KECAMAN UNTUK PENGUASA

Ilustrasi
Wahai para pemimpin
Jangan Pura-pura Tuli dan tak menghiraukan orasi kami
Sebab hanya pagi yang paham bagaimana menyambut panas tanpa rasa marah
Gie


TENTANG LUKA

Foto : hasil karya tangan gie
Ilusi tak bertepi di ujung cakrawala
Meninggalkan sesak yang begitu membuncah
Menghadirkan kenangan pahit dalam sejarah cinta
Hingga lagirlah benci dalam diri tuk membuat pembalasan

Tak mampu menahan siksa dalam diri
Hingga diri tak lagi mau menemui tuhan
Dalam dekap doa yang tak ingin mau merubah menjadi sahabat
Selalu ia menjadi kebencian yang di benci oleh pembenci ini

Kau berbicara tentang lukamu
Sedang aku tengah meratap di ujung ini
Di ujung senja yang tengah menanti
Kabarmu pun tak jua datang
Menemuiku di ujung mimpi-mimpi lama
Yang telah kita rajut bersama asa yang indah
Menuju altar abadi
Di singgah sana istana panggung
Kita berteduh di bawah atap jerami
Bersama dua lelaki bujang yang kita impikan

Ah sudahlah
Mimpi itu kian pudar bersama denga egomu yang memuakkan
Aku benci

Perang Ideologi Hingga Mengorbankan Rakyat Indonesia

Ilustrasi tulisan

Ketika negara tak mampu memberi solusi terhadap apa yang di butuhkan oleh masyarakat dan terkait gejolak-gejolak yang terjadi dalam masyarakat tak mampu di pecahkan, maka negara menghadirkan agama untuk terlibat di dalamnya guna untuk menjadi solusi. Namun agama juga tak mampu memberi solusi secara bijak, karena ketika agama hampir bisa menyelesaikan permasalahannya, negara akan muncul mengintervensi semua masalah yang di pecahkan tersebut lalu memasang badan, sehingga citra negara dan elektabilitas rezim (incumbent) mampu terdorong lebih tinggi lagi. Baca : (MOJOK.CO – Setelah santri post Islamisme Sandiaga Uno, santri Jokowi, Kiai Ma’ruf Amin (kalau ini betulan statusnya), kapan Pak Prabowo nyusul?)

Peran Agama yang seharusnya berbicara tentang indahnya surga dan betapa sadisnya masuk di dalam neraka, kini di buat ambruk oleh kepentingan yang membuat terpecahnya umat. Hadirlah, pluralisme, liberalisme dalam doktrin keyakinan sebagai pendekatan sosialisme. Bahwa agama adalah benar yang akan menjadi sandaran ketika ada gejolak yang terjadi dalam tubuh negara, namun ketika kebijakan-kebijakn di berlakukan, maka agama yang di agungkan akan di tenggelamkan di dalam pengambilan keputusan tersebut.

Ketika kita menelaah secara dalam, kita akan menemukan bahwa ada kejanggalan terhadap sesuatu yang terjadi di negeri ini, hingga bisa kita lihat bagaimana isu penistaan Agama kerap terjadi, tentunya kita yang mau berpikir tanpa harus melakukan reaksi yang lebih terhadap strategis dan peran yang di mainkan oleh orang-orang yang punya kepentingan dan yang mau menghancurkan bangsa ini, harus berpikir kembali sebagaimana gagasan guru besar kita H. Abdurrahman Wahid tentang bukunya yang berjudul "TUHAN TAK PERLU DI BELA" tentulah itu akan membanatu kita agar bisa menelaah lebih dalam lagi terkait penyerangan lewat isu dan opini yang sengaja membuat kita bentrok sesama rakyat Indonesia.

Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana mungkin permusuhan ini bisa berjalan dengan masif dan berkepanjangan hingga melibatkan isu-isu bahwa imam besar kita HRS bahkan sedang berada di negara lain mampu di fitna, jika kita berpikir lebih dalam. Dan juga perang opini dan saling persekusi dan mencap satu sama lain dengan kata kotor tanpa kita memikirkan nilai, dan memendang remeh lawan politik, hingga lahirlah kalimat saling ejek-mengejek yang akhirnya berujung ke Meja Hijau. Tentunya ini sudah mencederai nilai Demokrasi yang kita junjung tinggi selama ini, dan ini membuktikan bahwa ada yang melatarbelakangi dan sengaja menjaga gejolak ini, hingga pada saatnya nanti ketika kita terpecah dan menjadi kumpulan sekte-sekte kecil maka dengan sangat mudah mereka yang mempunya renca besar ini bisa meruntuhkan dan menguasai daerah dan negara Indonesia hatta sekalipun dengan mudah. di  sinilah penulis menarik kesimpulan bahwa semua gejolak ini sengaja di rawat dan di ciptakan. jika memang tidak ada intervensi dan kepentingan penguasa di dalamnya, maka dinamika ini sudah terpecahakan dan sudah terselesaikan bahkan sudah lama sekali.

Tapi itulah yang tidak bisa kita just dan menuduh siapa yang bermain disini, karena benar adanya bahwa kedua pesangan capres berikut cawapresnya adalah orang-orang terbaik kepunyaan negeri ini, Tapi dari kacamata penulis melihat bahwa ketiga Ideologi dunia inilah yang membawa kita pada jaman yang serba kebingungan ini.

Bagi penulis Kisah ini mengingatkan kita kepada sejarah munculnya syiah, dan aliran lainnya ketika kepemimpinan khalifah terakhir. Berawal dari persoalan politik, dan gejolak yang di buat oleh abu hanafiah yang haus akan kekuasaan, hingga lahirlah perpecahan dalam tubuh islam. Dan begitulah yang terjadi di indonesia ini jika kita mau kembali kepada kebenaran, dan kemerdekaan berpikir, bahwa semua yang terjadi ini sengaja di ulang kembali, karena 36 strategis berperang dan 48 hukum kekuasaan itu terlahir sebelum Indonesia merdeka, jadi sangat kita tahu dan paham jika kita mengkaji lebih dalam dan jauh bahwa sekarang kita di serang dengan hukum-hukum tersebut, hanya saja ada kelemahan-kelemahan strategi itu yang perlu di perbaiki dan di rubah. Kita dapat melihatnya dengan menengok kembali bagaimana lahirnya UU IT tentang penyebaran hoax, hingga kata Hoax menjadi sebuah pobia yang akan membawa kita pada kedunguan seperti yang di katakan oleh rocky gerung.

Bahkan ketika gejolak PKI muncul dan melakukan kudeta, manipulasi penumpasannya hadir sebagai kiasan skenario yang indah, agar sejarah mampu di manipulasi dan menghadirkan citra bagi yang melakukan perlawanan terhadap PKI. Di dalam buku " Supersemar Palsu : Kesaksian Tiga Jendral, oleh: A Pambudi" membahas tentang bagaiman kebobrokan sejarah tak mampu di pertanggungjawabkan. Ketiga jedral melihat ada kecendrungan yang di manipulasi yang di lakukan oleh si penumpas PKI, bahwa setidaknya ada tiga naskah "SUPERSEMAR" yang entah keasliannya masih di eagukan, dan masih di pertanyakan, jika SUPERSEMAR itu asli, lalu siapakah yang memegang naskah asli "SUPERSEMAR" tersebut.

Belum lagi sejarah-sejarah dan kejadian yang terjadi kesininya, Munir, marsinah, widji tukul, tak usahlah di bahas. Karena itu masih misteri yang harus kita ingat sebagai peristiwa indah yang di bungkus rapi oleh para penguasa Negeri. Sebagaimana yang di tulis dalam Puisi "senkon karta" oleh peri sandi yang di teruskan oleh Tonny JA's, dalam puisi esainya yang di akui oleh para sastrawan bahwa itu adalah jenis sastra baru yang di ciptakan meskipun ada kontroversi di dalamnya yang tak mau mengakui keberadaan puisi esai sebagai sastra baru, namun di sini, penulis tak ingin membahas masalah tersebut, tapi lebih kepada kebobrokan sejarah yang terdiri dari beberapa pengklaiman, dan beberapa versi menurut buku putihnya masing-masing.

kembali ingin saya luapkan bagaimana sejarah itu bisa di manipulasi oleh penguasa, bahkan di nagara Amerika Serikat, yang katanya negara Adi daya, menyimpan dan memendam hitamnya sejarah, dan misteri terbunuhnya presiden Jhon kenedi yang sampai sekarang belum ada titik temunya adalah bukti, bahwa sejarah itu adalah faktor yang tak bisa kita ambil mentah-mentah terhadap apa yang di paparkan oleh perubah dan pelaku opini, hingga sejarah yang benar mampu di tenggelamkan kebenarannya.

