![]() |
Foto : Ilustrasi puisi |
Rasa sakit yang melahirkan luka adalah kenikmatan pikiran untuk lagu baru yang ingin keluar untuk di nyanyika hingga lahir pemikiran baru selaksa para filsuf reinance yang mencetus tentang bagaimana indahnya dinamika dalam berdialektika dan membangun epistem-epistem kiri.
Rasa sakit itu lahirkan sebuah penolakan terhadap tirani jua majazi hati pada sosok setan yang menjual seonggok daging busuk yang melekat di dalam selangkangan wanita. Bukankah itu adalah sebuah keindahan dari rasa sakit? Nidah kirani menikmati rasa sakit untuk sebuah pembalasan dendam jua penelanjangan akidah bagi jiwa aktivis-aktivis adzan yang merasa dirinya dekat dengan langit juga Tuhan.
Hahahah, bukankah rasa sakit itu hanya hadir jika dalam sebuah luka tak dapat di terima oleh hati dan alam bawah sadar manusia yang di landa rasa sakit itu. Bukankah ia tak mampu mengendalikan rasa dan keinginannya dan memaksakan kehendak hingga ia tak mengerti tentang bagaimana keluar dari kerangkeng yang ia bangun sendiri dalam alam bawah sadar atau pikirannya.
Lihatlah disana, orang yang terkena sayatan sabit saat memanen padi, rasanya tak ada rasa sakit yang ia rasakan. Dan ia tetap melanjutkan pekerjaannya dan menerima segala rasa sakit itu sebagai bagian dari tanggung jawab hidup dalam keterpurukan dan tuntutan ekonomi yang makin meraja, sebut saja biaya kuliah dan SPP sekolah anaknya adalah kerangkeng pikiran yang memakasa pikiran untuk menerima rasa sakit sebagai insyrument untuk sebuah penerimaan terhadap luka. Juga lihatlah si play boy yang tak pernah merasa sakit ketika gadis yang dedang ia kencani sedang di tiduri orang lain di sepinya kamar kosnya, bukankah itu sebuah penerimaan terjadap segala kejadian yang memaksa alam bawah sadar kita untuk merasa tetsakiti, namun mereka mampu menerimanya sebagai bagian dari intrik kehidupan yang harus di nikmati.
Lihatlah seorang pelacur yang tak pernah mau tau tentang dalil dan adab agama jua adab-adab masyarakat. Ia menerima semua hinaan dengan lapang sebagai bagian dari warna kehidupan yamg haris di nikmati. Hinaan bukanlah sebuah luka namun msrupakan kspuasan nafsu di atas tankang empuk. Ia menikmati sewa menyewa dan bisnis tubuh adalah sebuah pengalaman jua pengamalan yang nikmat fanpa harus menguras endrgi dan pikuran untuk ekonomi mikro dan makfonya yamg dntah jua ia mengerti tentang rumusan ini. Ia adalah bukti bahwa rasa skit adalah suatu kenikmatan bahkan di atas ranjang empuk adalah kesakitan jua kenikmatan yang tak tertandingi.
Yaaaa. Luka adalah lahir dafi hati yang tak mamph menerima, tak mampu menjelaskan tujuan dari kehidupan yang ia geluti, hingga tercipta sebuah luka yang menganga dalam hidupnya.
Hahaha Itulah luka, jangan bermain di dalamnya, jika ku tak ingin tersesat dalam penjara yang kau buat sendiri.
Gie
25 Februari 2019
Pena langit di bumi kota tepian air
Inspirasi Kos U