MANTRA SUCI

Penulis sedang melakukan pengendalian energi
Gagak terus ber-geok
Terseok-seok dengan leok
Mookkkkk
Sapi betina tergorok
Persembahan pada golok
Sesembahan jampi sereok
Jorok

Infra terpancar
Di atas kuburan tetangga
Azimat dan wifik bernyanyi
Dapatkah di dapatkan
Kebenaran cahaya yang terpancar

"Sukma lara sang insani
Hentak-hentak bani adami
Benak kalut roh semesta
Tunduklah-tunduk kau langit dan bumi
Aku memanggil jiwa semesta
Merasuklah dalam ragaku
Menyatulah"

Mantra suci
Hanum harum kasturi
Zamrud melekat
Zaitun menetap
La haula wala quwwata illa billah

Gie
19 April 2019
Pena langit di bumi oi tui

GURUI AKU

SATIRE
Foto : buku antologi penulis
Karya untuk masa lalu
Kalimat melow ala melayu
Karya meluncur bak jet yang melaju
Tak terkendali seperti peluru
Menancap indah ke arah yang di tuju
Gurui aku
Sebab pasti kau tak mampu
Melawan pikiran yang kau anggap dungu

Hahaha
Manusia
Tak punya bakat dalam berkarya
Hanya mampu berdialektika
Menyerang lawan dengan vonis tanpa data
Dia pikir menang dengan kata
Tanpa kerja
Bukti usaha
Capaian kesuksesan yang luar biasa
Kau hanyalah sampah Bangsa dan Negara

Pasti bisa ku jangkau
Meski kau telah lampau
Akan ku kejar dalam waktu
Ku jadikan semua orang menjadi guru
Untukmu
Untuk sebuah pencapain agar tak semu
Ku buktikan padamu
Aku adalah aku
Yang tak bisa kau jebak dengan logika hampamu

Menelan peluh
Pikiran yang telah keruh
Di usia yang hampir paruh
Aku tak lagi ingin menjadi buruh
Terperintah jadi budak pun di suruh-suruh

Aku ingin merdeka
Bebas dari segala intervensi manusia
Aku ingin liar dalam berkarya
Tanpa harus di kungkung semesta
Yang kau tawar di ujung kata

Kini saatnya aku naik
Ke puncak tanpa jarak
Dengan Kemampuan yang telah di pacak
Pasti aku kan marak
Tapi kau jangan galak
Setelah aku berada di puncak

Kesuksesan hanya punya ku
Kau jauh
Kembali mintalah uang pada ibumu
Karena kau hanyalah babu

Gie
18 April 2019
Pena langit di semesta pai

TERUSLAH GILA

Jadilah gila dan buatlah dunia tertawa padamu, niscaya kau adalah kehidupan semesta yang akan merubah dogma peradaban yang telah hilang.

SI GEMBALA LIAR

Foto : ilustrasi puisi
Aku si gembala kecil yang senang bersenandung
Meniupkan kidung-kidung sunyi di tengah hingar bingar pesta demokrasi
Lelap dalam satu adegan ironi
Hilang ku di hutan rimba

Si gembala liar
Hilang dalang dalam diriku
Kelakar para elite meluap
Melilit sunyi jiwa yang telah lama ter-marginal
Menangis meratap
Hutan rimba ayahku
Memelukku dalam dekapan semesta
Menangis dalam pelukan sendiri
Meratapi dunia yang telah kacau

Aku mencari
Pertumbuhan yang tergesa
Apa yang telah lama hilang dalam ini
Hingga samudra terombak menjadi tanah
Tanah terombak menjadi sumur-sumur limbah
Wajah suci dunia yang telah di lacuri hawa nafsu
Kekuasaan yang ingin menguasai
Tertanam pada jiwa-jiwa kerontang aqidah
Adab hilang dalam harta dan tahta dunia
Menyedihkan

Aku si gembala liar
Masih disini
Bertubuh kecil ingin pergi
Menemui ayahku pada semesta
Hutan liar menjadi samudra hidup
Menyusuri dahan demi dahan
Menyusui pelukan hangat gua-gua sunyi

Aku si petapa suci
#Gie

ASTA SEMESTAKU

Foto : ilustrasi puisi
Pada kata hujan
Semesta ku bernyanyi
Menyeruak ingin menjumpai
Melewati batas dimensi
Melipat jarak pada ilusi

Mengenang angka sembilan
Jam dinding terus berputar
Mengelilingi lingkaran 360
Uratku masih belum kurang
Derajat yang sama pada diagram jari-jari
Lingkaran pembunuh
Dalam satu tak pernah pergi
Membuntuti
Selalu berkejaran
Ingin pergi
Tak kuasa
Tetap terkungkung
Dalam satu
Terpuruk
Sendiri

Pada asta semestaku
Menikam buhum dalam-dalam
Pualam menepuk menumpuk pupuk
Kian memburuk
Haluan pikiran kian membusuk
Terpuruk

Kerinduan pada jiwa sunyi
Ingin menepi di ujung lilin
Pelita masih menerangi melati
Di dalam kholbu masih ingin terjalin
Seuntai doa terucap dalam hati
Semoga mengabulkan permohonan
Aamiin

Gie
16 April 2019
Pena langit di bumi pai