Literasi Kiri Untuk Indonesia yang Lebih Harmoni

Foto : ilustrasi puisi

Oleh : Ginanjar Gie

Lintas semesta bernyanyi
Menjumpai titik-titik yang tak tersentuh
Kalimat dan kata-kata berkeliaran di jalanan
Di kepala terpendam sejuta aksara

Rangkain kalimat suci tertuang dalam kertas
Kalimat semesta tertuang dalam literasi
Meng-abdi abadi untuk Negeri
Lintasan atmosfir terlampui dalam intuisi
Menjumpai langit-langit fatwa
Hadirkan ayat-ayat kehidupan dalam bingkai

Pena langit berbisik di ujung tinta
Di ujung pena luapan aksara tertuang dengan indah
Bait-bait ayal kini terangkai memuji
Kekuatan merangkai yang di rahmati
Ucap hati kata terima kasih
Tuhan yang Esa telah memberi

Literasi kiri untuk Indonesia yang lebih harmoni
Mencapai puncak asta hegemoni
Wujudkan mimpi peradaban yang di ridhoi
Mengabadikan diri dalam wujud tinta pena yang tertuang dalam tulisan
Gie
26 September 2019
Bacalah dari kata yang tak pernah tersurat
Membeli luka yang telah lama terawat
Di ujung mimpi nasib-nasib terkungkung
Jauhi mimpu dekati kenangan
Sebab semua semu adalah keindahan membelai

Jamrud katulistiwa terlihat disana
Jauh di dalam pikiran terlihat dengan seksama
Namun disini di depan mata
Tak ada disini di depannya
Mata saja tak mampu melihat dirinya

TEGASKAN!!!
Hatta semua semu adalah keindahan
Ingatlah para sopies berceloteh
Mereka pecinta pikiran
Mereka pecinta yang tak terlihat
Ingatlah
Ini adalah

Esensi
Eksistensi
Pikiran
Mata
Hati instrumen terakhir dalam perenungan
19 Oktober 2019
Ginanjar Gie
^Kopi_kenangan
#Kampus_STIE_Bima

Pelabuhan Cinta

Foto : Penulis sedang mengantar sang kekasih 
Sapa yang akan memberikan kenangan
Dalam diam hati berbisik
Mungkinkah luka akan terobati
Mungkinkah bisa hidup tanpa dekapan mesramu lagi


Lampu-lampu kerlap-kerlip pemberi cahaya
Berikan ribuan bayangan semu
Luapan rasa cinta kini mendidih
Hati menangis hingga bulir mutiara terjatuh di sudut bibir
Air dari mana yang mengalir di pelipis mata

Sumpah
Aku bosan
Sebab tak pernahku biarkan ia mengalir
Meski kematian datang menjemput semua urat nadi dalam kehidupan

Kenang
Segala kenangan terukir menjadi sakit
Sebab sakit adalah hilang raut yang setiap saat terhadap
Kini harus hilang bersama kapal menuju samudera
Pemisah pulau pun raga kita
Nun jauh disana hati tak ingin ini terjadi

Kembali
Lambain tangan bersama air mata
Kau ucap akan kembali dalam dekat waktu
Semoga terdengar ucapku pada Tuhan
Harapku dalam kebisingan para pengantar Masing-masing keluarga

Jauh
Lambain tangan kini semakin samar
Bersama hitam malam samarkan wajah indah
Sinar rembulan memeluk ku dalam sunyi
Siapkan diri hidup dalam kesepian
Kesendirian
Hampa
02 Oktober 2019
^Kopi_kenangan

Mimpi

Foto : ilustrasi puisi
Perlahan keraguan mulai tumbuh
m
Memupuk rasa takut yang kian mematahkan semangat
Memenjara imaji tetap terkungkung
Lafazkan kata perkata dalam satu yakin

Tanya
Masih bertanya

Apakah harus jiwa ini tetap menjadi musafir ataukah pencarian ku akan tersendak oleh gulana dari bingkisan jiwa
Ataukah melepaskan semua ini
Lalu menghilang bersama pintasan cahaya

Masihku terjemahkan
Lain yang mengingatkan telinga
Tafsiran tanpa batas
Jagad tak mampu memapah
Namaku jauh terlampaui

Ku sudah semuamya
Kembali ku pada satu
Harapan pada mimpi
Impian
Yaa
Meraih mimpi merupakan impian semua jiwa
Namun bagaimana jika dlm menggapainya terbentang mistis yg tak pernah terbaca
Bingung
Gie
13 November 2019
^Kopi_kenangan

GENERASI PRAGMATIS

Penulis
Jubah kebinatangan
Alih fungsi jadi perangkai puisi
Sementara bait tengah di tuang dalam liarnya jiwa
Sastra kini hilang nilai etika maupun estetika

Loakkan adalah kata yang paling baik
Terucap fatwa dalam lingkaran cangkir
Kuping gelas kembali di raih
Sssstttt nikmat kopi tak senikmat sampahnya pikiran kalian

Mengambil alih alur pikiran
Mengabdi pada pikiran orang lain
Tanpa sadar pelacuran di kuasai nafsu
Rangkaikan saja satu bait 'tuk meraih sang jelita
Ucap kata tanpa takut
Meng-aku-kan diri dari cipta yang di ciptakan pikiran orang

Kasihan
Generasi pesimis
Generasi pragmatis
Ingin rasanya kembali membaptis
Agar setan-setan yang ada dalam darah serakah terbunuh oleh ilmu yang di transfusi
Bosan
Ingin hilang
Ingin memaki
Namun aku hanyalah pengajar
Tidak pendidik
Apalagi terdidik
03 Oktober 2019
Ginanjar Gie
^Kopi_kenangan