tubuh ideologi HMI

Perempuan perkasa tanpa kasar
Berjiwa pemimpin demi mimpi besar
HMI dalam jiwa yang menyala dan berkobar
Hijau hitam pasti akan tetap berkibar

Aksioner sejati
Perempuan dengan jiwa kartini
Tertempa dengan ilmu-iman-amal yang mumpuni
Perempuan itu adalah fitryani dan karni
Yang telah memberikan segenap jiwa raganya untuk HMI

AKU MEMILIH PERGI

Oleh :Desti
Foto : penulis
Perjalanan Melupakanmu
Aku memutuskan untuk berhenti. Membiarkan remah-remah kenangan yang pernah kita ciptakan, tersapu angin bersama gugur daun kering yang merapuh. Dengan gemetar kututup kotak memori yang berisikan keping-keping hati yang dulu sempat tersusun rapi, kini berantakan nyaris tak membentuk. Kita; simpul yang telah tandas, ingin segera aku kuburkan dalam-dalam di dasar segara perasaan yang kau tinggalkan.
Aku memutuskan untuk berhenti.

Membiarkanmu pergi tanpa peduli telah menghancurkan harapku. Sedang aku harus mengemasi segala cerita yang pernah kita rangkai, menaruhnya di laci paling dasar dan menguncinya, agar tak lagi kubuka. Kuakui, melupakanmu bukan perkara mudah, terlebih ketika kenangan kita beterbangan seperti capung kala petang mencumbu senja; indah yang harus kuhentikan.

Aku dan kamu sempat menjadi kita yang melangkah seiring. Membunuh waktu dan rindu dalam riak tawa dalam ruang semesta tanpa batas. Hingga pada suatu ketika perpisahan mengalir dari birai kenestapaan. Beku; serupa gelas kaca yang kau biarkan menggigil dalam dekap musim dingin. Dadaku sesak, lidahku kelu. Ada hampa di sana yang sedang mempersiapkan diri, melepas ceria satu demi satu.

Air mataku gugur setiap kali kuingat kamu, setiap kali bayangan tawamu terlintas dalam anganku. Tidak lagi ada rindu sebagai alasan untuk jumpa denganmu, tidak ada lagi perjalanan untuk menuntaskannya. Kini dan selanjutnya, aku akan menanggung rindu sendirian, menikamnya dengan kejam. Meski akhirnya, jantungku layak terhunus pedang panas yang menyala saga. Tak apa, jika ini adalah jalanku untuk bahagiamu.

Pasca kepergianmu, ada yang harus berkali-kali kuhadapi. Sepi yang menggaungkan jerit nurani, pun dengan luka yang kian perih, dihujani derai yang mengalir dari sudut netra. Aku baik-baik saja, sejujurnya aku telah muak dengan pernyataan itu. Berulang kali kurayu diri agar mau berdamai dengan segala yang tersisa. Menyiapkan langkah untuk mengurungi perjalanan baru; perjalanan melupakanmu.

Pernah kamu bertanya, perihal apa yang bisa kamu lakukan untuk membuatku membaik. Berdoalah, berdoalah agar segala ingatan tentangmu segera terpangkas. Pun dengan aku sedang berusaha mengendalikan hatiku, menghapus aksara yang menyusun namamu. Menata kembali hari depanku yang tanpamu. Berdoalah untukku, dan aku percaya bahwa mengarungi perjalanan melupakanmu, aku mampu.

Satu Waktu, Ada satu waktu di mana aku membayangkan, bahwa bersamamu di masa depan adalah sebuah kebahagiaan.
Ada satu masa di mana kebersamaan denganmu, kukira akan selamanya hingga nanti menua. Namun waktu dan masa itu sudah usai, habis ditelan kecewa yang nyatanya hadir bertubi-tubi. Meski jujur saja, sesekali waktu aku masih akan tertawa mengingat kita yang dulu.
Seseorang pernah berkata, jika tawa sudah tercipta, maka tak lagi ada masalah untuk masa lalu itu. Mungkin kiranya itu benar, aku dan kamu sudah benar-benar saling melupa, hingga tak lagi peduli dengan apa yang kata orang-orang belum jua usai.

Untuk kamu yang pernah berada di penghujung harapku. Semoga kali ini kamu masih dan akan selalu baik-baik saja. Sebab di sini aku, sedang teramat baik karena telah merelakanmu untuk pergi.

