GANG DESA KU

Foto : Gang desa ku (oleh : gie)
Daun dedaunan bergoyang mengikuti hembusannya
Yang jatuh tak jua mengutuk waktu
Menerima hakikatnya yang hilang
Di terpa hujan gemuruh
Enggan hilangkan laut kilatan
Dinding megah gedung-gedung kota
Masih sombong memangku waktu
Sementara di sini di bumi kecil
Tercurah menjelma bahtera Nuh
Kubangan
Lorong menuju rumah
Gang Desa Ku

Ah
Almarhum perangkat sistem berjanji
Ia berikrar tanpa materai
Titik-titik pembaharuan adalah prioritas
Bualan kholbu
Sebelum periode
Kami akan datang dengan kerikil bercampur pasir semen
Haha

Mari tertawa
Kita sedang bahagia bukan
Perkara itu sudah ada yang ngatur
Terima saja dengan lapang dada
Tak usalah kalian mau tau urusan kami
Katanya

Ooooo yah
Ayolah....!!!
Mari tertawa
Meski air mata tak terjatuh disini
Tapi nun jauh di dalam sana
Di dalam hati yang tak sempat bersuara
Ia terisak oleh kebohongan dan kebobrokan

Dulu masih ingat
Ingat masa dulu
Hahaha
Kala itu bukan?
Si monyet kecil sedang bersajak
Berandai di ujung malam
Sebab motornya baru saja terjatuh di tengah becek jalan
Gang ku laksana kubangan
Aku terjatuh di dalamnya
Dalam angan
Pun
Dalam becek tanah

Gie
28 Januari 2019
Pena langit di bumi pai

JAYALAH NELAYANKU

Foto : Para Nelayan sedang menyelam
Teringat kala itu
Kala kita sedang tak punya malu untuk berjalan telanjang
Mandi telanjang di bibir pantai
Kadang berenang menuju pulau ular
Bahagia

Kawan-kawan sejawat berubah jadi ayah
Pacarku berubah jadi ibu anaknya
Sedang aku masih sama seperti dulu
Setiap pagi meminum kopi dan menulis sajak untuk desa ku

Hembusan angin musim hujan masih sama
Mengantarkan kita pada satu nostalgia
Keasrian pulau dan keabadian karang
Namun semua hanyalah kenangan

Nelayanku sudah tak lagi memancing
Karena doping siap menghantam samudra karang
Persetan mata kail
Nelayan ku lapar
Bom berdenting-dentang
Ikan ku mati
Karang ku hancur
Jayalah nelayanku


Gie
28 Januari 2019
Pena langit di bumi pai

SATU

Foto : ilustrasi puisi
Setan sedang bersemedi
Di gua tanpa lubang
Lubang tertutup mimpi
Mimpi manis para pembual
Hilang janji di atas meja
Meja bundar tempat rapat para birokrasi
Birokrasi tanpa aqidah pada dosa

Dosa adalah perkara akhirat
Akhirat neraka hanyalah dongeng
Dongeng yang indah sebelum para bayi tertidur
Tertidur dan terlelap di tengah kegentingan
Kegentingan melanda di setiap waktu
Waktu yang tak mau berpihak pada kita
Kita orang miskin jangan ber-ulah

Ber-ulah adalah hak milik orang-orang
Orang-orang miskin siap saja menengadah
Menengadah pada penguasa juga pada yang kuasa
Kuasa hukum tak mampu membela jika tak punya uang

Uang rakyat hanya untuk kampanye politik
Politik apa yang entah bagaimana
Bagaimana kemana apa kenapa
Kenapa hanya tanda tanya tanpa jawab
Jawabnya masih dalam satu goa
Goa si buta tuli di atas mimbar pun di belakang meja

Meja para aktivis
Aktivis birokrasi
Birokrasi amplop
Amplop tebal buat kita
Kita satu goa


Gie
27 Januari 2019
Pena langit di bumi pai


MEREKA

Foto : penulis sedang mendaki
Haha
Kalian
Kucingku
Hilang
Tikusmu
Mati
Hidup dalam pikiranmu
Mereka
Semua
Kau
Kalian
Mati saja


Gie
28 Januari 2019
Pena langit di bumi pai

ADA YANG HARI INI

Foto : inspirasi dan  ilustrasi puisi
Ada yang hari ini melihat tanpa menatap

Ada yang hari ini membaca tanpa meng-eja

Ada yang hari ini seorang seniman tanpa tau mana kerja fiksi dan fiktif

Ada yang hari ini yang meminum kopi tanpa tau menikmatinya

Ada yang hari ini mengetik sebuah naskah tanpa tau apa yang ia tulis

Ada yang hari ini terjerumus dalam kubangan yang di gali oleh dirinya sendiri

Ada yang hari ini berjalan melewati belantara luas namun punya jalan untuk pulang

Ada yang hari ini berjalan di tengah deru kendaraan kota namun tak tau kemana ia harus pulang

Ada yang hari ini

Gie
26 Januari 2019
Pena langit di bumi pai