![]() |
Foto : Ilustrasi Puisi (Sumber : tambah.co.id) |
Pena adalah mimpi keabadian bagi setiap
jiwa manusia, pencetus sejarah peradaban dunia, hanya saja sebagian manusia tak
menyadari bahwa apa yang di inginkannya adalah sebuah keabadian nama dalam
sebuah guratan aksara yang terangkai dan yang bertuliskan namanya di mata
peradaban dan sejarah. Setiap manusia ingin abadi dan di kenang oleh orang lain
namun seiring perjalanan waktu keabadian nama yang di idamkan akhirnya menjelma
sebagai perbudakan jiwa yang telah menafsirkan bahwa harta dan finansial
kebutuhan yang tercukupi adalah tujuan akhir untuk mengabadikan dirinya, dan
agar anak-anak dan keturunannya mengingat keabadian namanya. Namun itu akan
sementara hanya dalam waktu yang cukup sedikit dan kurun waktu sementara saja,
namanya kemudian di lupakan oleh anak dan keturunannya, lewat pergejolakan
pembagian harta warisan yang ia tinggalkan. Namun itulah kenyataan yang
terjadi, semua nilai keabadian nama hanya mampu di abadikan oleh pena, meski
kau menafikannya, tetap nilainya esensialnya tetap demikian.
Sebagaimana socrates termaktum dalam
sejarah, ia abadi di mata sejarah sebagai guru dari bapak filsafat dunia yang
kita kenal dengan nama plato yang bernama asli aristocles, dialah yang
mengabadikan nama socrates dan pikiran socrates, meskipun socrates sendiri
tidak punya buku maupun tulisan dalam sejarah dan jamannya. Tapi pena plato
mampu menghadirkan sejarah guruya yang meninggal dengan memilih mati demi
membela kearifan dan kebijakan pikirannya.Dari situlah kita bisa menyimpulkan
bahwa keabadian sejarah dan keabadian nama hanya bisa di abadikan dengan tinta
pena.
Sebuah cerita kehidupan berawal dari
sebuah pena langit, pena itu nun jauh di atas sana, di dalam nirwana Tuhan bagi yang
percayaakan adanya sebuah agama dan berkeyakinan kepada alam akhiratdan duani
ghoib, karenaberbicara tentang dunia ghib dan akhirat adalah erat kaitannya
dengan surga dan neraka, bagi yang pecaya tentang itu, pastinya akan melakukan
hal-hal baik agar bisa mencapai surga dan pena Tuhan akan menulis takdirnya
dengan tinta emas dalam kertas takdir hisab tersebut. Sebuah buku yang berjudul
Menuju Tangga Langit seorang sufismen
sekaligus gerbang ilmu bagi para pencari Tuhan dalam diri, yang bernama “Ibnu
Arabi”, mengatakan bahwa di langit ketujuh tersimpan sebuah pena tuhan yang
akan menulis dan menceritakan setiap perjalanan hidup setiap manusia. Ia
menjelaskan bahwa setiap perjalanan hidup manusia ini tidak terlepas dari
catatan-catatan amal yang menggunakan pena tuhan untuk di pertanggungjawabkan
di hari pembalasan kelak.
Semua yang ada di bumi dan di langit ini
tidak lepas dari pantauan pena yang akan menulisnya, seorang astronom menulis
tentang bagaimana bentuk dan tata letak galaxi, seorang anatomi bercerita
tentang sel-sel yang hidup dan mati dalam sebuah tubuh makhluk hidup, seorang
dokter kandungan bercerita tentang sperma berikut ovum yang melakukan pembuahan
di dalam rahim, berikut bayi tabung yang pernah di lakukan percobaab dan
sekarang sudah di praktekan, seorang penyair bercerita tentang kisah-kisah
percintaan dan penindasan hati yang pernah terjadi dan yang pernah di lalui
oleh manusia yang ada di bumi. Semua tidak terlepas dari sebuah pena yang di
tunjukoleh Tuhan sebagaijalantercipta dan terlestarinya sebuah peradaban yang
ada di dunia ini,bahkan Al-qura’an umat islam, dan kitab-kitab suci lainya tidak
akan pernah sampai pada kita saat ini, jika tidak di tulis dan di abadikan oleh
pena.
