Rindu Ayah
Karya : 613
![]() |
Photo ayah sang penulis |
Dalam Kalam takdir yang kelam
Terbesit dalam-dalam
Pada satu hikayat alam
Yang memberi kenangan yang mendalam
Pergi tanpa berucap
Hilang tanpa ingatan wajah
Hanya potret kusut yang selalu berbisik, "Kelak buatlah dia bangga akan keberadaan mu"
Sebab ia adalah wali dari Tuhan yang kau sembah
Meski tidak menyandang gelar dan nama seperti para penjarah negeri
Sosok perkasa yang memiliki jasa
Dikenal dan terkenal meski tanpa kartu pengenal
Ia mampu menjadi orang meski tanpa orang-orang
Ia digiring dalam opini pecinta tunai
Namun kegigihannya dalam menjadi pribadi yang di pinjam dalam gelar Nabi (Al-Amin) tetap ia pegang teguh dengan jiwa dan semangat yang tangguh.
Setiap kali aku menatapnya
Setiap kali aku meremas dan membelainya
Guratan-guratan wajah keriput yang tergores dalam kertas kusut yang terpajang di dinding rumah peot itu adalah penciptaku
Dia adalah darah yang men-daging-kan tulang dari jasadku
Dia adalah manifestasi dari hadirku
Dia adalah malaikat yang telah di jemput malaikat 22 tahun lalu
Dia adalah ayahku
Aku ingin mengikuti jejaknya
Aku ingin menjadi sepertinya
Aku ingin meniru kepribadiannya
Aku ingin dari segala kisah hidupnya
Aku ingin
Poja, 23 Maret 2023
613
•Sastrawan_sesat
^Kopi_kenangan