Keluhku

Foto : ilustrasi puisi
Rindu yang terlarang
Di sudut mata yang memandang
Menjelma dendam pada kisah yang malang
Hingga tercipta perasaan yang tergenang

Tanpa tempat kini menjadi kubangan
Membuyar semu semua kenangan
Hilangkan Senyum pada tiap jiwa yang ingin bahagia
Bersama untaian yang tak sempat beretorika

Langkah kini gontai
Kata-kata sakit sakti tak mampu teruntai
Pada siapa tersisipkan sepi
Sementara semua tepi adalah tebing bagi puisi

Ahhh
Celah
Keluhku
Peluhku
Dingin dan senyap di sudut ini
#kombieee
#edempa
Ginanjar Gie
15Januari 2020
^Kopi_kenangan
Pena langit di balik awan

Anak Zaman

Foto : pena langit bersama pak dosen ganteng

Sunyi Senyap Tanpa Suara

Foto : pena langit
Sudah sekian luka yang telah tersayat
Terawat dalam arungan waktu
Menghasut mimpi di sudut-sudut sunyi
Disisi terdalam bait-bait kepahitan

Luka ini
Menjejal di seluruh kulit yang masih utuh
Mengoyak hati dengan duka perih
Menjalar ketiap-tiap detakan saraf

Berpusat pusar tempat penampung segala
Lenggak lenggok menisbihkan kehadiran klausa
Muak melihat mual
Muatannya masih memberi keluh pada peluh dingin di ujung sunyi

Malam temaram
Tanpa sesiapa di peluk duka
Sunyi senyap tanpa suara
Muara kembali pada kegelapan tepi nian malam

Dalam keheningan
Tanpa Bulan dan Bintang
Berkaca pada cakrawala gelap
Bahwa hadir adalah luka jika hanya dalam ilusi

Luka
Aku
Kau
adalah Dua yang tak akan menyatu
Realis
Ginanjar Gie
13 Januari 2020
Pena langit di ujung Bumi
Kopi_kenangan

Senja Tanpa Puan

Foto : pulau ular
Senja tanpa puan
Disisi sunyi temaram jingga
Di tepi cakrawa bersemburat
Disana terpendam mimpi bersama asa

Harapan pada sesosok yang menjelmakan cinta dengan nurani
Meresapi relung-relung hati
Membuka segala tabir sepi dengan sunggik kebahagian
Ia adalah harapan dari Doa yang berjuntal-juntal di pelataran langit

Doa
Terapal dengan khidmat
Bersama harap yang rindu akan kehadiran sesosok jelmaan rengganis
Wanita yang kecantikannya tak mampu di gambarkan oleh kata-kata.
Gie
11 Desember 2019
^Kopi_kenangan

Lorong Cahaya

Foto : Ilustrasi puisi
Lorong-lorong cahaya menembus mega
Jingga meraba sayu dalam perpisahan
Gelombang gunung terhampar samar
Merambat cahaya diatas merah merona sang senja
Waktu meronta ingin pergi
Berlari mendahului semuanya
Mengejar angin yang tengah mengusir peluh
Dingin..!!!!!!
Dilereng-lereng para pemuja
Menanti sesuatu tanpa tahu
Asa pada bualan ilusi
Kehampaan semaunya semuanya
Angin berembus mesra
Menelisik pepohonan yang tengah berdendang
Mengalunkan senandung perpisahan
Antara bahagia dan sedih satu dalam bingkisan skenario indah semesta
Aduhai
Kataku satu
Namun doa masih saja samar
Mbuja
#pule
Ginanjar Gie
24 Des 2019
Pena Langit Di ujung Timur Bima