Sebuah cerita di anatara peperangan
meteor dan lapisan atmosfir yang mebuahkan ledakan dan memercikan api hingga
dengan mata telanjang manusia mampu meliah sebuah bintang berekor berlari, dan
itu kita kenal dengan bintang jatuh yang setiap pasangan muda mengungkapkan
harapannya kepada tuhan agar hubungannya tetap langgeng selamanya bahkan sampai
ke pelaminan. Hujan terjatuh dan membawa semua kenangan dan sampah-sampah kota,
hingga menyebabkan bajir adalah semua rencana Tuhan untuk membuat semua pena
berbicara di deadline berita, agar pena berbunyi menceritakan dan mengabadikan
setiap kejadian yang adadi bumi,dan gejala-gejala alam yang akan terjadi di
atas dunia ini. Laku yang kita buat tak juga bisa lepas dari pantauan pena
rakib dan atid untuk menuliskan semua perbuatan baik dan buruknya semuayang
kita lakukan, semua pena adalah cerita dan semua cerita adalah pena, tanpa pena
maka semua akan hampa dan mati, dia tak akan lama hidup di matasejarah, sebelum
ia di abadikan oleh tinta pena.
Reunian terjadi karena pena sejarah
tertulis dalam sebuah ijazah, yang mengakuisisi hingga yang memiliki dapat
mengakukan diri untuk merasa memiliki semua kenangan saat duduk di bangku
sekolah, maupun bangku kuliah. Semua terjadi dan direncanakan oleh Tuhan agar
peradaban manusia tak pernah punah untuk mengingat sejarah, sebagaiman bapak
revolusioner kita yang kita sebut dan yang kita kenal dengan nama “Jas Merah”. Didalam ayat pertama Al-alaq,
menyuruh dan mewajibkan kita untuk membaca, maka lahirlah sebuah adekiu yang
mengatakan “membaca adalah menulis dan
menulis adalah membaca”.dan pesan yang tertulis di dalam mimpi seorang yang
dikucilkan terlahir dalam mimpi, “menulislah,
maka engkau akan abadi”.
Keabadian sebuah nama adalah yang paling
di agungkan oleh banyak orang,bahkan di dalam peradaban negari china, di
haruskan untuk tetap memakai nama sekte ataupun nama ayahnya untuk mengenang
jasa orang tua dan nama para leluhurnya yang telah memberiya kehidupan ataupun
yang telah melahirkan dan merawatnya hingga ia menjadi sesuatu yang berguna
bagi dirinya dan orang lain.
Dalam dekap doa dan mimpi yang makin
menjelma, semua lekukan dari indahmu kembali hadir, berikan sebuah pesona pada
jiwa yang hampir mati, karena kerontang akan cinta yang kini tenggelam bersama
hilangnya cinta dari dirimu yang tengah aku rindukan. Hamparan sajadah tak
mampu membendung semua luka yang tengah ku reguk, disaat semboyan cinta
menghantam kepala di sudut malam yang tengah terjengah mengelabui setiap
pikiran manusia yang tertunduk dalam satu romansa kisah percintaan. Karena
malam adalah penjara hati bagi para insomnia yang menaruh rasa pada sosok yang
jauh, yang entah di sebuah pulau keabadian ataupun nirwana Tuhan. Berjuta
kiasan para jiwa memaknakan kehadiran malam, di ujung pulau seorang berandal
tengah asyik mengisap tembakau surga di balik nikmatnya kamar kontrakannya,
semenatar di ujung cakrawala seorang anak manusia hampir mati karena takut akan
kehadiran malam yang tengah memberinya kenangan pahit dalam hidupnya yang
payah, atas kisah intrik sunyi yang tengah ia lalui waktu demi waktu. sementara
aku disini bersama malam menguraikan semua peristiwa dalam hidupku, inci demi
inci waktu berputar memberi kenangan berbeda bagi setiap insan.
Perkara malam adalah perkara lilin yang
rindu akan pijarnya sebuah cahaya meski itua dalah cahaya bintang kejora di
ufuk timur sana, yang memberi isyaratbahwa pagi telah datang kepadaembun agar
ia bersiap sedia di sapu oleh panasnya terik matahari yang menghilangkan nilai
kesuciannya di atas ilalang-ilalang alam. Hadirkan prosa-prosa sunyi bagi para
penyair,menuangkan segala luka dunia kepada sehelai kertas lalu meleburkan
semua penat hidupnya lewat curhatannya pada ujung pena. Hingga tertuang sebuah
bait keabadian di mata penanya yang berbuny mengalunkan senandung fungsi pena
“Bagaimana pena berbunyi?
