LUKA HADIR KARENA PENOLAKAN TERHADAP KENYATAAN

Foto : Ilustrasi puisi
Seharusnya aku tahu bagaimana rasa sakit itu begitu nikmat, menikmati rasa sakit dari yang tak terluka sebagaimana ketika kopi Dinikmati dan keindahan saat tegukan kopi masuk tenggorokan merangsang dan menggoda imaji untuk terbang ke angkasa lalu merasuk pikiran para jiwa pendamba yang ingin merdeka dari kerangkeng istana manusia yang bernama hati.

Rasa sakit yang melahirkan luka adalah kenikmatan pikiran untuk lagu baru yang ingin keluar untuk di nyanyika hingga lahir pemikiran baru selaksa para filsuf reinance yang mencetus tentang bagaimana indahnya dinamika dalam berdialektika dan membangun epistem-epistem kiri.

Rasa sakit itu lahirkan sebuah penolakan terhadap tirani jua majazi hati pada sosok setan yang menjual seonggok daging busuk yang melekat di dalam selangkangan wanita. Bukankah itu adalah sebuah keindahan dari rasa sakit? Nidah kirani menikmati rasa sakit untuk sebuah pembalasan dendam jua penelanjangan akidah bagi jiwa aktivis-aktivis adzan yang merasa dirinya dekat dengan langit juga Tuhan.

Hahahah, bukankah rasa sakit itu hanya hadir jika dalam sebuah luka tak dapat di terima oleh hati dan alam bawah sadar manusia yang di landa rasa sakit itu. Bukankah ia tak mampu mengendalikan rasa dan keinginannya dan memaksakan kehendak hingga ia tak mengerti tentang bagaimana keluar dari kerangkeng yang ia bangun sendiri dalam alam bawah sadar atau pikirannya.

Lihatlah disana, orang yang terkena sayatan sabit saat memanen padi, rasanya tak ada rasa sakit yang ia rasakan. Dan ia tetap melanjutkan pekerjaannya dan menerima segala rasa sakit itu sebagai bagian dari tanggung jawab hidup dalam keterpurukan dan tuntutan ekonomi yang makin meraja, sebut saja biaya kuliah dan SPP sekolah anaknya adalah kerangkeng pikiran yang memakasa pikiran untuk menerima rasa sakit sebagai insyrument untuk sebuah penerimaan terhadap luka. Juga lihatlah si play boy yang tak pernah merasa sakit ketika gadis yang dedang ia kencani sedang di tiduri orang lain di sepinya kamar kosnya, bukankah itu sebuah penerimaan terjadap segala kejadian yang memaksa alam bawah sadar kita untuk merasa tetsakiti, namun mereka mampu menerimanya sebagai bagian dari intrik kehidupan yang harus di nikmati.

Lihatlah seorang pelacur yang tak pernah mau tau tentang dalil dan adab agama jua adab-adab masyarakat. Ia menerima semua hinaan dengan lapang sebagai bagian dari warna kehidupan yamg haris di nikmati. Hinaan bukanlah sebuah luka namun msrupakan kspuasan nafsu di atas tankang empuk. Ia menikmati sewa menyewa dan bisnis tubuh adalah sebuah pengalaman jua pengamalan yang nikmat fanpa harus menguras endrgi dan pikuran untuk ekonomi mikro dan makfonya yamg dntah jua ia mengerti tentang rumusan ini. Ia adalah bukti bahwa rasa skit adalah suatu kenikmatan bahkan di atas ranjang empuk adalah kesakitan jua kenikmatan yang tak tertandingi.

Yaaaa. Luka adalah lahir dafi hati yang tak mamph menerima, tak mampu menjelaskan tujuan dari kehidupan yang ia geluti, hingga tercipta sebuah luka yang menganga dalam hidupnya.
Hahaha Itulah luka, jangan bermain di dalamnya, jika ku tak ingin tersesat dalam penjara yang kau buat sendiri.