Di dalam paparan kecendrungan sejarah yang penulis paparkan tersebut adalah agar kita mampu menelah dan bagaimana cara kita membaca dinamika yang terjadi di dunia ini adalah merupakan peperangan ketiga ideologi besar dunia (Komunis, kapitalis, dan islam). Dan itulah yang terjadi di Indonesia sekarang...!!!!

KENANGAN

Foto : Penulis
Di ufuk timur kemilau jingga yang masih terbungkus sempurna memberi keindahan pada setiap jiwa
Melafazkan kalimat-kalimat suci
Bersenandung dalam gemerciknya air suci yang di bisikan langit pada dedaunan dan rumput-rumput
Di sambut camar putih yang terbang memotong kilau cahaya ketika sang suria mulai meliarkan cahayanya hingga kepada gua-gua tempat kalong beristrahat

Disini aku bersama matahari yang sudah tinggi, namun jauh di dalam hati aku masih merasakan bahwa lilin masih memberi pekat yang angkuh atas kisah kesan dan keluh atas narasi yang telah kau tulis untuk cintaku dan juga hidupku

Ah kenangan
Kau membawaku pada satu dilema yang abadi
Hingga dalam cahaya aku masih dalam gulita
Dalam kehangatan cahaya yang di pancarkan sang surya
Aku masih saja diserang rasa menggigil yang berkelanjutan, yang selalu memberiku kesakitan dalam hatiku

Dalam kenangan malam tanpa siang
Dalam duri rindu yang selalu menusuk hati
Aku bermunajat dalam hati
Semoga di kau hadir memberikan secercah cahaya agar ada lagi tujuanku untuk melanjutkan hidup

ADA SURGA DI MONTA

Foto gie : Ilustrasi Puisi
Di sebuah jembatan samping masjid tempat penikmat senja melihat indahnya sang surya yang turun di balik gunung, sebuah lahan pertanian terpampang sangat luas, petak-petak tanah yang di pisahkan oleh pematang begitu indah.
Asri hijau sang padi tumbuh di atas tanah subur nan sejuk, di pinggir jalan-jalanan, pohon pinang berjejeran dengan indah sebagai pagar sawah yang di tanami petani, sementara di sebelah timur sebuah kebun milik seorang warga tumbuh berbagai macam pepohonan yang bikin mata tak henti memandang akan asri dan hijaunya.

Burung pipit dan burung gereja terbang di antara rerimbunan pohon, seakan berucap padaku selamat datang di negeri simpasai, ia berucap dengan nada tanpa kata pada bahasa-bahasa yang tak di mengerti oleh insan selamat datang di surga simpasa. Sementara ruh agung para leluhur membisiki nun jauh didalam nurani agar jangan melihat pada satu titik tapi lihatlah jauh lebih dalam lagi, agar kau mengerti bahwa di dalam surga selalu ada neraka yang berdampingan dengannya.

Sempat ku ucap terima kasih atas sambutan alam yang begitu damai dan santun, lalu tertuju mata pada hamparan gunung yang sedang mengepulkan asap-asap ganas yang membuat pepohonan lereng gunung menjadi polusi, hingga hijaunya tak mampu lagi berfotosintesis dengan baik, Semua bukan hanya tentang surga saja kata hasutan dan bisikan para ruh leluhur itu, tetapi tentang neraka yang di rangkul dan di jemput dengan indah oleh penduduk.

Kembali ucap lagi kata tak berwujud, sesungguhnya surga dan neraka itu terpisahkan hanya sejengkal, lihatlah kedepan ucapnya, pada akhirnya melahirkan musim gugur berkepanjangan dan penebangan di awali oleh kehausan akan materi untuk menyeimbangi lajunya globalisasi yang tak pernah mau tau akan datang dan dapat dari mana sesuatu yang akan menutupi segala kebutuhan. Tanpa mereka berpikir bahwa kegundulan hutan akan membawa dunia ini pada musim kekeringan yang berkepanjangan. Sungguh itu adalah neraka yang di perlihat dalam bentuk nyata dalam dunia, ketika kita mau berpikir.!!!!