Apakah semacama lagu goyang dua jari?
Ah tidak
Cara pena berbunyi ialah kata tanpa suara
Ia mengalir dari pikiran para intelek
Yang ingin merubah alam bawah sadar si pembaca
Pena adalah pasangan hidup bagi suami atau istri
Ia mewakili semua keistimewaan berpikir
Menuangkan segala suka duka
Tanpa ampun menguraikannya laksa banjir bandang melanda hunian warga
Pena adalah pedang
Yang mampu menikam tanpa bersentuhan
Ia bisa mematikan jiwa
Meski jarak berada di cakrawala
Ajiannya mampu memenjarakan setiap manusia
Meluluhlantakkan istana laksana pancasona legenda karmapala
Pena adalah sahabat terbaik
Yang selalu mendatangi setiap kau mau berkeluh kesah
Tanpa bising ia mendengar semua kisah
Hujatan kritikan rayuan bahkan penghambaan
Ia adalah tempat penampung semua kata-kata pun sampah
Sementara para sufismen bercerita
Bahwa di lauhil mahfudz berbunyi suara pena
Penulis takdir bagi setiap jiwa yang bernaung di dalam semesta
Menguraikan jodoh dan semuanya
Sebab itu pena sangat indah
Ia mampu menelanjangi tubuh bahkan dengan satu guratan”
Apakah semacama lagu goyang dua jari?
Ah tidak
Cara pena berbunyi ialah kata tanpa suara
Ia mengalir dari pikiran para intelek
Yang ingin merubah alam bawah sadar si pembaca
Pena adalah pasangan hidup bagi suami atau istri
Ia mewakili semua keistimewaan berpikir
Menuangkan segala suka duka
Tanpa ampun menguraikannya laksa banjir bandang melanda hunian warga
Pena adalah pedang
Yang mampu menikam tanpa bersentuhan
Ia bisa mematikan jiwa
Meski jarak berada di cakrawala
Ajiannya mampu memenjarakan setiap manusia
Meluluhlantakkan istana laksana pancasona legenda karmapala
Pena adalah sahabat terbaik
Yang selalu mendatangi setiap kau mau berkeluh kesah
Tanpa bising ia mendengar semua kisah
Hujatan kritikan rayuan bahkan penghambaan
Ia adalah tempat penampung semua kata-kata pun sampah
Sementara para sufismen bercerita
Bahwa di lauhil mahfudz berbunyi suara pena
Penulis takdir bagi setiap jiwa yang bernaung di dalam semesta
Menguraikan jodoh dan semuanya
Sebab itu pena sangat indah
Ia mampu menelanjangi tubuh bahkan dengan satu guratan”
Berbicara tentang pena tak hentinya kita
berbicara tentang keabadian kisah, tentang keabadian mimpi pada setiap jiwa
yang setiap hari mencurahkan suara hatinya di dalam buku diari, tentang
keabadian biografi bahkan oto biografi para tokoh-tokoh revolusi, tentang
abadinya ide-ide liar manusia, hingga pikiran teringat akan sebuah kisah di
sebuah pulau terpencil yang memberikan kenangan yang sama dengan kisah yang
tengah aku rasa saat ini. Kisah itu adalah kisah abadi para pemuja cinta, para
pendamba hati, para optimisme pada waktu dan keputusan takdir Tuhan.
Guratan-guratan pena yang telah mengabadikan kisah-kisah manusia, kitab-kitab
telah mengabadikan banyak kisah manusia. Hingga terpikir olehku menuangkan
semua kenangan dari kisah tersebut untuk jua ku abadikan dalam penaku.
Air mata pada keabadian kasih langit kepada bumi kembali tercurah sebagai
rahmat bagi penghuni bumi.
“Air mata langit hadirkan pesona pada tiap helain daun pepohonan jati di samping kuburan tua, hingga sang melati memekarkan bunganya sebagi simbol ia telah belia dan memberi tumpuan pasti pada lelaki bujang tanpa ayah di sebuah gubuk samping jalan-jalanan
Sembari melihat pelukan nestapa pada hati yang tengah nelangsa pada kenangan, lelaki itu jauhkan harap pada langit, karena mimpi kini hanyalah sebuah angan di tengah duni yang kini semakin tua
Karena hujan baginya adalah cambuk nostalgia yang sangat mengerikan berikut kenangan pada ayah dan bunda yang telah lama tiada karena terseret banjir tahun lalu
Kenangan itu kembali hadir dalam kenangan pikirannya, ia berandai dalam hati agar di dalam hujan ia berteriak mengutuk langit yang teleh merenggut kebahagiannya dan yang telah membawa kedua orang tuanya terbaring lesu di balik papan yang telah di semai oleh manusia-manusia sosialis
yang tengah asyik berbincang dan memberi ucap kasih pada jiwa mungil yang di tinggal oleh kedua jasad tanpa nyawa yang tengah mereka kuburkan.
