PADA SEBUAH KATA PERGI

Foto : ilustrasi penulis
Pada sebuah kata yang telah pergi
Aku ingin mengunjungi di tepi matamu
Di sudut dua puluh tempat bersandar
Tanpa gravitasi ia mendekap
Kehampaan penuh keyakinan

Pada satu kata pergi yang telah menghilang
Mengunjungi lewat mimpi dalam sadar
Hilang ego pada satu harapan
Andai terjaga dalam benak
Kefakiran akan tetap menuju pemujaan
Bagi semua adalah milik yang hilang
Alasan untuk tetap adalah keniscayaan
Karena perkara hati adalah tak mampu tertafsir
Ia dalam dari semua kedalaman

Pada kata dan kalimat yang menghilang
Secara Kolosal dalam ambigu yang amat dahsyat
Pergi di terpa langit mengaum
Sontakan dan teriakkan semua jiwa yang tertidur
Hilang akal sehat dalam memangku dunia
Tercermin mimpi untuk meraih
Hampa ada di dalam kata harap
Pupus segalanya

Aku merindu pada kata pergi
Meniduri kata ingin
Meng-angani kata hilang
Lepas liar dalam-dalam
Aku pulang dengan kehampaan
Aku menyerah

KOTA ADALAH HUTAN RIMBA

Foto : Ilustrasi puisi
Kota adalah hutan rimba
Samudra liar tempat bertumpu para sampah
Semeru tak mampu menepis bah
Gundul-menggunduli terlahir dari rahim keramaian

Tubuh pendosa sedang mencari wadah
Di mana tumpu menitik-kan kumpul
Hingga tercermin kambing dalam belang-belang hitam
Liar tatap menengok siapa yang sedang mengintai

Yang mengintai ikut terintai
Mengintai takut di intai
Intai menjadi siklus saling ketidak percayaan
Hukum lahir dari rasa sadar akan kekhawatiran akan di intai

Sampah dan sumpah tercampur di ujung lidah
Bersilat semahir pendekar kungfu saolin
Lahirkan dogma dalam tatanan kewibawaan serakah
Dosa ku bukan dosamu ucap hati dengan sombong

Sementara di ujung hari
Mereka bercerita tentang kesejahteraan
Tanpa beranjak dari mimpi
Hutan gundul tengah menanti hujan
Musibah siap menanti
Pasti

AKU BUKAN PENULIS

Foto : Penulis
Aku tak ingin belajar bagaimana menulis puisi
Sebab aku tahu bahwa kata titik ku bermakna berhenti

Aku tak ingin mendengar koreksi dari orang lain
Sebab puisiku bukan untuk di koreksi

Aku tak Akan pernah bisa mengulang apa yang aku tulis
Sebab aku bukan orang yang menulisnya
Aku sedang tak berada di sini
Kau tau itu pasti
Aku bukan penulis

Aku hanyalah penikmat aksara-aksara suci
Aku hanyalah penikmat kalimat-kalimat hanpa
Paragraf-paragraf tanpa arti yang memiliki ribuan makna
Itulah aku
Sekali lagi aku ucapkan
Aku bukan penulis

SI BUTA

Foto : Ilustrasi puisi
Siapakah engkau dalam sepi
Kau tak mengerti tentang laju roda
Peradaban hanya pendengaran yang buta
Lihat nun jauh kau mampu terka
Dalam dekap kau hanya mampu meraba

Lelah dalam alunan lagu
Gendang kau taburkan senandung indah
Lalai hati sang gadis tercuri hati
Koar sorak riuh ria dalam mulut yang tersunggik

Roda dua telah berlalu
Dua lembar ungu terselip dalam kresek sebelum pergi
Doa dan dosa menyelimuti hati
Malaikat apa yang di tawarkan Tuhan dalam keindahan alunanNya

Mendengar tanpa melihat
Si buta dengan imajinasi
Memberi warna pada kaleng bekas
Alunan lagu tercetus di mulut tanpa tau dosa

Bentala terpampang luas
Samudera berikrar di pinggir pantai
Semesta memantau dalam diam
Matamu tetap saja tak mampu melihat

Si buta dengan kaleng bekas
Sayang kau tak mampu melihat keindahan puisi
Kau hanya mampu mendengar dari ketidak tahuan
Aksara ini ada pujaan bagi jiwa seni yang bernaung dalam jiwamu
Semoga kau menjadi
Semoga kau sukses sobat
Aku pengagummu

MIMPI PEMIMPIN JANDA

  • Foto penulis
Geram membara di ujung rahang kaku yang papa
Terkulai di ujung janji untuk kemakmuran bersama
Nanah menjelma zam-zam paksa
Terminum dalam bungkusan indah klausa

Bungkam terpendam dalam-dalam
Datang menjelma menjadi kelam
Hilang dalam dangkal para penyelam
Pendaki ulung pun tak mampu menerawang kalam
Paham tak paham peng_akuan salam
Sajadah tempat sahadat terpendam

Jual saja harga diri wanita
Jika seorang janda mampu merubah dunia
Paradigma setan tertanam dalam naluri seorang pria
Hendak di kekang dalam frasa prosa
Namun opini terbaca dunia sedang tak baik-baik saja

Janda muda di ujung timur indonesia
Janda tua sedang memangku burung kakatua
Hendak di bawa kemana para penghuni benua
Hilangkah atlantis pada pemahaman sejarah dunia
Agar energi di kelabui empat sehat lima sempurna
Minum makanan bergizi kata para penjual diri

Negeri sekarat di ujung tombak
Mimpi sang janda ingin menjadi raja
Apalah daya raja telah berburu dalam hutan
Rimba raya kini telah sirna
Raja kita raja hutan
Hutan rimba raja di atas tahta
Jagung dan padi jadi upeti
Pada siapa salah akan di layatkan

Memoar sang ratu
Ingin bersuami namun takut hilang akan tahta
Ingin melacur takut akan kewibawaan
Jual wilayah adalah jalan keluar
Sekalipun itu wilayah yang ada di dada dan di tengah paha

Ah ratuku
Aku pengagummu
Telanjangi saja syahwatmu
Akan ku puaskan liarmu dalam berimajinasi