Pelukan Sunyi Sang Penyair

Seharusnya aku sadar bahwa dengan berpuisi
Tidak mampu menata kembali hati
Ia bukanlah instrumentasi dari puncak rinjani
Bukan pula penulak bala dari wifik bali

Seharusnya pula dari dulu aku sadar
Sesuatu yang di anggap ada telah bersandar
Dalam-dalam pada dinding yang terpendar
Ia jauh dari kota mati yang menyimpan dendam
Babilonia dan plutonium memendam misteri goa

Terungkap sudah setelah filsafat tersurat
Buku-buku menjadi bukti
Perkara hati kini di perselisih
Bahkan cinta punya falsafah hidup
Mungkinkah?

Lantas apa yang akan tertawar di ujung bumi
Laila majnun yang tengah berbaring dengan srigala?
Ataukah pangeran altar yang rela memberi dubur demi kenikmatan menjadi jongos?
Lalu kita?

Apakah yang dinamakn kita?
Punya cinta antara kedua hati
Namun takut akan asumsi setiap mata
Lalu apa maknamu hidup dalam sosial
Jika mencintai saja harus ketakutan pada pandangan orang

Bukan...!!!!!
Bukan itu maksudmu bersembunyi
Wibawamu dalam strata yang menjadi dasar segala
Kau berkata kita adalah satu
Namun hanya di atas ranjang empuk
Setelahnya kita bukan apa-apa
Hanya sebatas tatap sayu yang kian tak punya rasa

Bolehkah?
Bolehkah aku menggugat lewat puisi?
Bolehkah 'ku gugah hati mu yang telah mati
Agar aku dapat menikmati
Meski sakit terpatri dalam diri
Setidaknya aku ingin di akui
Bahwa berpuisi adalah diksi
Permintaan hati yang ingin lepas dari pelukan sunyi
Kota Bima, 23 September
Ginanjar Gie

Tentang Rindu

Rindu merindu
Yang dirindui
Terindu

Bayangan itu kian mendera
Memeluk duka dalam asa
Menerawang upaya untuk temu
Adakah jalan yang terselip

Rintih
Merintih batin dalam diam
Dibalut nyeri yang kian menjadi
Menahannya menjadikan jiwa mati

Ia mati dalam semangat
Semangat dalam hayal
Ingin jumpa dengan rindu

Ya
Tentang Rindu
Untuk rindu
Yang terindu
Rinduku


Berkarya Atau Mati...???

Apa yang terjadi adalah sejarah kita
Biografi yang akan kita tulis bersama
Yg selalu menjadi kata penuh makna
Untuk kita ingat dalam catatan biodata

Beginilah semesta
Kadang membuat hati merana
Kadang membuat hati bahagia
Tapi jadikanlah dirimu cinta
Niscaya kau akan terbiasa
Merangkai kata dalam luka
Untuk menjadikan karya

Maka
Jadikanlah dirimu cinta
Agar engkau bisa membaca dengan mata
Makna apa yg tertera dalam masa
Bahwa kau adalah jiwa yang bahagia
Atas cerita setiap terlewati oleh mata
Maka hadirlah pena langit merangkai aksara
Kata-kata berkeliaran di pinggir trotoar
Hadirkan radikal dalam jiwa
Maka akan datang lautan abjad
Dalam naungan gibrani dalam Arasy

Semoga
Setelahnya
Setelah kau memulai
Setelah kita menggantung asa

Maka biarkanlah
Biarkan orang berkata " jika kata tak lagi bermakna lebih baik diam saja "
Biarkan orang berkata " jika ada tak mampu berkaca lebih baik mati saja "
Biarkan orang berkata " jika berkelana hanya mencari suasana lebih baik menderita "
Biarkan orang berkata
Yang pasti kobarkan semangat dalam dada
Agar orang tak bisa berkata kata
Setelah melihat hasil karya kita
Bima 05 Oktober 2019
Ginanjar Gie

Memandang Kedalam

Dengan dua lensa ku berkaca
melihat semua yg tertera
Memandang dalam berbagai titik cakrawala
Memandang ke dalam hingga aku ingin berasa
Menuang semuanya dalam hitamnya tinta,
Coba ku usik pikiran dengan sejuta olesan warna,
Coba ku rangkai kata agar menjadi bermakna,
Semoga laksamana ini menjadi pelita, Penuntun jalan dalam segenap cita
agar doa terkabul dalam setiap takbiran berirama
Gie
11 Sep 2019
#Terawang

Berdikari Untuk Meraih Makna Kehidupan Yang Hakiki


Berdiri dengan satu kaki untuk meraih kekuatan sejati
Dari alam yg tersembunyi di balik pandangan mata
Dan ketika semuanya tercapai
Akan keluar cahaya kebenaran dengan wujud bara
Yang akan menyilaukan mata para pendusta kitab suci
Jika kebenaran telah terkikis di hati
Maka tak ada lagi rasa yg akan membuat hidup berwarna
Semua yg kita lewati terasa tak bermakna dan nisbi
Dan perlahan hati akan mati.
Cobalah bangun di dalam malam yg sunyi
Bersandar pada cakrawala berkaca pada masa
Setelah kau termangu dengan mimpi.
Maka ambillah satu pilihan yg keluar dari dalam hati
Yg tersembunyi selama ini ditutupi awan dan pelangi
Karena selama ini kita terlalu mementingkan diri
Hingga tak pernah berkaca untuk mengingatnya
Itu saja hari ini, sempatkan diri untuk mengingatnya
Meski dalam penat yg sangat berasa
10 September 2019
Gie