Kedua mayat yang sekaligus adalah ayah dan ibu si laki-laki malang itu di kubur di sebelah timur kampung
Ternama kuburan tua yang keramat lagi angker karena di sana adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa arwah penasaran yang meninggalkan kasih sayangnya di atas hamparan tanah merah yang tengah menguburinya
Kuburan tua tanpa hiasan bunga dan pohon kamboja kuyup di lumuri air mata tangisan kerinduan awan
Batu kapur dan batu nisan sebagai tanda bahwa masih ada bekas kehidupan yang tertanam di dalam perut bumi yang tengah di banjiri luapan kesedihan
Banjiri semua makam-makam tua, bekas-bekas sampah dan fosil dedaunan yang telah busuk kini telah di aliri dan di bersihkan oleh kesucian hati yang menumpahkan air mata
Air itu adalah air suci, Rahmat Tuhan yang tersalur lewat bersenggamanya kerinduan dua alam
yang telah tertakdir tak akan bisa bersatu
Air itu kemudian kembali ke muara kemana dan dimana ia berasal
Sebagian meresap ke lubang-lubang tanah dan sebagiannya mengalir ke hilir lalu bermuara di lautan tanpa tepi meski pantai adalah sandaran bagi sebagian jiwa yang tercerai
Lalu air itu kembali hadir di gubuk peot milik seorang petani yang tengah menunggu hasil panen di esok pagi yang tanamannya telah di satukan dengan hilir air kasih sayang yang bermuara ke samudra
Air itu adalah air mata kesakitan petani, karena banjir dan air melimpah ruah sedari pagi telah menenggelamkan padi bawang cabe dan semua hasil taninya
Di seberang pulau seorang gadis belia tengah berdiri di pinggir pantai, dengan mata di lumuri air mata darah
Sempat tertanya olehku lewat mendung yang menghiasi pelataran langit dan juga raut wajahnya
bahwa ada hikayat alam yang tengah ia pecahkan dan sempat harap tertanam dalam hati bahwa ayah yang tengah di nanti di tepi pantai kembali hadir bawakan kebahagian dengan kehiodupan masih bersama raganya
Namun angin laut bertiup angkuh hingga badai di samudra antartika hadir mengajak menari ombak yang ada di tiap muara lautan
Hingga hadirlah duka pada hati si gadis belia yang tengah menanti ayahnya yang telah tenggelam di dasar lautan bersama hujan dan badai yang di bawa oleh kesedihan langit dan kecemburuan awan pada bumi
Gadis malang datang dengan segala harap kepada langit, berpanjat pada setitik harap yang hampir punah karena sakit itu adalah kepedihan yang membawa keyakinan hampir hilang pada ketuhanan
Lalu dengan sedikit yakin yang masih membekas pada kholbu, ia bangkit terperanjat dari keterpurukan karena kepedihan hati karena di tinggalkan oleh ayah dan bunda
Ia berharap di sepertiga malam semoga cinta yang abadi akan terwujud dalam satu fase kesempurnaan pasangan dari alam kejadian ia menjadi seorang jelmaan Hawaniah
Gerakan tangan Tuhan kemudian kembali membelai keduanya, tanpa peduli pada jarak dan waktu, mereka bertemu dalam satu gubuk seorang petani yang tengah meratap karena hasil panen yang seharusnya menjadi penunjag hidupnya di beberapa bulan yang akan datang, kini ludes terbawa oleh alir air ke hilir yang menuju hulu tanpa nurani.