Gie
25 Februari 2019
Pena langit di bumi kota tepian air
Inspirasi Kos U

HILANG DALAM JARAK

Foto : Ilustrasi puisi
Hati nelangsa dalam kerinduan yang menggebu
Memenjara pikiran dalam satu antero
Kerangkeng tanpa penjaga
Terpendam dalam kubangan kenangan

Hancur lebur semua luka
Menyatu dalam ampas kopi
Menghadirkan candu dalam pancaran sinaran temaram wajahmu
Sang ikhtisyarku

Menjelma dalam halusinasi keabadian
Hadir dalam imaji majazi
Jongos dalam tubuh sendiri
Ku peluk diri sendiri
Ku rangkul betis yang terkulai layu
Lelah dalam penat
Kehancuran

Hati hilang dalam jarak
Ada di sisi gelap cakrawala
Hitam pekat tanpa cahaya
Cahaya cintamu hanya harapan
Asa

Gie
24 Februari 2019
Pena langit di bumi kota tepian air

HARLA HMI ( VIDEO PUISI WAHAI HMI KU)

WAHAI HMI KU
Oleh : Ginanjar Gie
Pembaca puisi : Nuhraini
Translate to english  : Indah 
Foto : Harla HMI
Merah jingga merona di ufuk timur
Menghapus hitam kegelapan
Hadirkan bulir-bulir mutiara langit yang membasahi rerumputan padang hijau
Memberi cahaya untuk hijau dedaunan pagi

Di kamar mungil tempat aku merebah
Melelapkan diri saat kepenatan
Tempat menelanjangi semua isi buku
Meramu pikiran pada frasa nilai perjuangan
Untuk membentengi diri dari kebodohan
Yang siap melanda jiwa-jiwa yang mencintai rasa malas

Disini
Terbentang dan berkibar
Hijau hitam pemberi warna
Hijau di hati dan di bumi pertiwi
Hitam tinta membekas dalam usaha
Yakin usaha sampai tertulis dalam pikiran
Hingga hadir di dalam diri
Tentang perjuangan yang harus di perjuangkan

Wahai HMI ku
Sungguh resah di dalam jiwa ini
Tiada bekal ku tunjang namamu
Yang akan membawa namamu agar tetap harum di negeri kita tercinta ini
Maafkan diriku
Wahai HMI ku

Wahai HMI ku
Bagian jiwa ini ku wakafkan untukmu
Semua laku dalam hidupku ku persembahkan untukmu

Wahai HMI ku
Kau adalah bagian dari nafasku
Nafas islamku

Wahai HMI ku
Jiwamu adalah akademisiku
Ragamu adalah pengabdianku
Warnamu adalah keadilan dan kemakmuran bagi jiwa yang bernaung di dalam nafas mu
Nafas Islam yang di rihoi Allah

Jayalah kohati ku
Bahagialah HMI ku
Kau adalah segalanya bagi kami
oleh indah
Oleh nuhraini

Gie
05 Februari 2019
Kota Bima

PAGI YANG TELAH PERGI

Foto : erni johan
Selamat pagi yang telah pergi
Semoga kau cepat kembali
Untuk menemaniku di dalam sepi
Menjadi sandaran jiwa dan hati
Ketika duka menimpa diri

Aku berharap kau adalah nama yang tertulis di arasy
Sebagai pelita dalam kegalauan hati
Sebagai pelengkap hidup sunyi
Semoga kau lekas mengerti
Semoga kau wanita yang dikirim Tuhan untukku persunting menjadi permaisuri

Semoga menjadi
Semoga abadi cinta ini
Untukmu yang ku rindui
Kau selalu di hati

KEBENARAN HAKIKI

Penulis tengah menikmati alam subuh
Aku tengah bergerlya
Melawan diri juga orang lain
Dalam jiwa yang kokoh nan abadi
Ku ucapkan kenisbian pada semesta
Sementara pekat hati akan ku sempurnakan dengan cahaya

Ilahi telah berpesan
Semoga dapat memancarkan dari dalam kedalam
Hingga terpancar dari luar yang sangat dalam
Cahaya kebenaran dalam Tauhid

Kebenaran hakiki
Harap semua insan
Jiwa penghambaan yang merindu
Tentang pencipta yang Esa
Semoga
Doa dalam diam
Bisa mengantar kepada kehakikian jua keridhoannya

Gie
21 Februari 2019
Pena langit di bumi pulau ular