YAKIN USAHA SAMPAI

Foto : sampul undangan pelantikan Ketua HMI Cabang Bima
Kembali bergeming
Suara-suara kini mulai bising
Masing-masing punya opini untuk menggiring
Himpunan di pecah dan di goreng
Dalam situasi genting
Kita terpelanting ingin saling membanting
Demi tercapai impian iming-iming
Demi ego untuk jadi pemenang

Kader terpecah belah
Tuding menuding siapa yang salah
Keadaan kita kini makin parah
Saling adu argument dalam amarah
Marah-marah

Tidakkah kita ingat perjuangan para senior
Yang membesarkan nama HMI dengan semangat yang berkobar
Menjalankan roda organisasi dengan mengkader
Bukan dengan intimidasi horor
Menyalahkan yang lain demi nama kita pribadi yang tenar

Abang senior
Yunda senior
Mari sejenak kita tundukkan pandangan kita
Kita kembali pada roda organisasi
Kita hidupkan nawacita HMI

mari...!!!!
Kembali kiat
Rumah kita tembat beribadat
Meski kita berasala dari yang berbeda adat
Kita terhimpun dalam satu pondasi yang kuat
Terhimpun dalam Himpunan Mahasiswa Islam yang mengikat
Silaturahmi untuk menambah bakat
Kualitas insan cita yang di cita-citakan oleh semua

Kita adalah keluarga
Mari gantungkan cita-cita kita bersama
Di bawah bendera hijau hitam nan perkasa
Kita pasti bisa

Yakin usaha sampai
Cita-cita kita tergapai
Akademisi yang kita tempuh tercapai
Insan cita yang kita gaungkan kita tanam dalam nurani
Agar terlahir pribadi yang hakiki
Pribadi yang bisa membawa perubahan untuk negeri

Indonesia Negara kita
Himpunan mahasiswa islam organisasi kita
Pancasila ideologi kita
Kita adalah penghimpun suara di segala penjuru semesta
Untuk menyiaran agama cinta
Islam
Agama yang di ridhoi Allah

AL-JAWI TANAH YANG DI RAHMATI

Foto : ilustrasi Tulisan
Jiwa leluhur memeluk dalam hening
Berbisik dalam gerakan tubuh yang dingin
Menyapa dengan senyuman yang meng-andai
Semoga tercapai cita untuk menemukan yang hilang
Dalam tubuh Bima yang menyimpan misteri
Harapnya dalam senandung bulu perindu yang tengah di bisikkan.

Sesuatu yang hilang harus di cari
Sanggili Nggoi yang tersirat haruslah tersurat untuk menyabut per-adab-an yang menyatukan antara semua persepsi yang di rumuskan dalam 73 cabang.
Ia hilang dalam sebuah samudera Al-fatih-hah, Tersembunyi di awal pembuka segala surah. Sulaiman melafazkan dalam surat yang terkirim dengan hud-hud dengan indah, Hingga puncak sinai tertunduk memeluk tubuhnya dalam menyaksikan kekuasaan kekuatan huruf ba-mim-laf-ha-ra- kha.

Kekuatan itu terus datang mengintai, mem-ber-diri-kan semua bulu yang hidup di dalam tubuh Bumi manusia, Hingga semesta pikiran tertuju pada intuisi yang meyakini bahwa alam dalam alam adalah keghoiban yang di isyaratkan sebagai kekuatan supnatural manusia.

Sembilan untuk mencapai sepuluh tengah di cari ia  di sembunyikan dalam semesta pikiran manusia, pencapaian cahaya dalam rumusan terpancaraku dalam aku hingga terpancar menjadi pancaran murni dari mata yang menatap cahaya keabadian.

Kenikmatan ini tak ada yang menjumpai selain diri, leluhur terus mendekap dalam-dalam, hingga keinginan terus dan terus membuka hijab dari segala hutuf yang tersurat.  Kemampuan terjamah oleh fituah-ffituah-fituah yang di anggap mitologi, namun jauh di dalamnya ada keyakinan yang akan di nikmati oleh jiwa setelah kita menyatu menjadi dalam peleburan akal budi manusia.

Inilah capaian, inilah titik p3ncapai bagi orang-orang yang sedang memeluk sunyi dan mendekap dalam rukuk dan sujud di kalan keheningan malam datang menyapa. Merenungi segala dinamika pikiran lalu bertanya tentang dimana diri dalam raganya, apakah hanyalah lahiriah atau ada sesuatu yag tersembunyi di dalam diri yang kerap lemas dan seketika kuat.

Kembali, setiap manusia memiliki jiwa untuk mencapai,namun tangga menujunya selalu berbeda untuk setiap manusia, itulah keindahan dalam mencapai dengan jiwa yang bersih dalam tanah jawi yang telah di rahmati.
Gie
24 Juli 2019
Pena langit di Bumi pai