Hikayat Penjiarah Makam
Karya : 613
Masih dalam perasaan yang kalut
Dengan tapak kaki yang setapak demi setapak berjalan menuju tanah tua yang gembur
Menyusuri nisan-nisan yang memiliki nama yang hampir tak bisa dibaca
Menemui kediaman sang wali Allah yang telah di kebumikan
Semoga dalam lindungan Rahmat Tuhan yang masih tak henti kita rasakan, kita diberi syafaat oleh Allah untuk menjadi bagian dari kekasihnya seperti wali-wali dan para syuhada yang telah berkorban demi membela dan menegakkan keadilan, semoga mereka mendapat syafaat Rasulullah dan semoga bisa bertemu dengan Rasulullah di akhirat kelak.
Bunga dan pandan telah tertabur
Do'a terucap
Harapan terpapar
Pikiran terdampar
Dalam satu konsentrasi yang khusyuk, munajat hati berucap dalam suara yang tak berbunyi
Semoga masa lalu (bagi semua umat manusia),
Semoga masa kini bagi (yang di karuniai ruh kehidupan),
Diri yang tanpa sadar mengakukan keakuan milik Aku yang sesungguhnya, diri yang penuh dengan dusta dan dosa, diri yang hina dihadapan Pemilik segala semesta, di hadapan pemilik segala kerajaan, dengan sisa keberanian yang di rayu dengan paksa untuk berani, memberanikan diri dengan penuh harapan dan ketakutan memohon semoga segala diri yang pernah berdiri dihadapan Sang Pendiri untuk menunaikan Sariat pencegah perbuatan keji dan mungkar dapat dimasukkan dan disatukan dalam golongan umat Nabi Muhammad SAW dengan jaminan mendapat Ridho dari kekasih sang Rasulullah, Tuhan pencipta alam semesta Allah yang Maha Kuasa.
Untaian kesadaran terselip dalam kedamaian
Kholbu bermunajat penuh ke-khusyukan
Semoga:
Kita yang disini berjalan menujunya pun menuju-Nya
Entah umur atau tapak kaki yang akan terlebih dulu tiba di tempat pemakaman
Semoga yang tersemogakan
Tercapai dan di Ridhoi oleh Allah SWT. Aamiin
23 April 2023
Ginanjar 613
°Sastrawan_sesat
^Kopi_kenangan