Jiwa-jiwa yang tersakiti oleh hujan kenangan pembawa petaka kini berpaut dalam satu gubuk kecil seorang lelaki tua tanpa istri di tengah hutan yang jauh dari hunian warga
Hingga terciptalah sebuah masa depan baru yang akan memberi warna cerah di masa yang akan datang
Lelaki malang dan si gadis malang itu kemudian bertemu pada satu nasib yang sama dan takdir yang menyamakan untuk di pertemukan, meski mereka adalah jiwa yang terpisah oleh pulau dan air mata langit dan juga lautan luas yang membentanginya
Mereka adalah satu jiwa yang takdirnya tertulis rapi untuk sebuah ujian jiwa yang di beri kehilangan untuk orang-orang yang mereka kasih dan sayangi berikut yang paling berharga dalam hidup dan kehidupannya
Jiwa-jiwa mereka tengah melalang buana di atas langit, di tengah hamparan samudra, di dalam surga sambil berpelukan dengan kedua orang tuanya, juga sedang merana di atas ranjang yang sudah kusut karena di makan waktu yang tak mau tau akan kepedihan dan kesdihan yang di berikan air mata langit pada kisah mereka
Dengan di wakili walimahan dan wali nikah seorang petani tua di gubuk peot
Kedua jiwa yang di obrak-abrik oleh masa lalu kini menjadi satu, berpaut dalam satu hubungan abadi dalam kesaksian burung-burung yang berkicau di pagi hari dan bunga yang bermekaran tanda kemarau telah tiba dan musim gugur telah sampai dan kebahagian mereka tak akan mungkin bisa di gugurkan oleh musim apapun, karena janji jiwa yang pernah di hina oleh waktu, di sakiti oleh masa adalah benar tak akan menyia-nyiakan orang yang telah memberinya kebahagian setelah badai duka telah terlewati bersamanya.”
Masih tentang malam yang menguraikan
segala cerita, dalam bentuk aksara-aksara yang tak terangkai berikut tak pernah
tertulis, karena malam adalah penjara jiwa, namun kebebasan bagi pikiran untuk
menerawang sesuatu yang bahkan malaikat tak mampu menjangkaunya hadir dalam
kepekatan malam. Karena benar adanya bahwa para sufismen menghadirkan setiap
sajak-sajak rindunya pada Tuhan, ialah ketika jiwa-jiwa anak manusia tertidur
dan terbuai oleh mimpi mati sesaaatnya, maka hadirlah rahmat bagi jiwa yang
inginkan wajah-wajah yang tengah di idamkan di pelupuk matanya,meskipun semua
itu semu adanya. Ibnu Arabi menilai malam adalah tertutupnya jiwa bagi para
manusia yang tak ingin memperdalam dalam perkara Tuhan dan rahasia-rahasia yang
di sembunyikan di dalam alam, sementara bagi yang manusia yang mau berpikir
malam adalah tempat di bukanya semua pintu surga,berikut rahmat-rahmat Tuahn
yang telah di janjikan. Sementara lailatul qadri adalah malam seribu bintang
yang di riwayatkan dalam kitab suci bahwa adalah malam yang lebih baik dari
seribu malam.
Maka dari itu, waktu sepertiga malam
adalah tempat yang paling indah untuk bercumbu dengan Tuhan, meminta dan
meluapkan segala keluh kesah sang hamba kepada pencipta. Terangunlah dan
bercumbulah dengan doa dan harapan kepada Tuhan semoga apa yang teruntai di
aminkan oleh malaikat, agar bisa menerawang semua peristiwa mana yang hendak
tangan tuhan kasih untuk kita jumpai dan perkara apa yang akan kita lakukan
untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Aku sendiri mencintai malam yang di
cintai oleh para wali Allah dan para ahli sunnah wal jamaah, agar kiranya
rahmat tuhan tetap terjaga dalam jiwaku, meski memori otakku sedikit amnesia
karena terlalu lama terpuruk akan kehilangannya.
Taukah kau, aku disini, di tempat biasa
kita merenung dan bercanda ria. Di tempat kita melepas penat saat senja, berpuisi,
melantunkan sajak-sajak cinta. Aku disini berusaha mengingat semua rentetan
peristiwa suka-duka kita, menguraikannya lewat lagu sambil mengingat masa lalu
yang penuh romansa indah. Sampai pada sebuah kenangan masa lalu, dimana kita
melakukan sebuah percakapan indah. Di sini adalah segala kenangan kita tertulis
dengan indah, terangkai segala peristiwa yang membuat hati ini selalu ingin
kembali kala masa itu.
Itulah keabadiansejati oleh pena,
mengurai segala yang terurai dalam bentuk rumus bahkan simbol, ia adalah
keabadian sejati para jiwa yang ingin tenang meninggalkan nanam dan sejarah
peradaban untuk dunia. Dan pikiran adalah senjata utamanya bahkan ia mampu
menguraikan semua peristiwa dengan guratan pena langit nya.