CAWAN SUCI

Foto : ilustrasi puisi
Segala semoga ter_asa dalam diri
Tertera sempurna pada intuisi
Semoga langit menjawab selaksa lazuardi
Tangan mulus terangkul dalam memori
Sempurna sudah harapan dalam hati

Ambisi ingin memiliki kini makin semakin
Menggoda iman tuk melampui batas yakin
Harap-harapan ini terjalin
Aku kamu menyatu bak saolin
Kau yan dan aku yin

Hitam putih yang menyatu
Membangun peradaban Baru
Memaknai coretan langit biru
Kisah kita akan banyak hati yang terharu
Menangis tersedu meratapi pilu
Lalu tersenyum bahagia karena kita telah bersatu

Dalam cinta yang suci
Tanpa Cawan Suci
Tanpa Skenario Konspirasi suci
Kau aku adalah kisah Azahra dan Ali
Dua anak yang telah memiliki
Kekuatan dan kewibaan dalam diri
Itulah makna kehidupan

Nol Tak Ternilai Namun Mampu Memberi Banyak Hutang

Foto : ilustrasi Puisi
Mengantar sang surya tuk merebah
Dalam kenangan tangan yang tak pernah mendekap
Menyetubuhi sajadah suci
Sang langit masih tengah menanti

Sajak jalanan kembali terlahir
Dalam angka yang tak ternilai
Nol yang tak terhitung bukan?
Namun mampu memberi peluang hutang yang sangat banyak.

Masih
Lagi dan lagi merebah
Menyetubuhi jalanan rindang
Mencari sesuatu yang hilang
Namun tak pernah bergeming dari tempatnya
Ia ada dari ketiadaan
Dimana rimba masih tertanya
Dalam kholbu sang wartawan masih memendam keingin tahuan.

Sang surya melambai
Bertanda peluit masinis waktu telah berbunyi
Jingga kembali datang
Lalu pulang meninggalkan hitam
Penyair jalanan masih merebah
Menunggu langit meneduhkan takdir

Di pangkuannya sejuta soal
Di kepalanya sejuta tanya
Di pundaknya sejuta tanggung jawab
Kemana merebah sang kelana
Jalanan masih sunyi

Lihatlah petani masih menyemai
Sang nelayan hilang dua hari
Kita masih tetap berdiri
Tertanyakah dalam hati kapan kita mati?

Entahlah
Jawaban ada dalam keegoisan
Kemauan manusiawi
Ya......
Disana ia terpendam
Di dalam congkaknya tafsiran nilai
Bahwa kaya adalah sukses yang tertunda.
05 Agustus 2019
Ginanjar Gie
Pena Langit di ujung Bumi.
Inpirasi Sape sangia

Bianglala Malaikat

Foto : buram
Wahay sang putry
Jangan biarkan hati di landa sepi
karena rasa ini selalu ingin memuji
Wajahmu selaksa rengganis yang telah meluluh-lantakkan hati

Bukankah kita pernah berjabat?
Apakah itu tidak cukup membuat mu berkutat
Pada hati yang ingin berangkat
Menujumu di pelataran bianglala malaikat

Pertemuan tercantik
Perpisahan Tersakit
Sifatmu yang Bagai ilmu mantik
Mematahkanku dalam virus yang menjangkit

warasku hilang
Kau hilang
Cerita kita hilang

Mengapa?
Mengapa harus ada pertemuan
Jika pertemuan berujung kenangan
Pertemuan yang menumbuhkan jentik-jentik rindu
Meski wajahmu pernah kujumpai dalam satu tatapan
Tapi yakinlah jiwa ku membara dalam memujamu yang kini tengah betkelana dalam imajiku

Kau ada saat ini
Kau bermain dalam pikiranku
Tapi kau tidak jua mau berbisik
Jemput aku di ujung malam
Agar aku pergi menjumpai takdirku
Di atas altar suci aku kau menjadi kita
Aamiin.
05 Agustus 2019
Ginanjar Gie

Sejarah dan Budaya Yang Di Manipulasi

Foto : Pulau Ular Saat Sunrise
Raga langit menyatu dalam bola
Menjelma cahaya dalam tinta
Mengusik pikir tuk kembali hadir
Menjejaki liar liur dalam alunan dawai hilir

Luka-luka tersayat di perut pertiwi
Lebam membekas pada tubuh generasi
Budaya di kebiri dengan ambisi
Hinggapi mimpi-mimpi buruk negeri

Lihat disana ada "Nggahi Rawi Pahu"
Disini ada "Maja Labo Dahu"
Media-media sibuk memotret "Rimpu"
Filosifi tinggi di anggap lampau.

Adakah Langit mendogma liturgi?
Adakah Bumi Menghasut Partai?
Adakah Semua akan menjadi mimpi?
Jawabannya ada dalam imaji
Jawabannya ada dalam diri
Jawabannya ada dalam literasi

Bima-Dompu dua nama tercantum dalam satu kertas
Che Guevara- Fadel Castro bermimpi revolusi kelas
Soekarno-Hatta Memimpin hanya sekilas
Kita?
Menelan kembali ludah seakan memelas.

Sejarawan terlahir untuk penguasa
Budayawan lahir untuk diperdaya
Biola?
Jangan di tanya..!!!!!!

Langit adalah langit
Bumi adalah Bumi
Pena langit tak mampu merubah literasi Bumi
Nelangsa....!!!

Kita di buat mati oleh manipulasi
Data tertera hadirkan emosi
Siapa sangka yang dahulu berdiri?
Tanyakan pada sang sangaji..!!

Literasi tumpang tindih
Generasi salah tafsir
Kita terbuai mimpi
Bagai bayi-bayi fakir.

Ada yang berani?
Bukalah segala kitab
Tunjukkan nama-nama ncuhi
Jika itu ada dalam ingatan para ahli

Bima
Dompu
Tambora
Sanggar

Tanpa bukti dimana kini....!!!!
Ginanjar Gie
Pena Langit di Ujung Bumi. (Masyrik)

Aku Pergi Dari Sini

Foto : Gie
oleh : Zarot Fals
Aku terlahir untuk ini
Memelukmu dalam sunyi
Menantimu dengan seni
Memenajaraku dalam imaji

Kataku kata-kata
Tak bermakna semu lentera
Di bilik samudera hati berkelana
Tepian air dimana sampah merebah

Lukaku kata-kata
Terlihat baik-baik saja
Lebam tertelan dalam klausa
Luluh-lantaklah segala kehidupan jiwa

Jika matiku hari ini
Jika hilangku kali ini
Jika mustahilku disini
Jika takdirku begini
Maka kuputuskan untuk pergi

Aku pergi dari sini
Dari tempat yang melahirkanku begini
Di negeri tempat wanita menebar janji
Aku tersakiti siapa peduli

Selamat tinggal
Kuharap ini tidaklah janggal
Karena aku adalah begal
Pencuri rautmu di alam jagal.
Gie
02 Agustus 2019
Kota tepian air