SAMURAI DALAM LIDAHMU

Foto : ilustrasi puisi
Narasimu indah sayang
Aku ingin berorasi di mimbarmu
Membisiki setiap eja dari narator yang kau lafazkan
Aku ingin ada di setiap aliran darahmu
Aku ingin menjadi dengusan nafasmu yang akan memberikan keseimbangan
Ketika para bedebah memerangi kita dengan asap gasnya
Ketika para bedebah datang memuntahkan peluru karetnya

Aku ingin mejadi samurai dalam lidahmu
Pemberi racun bagi telinga para penghuni birokrasi
Aku ingin menjadi golok dala
Hingga para tirani tergorok dengan kejam oleh lantangmu

Loakkan
Sumpah sampah serapah
Hujatkan pada mereka
Kita ada
Belum mati
Kita selalu ada
Akan tetap dan terus ada
Gie
11 Mei 2019
Pena langit di bumi pai
Pulau ular di ujung pena

BAGAIMANA KABARMU PALESTINA : SUDAH HILANGKAH KAU DALAM PETA

Foto : Che Guevara
Apa kabarmu palestina
Sungguh aku ingin
Ingin membebaskanmu
Ingin menghapus dukamu
Rinduku
Tak mampu

Karbala menggores mimpimu
Menyibak semua tabir
Hentak terhenyak tak pernah bermimpi bunga
Sebab mesiu dan ledakan senjata membisingkan setiap telinga
Telinga keledai
Terus saja lengkingkan ocehan
Para bedebah barat berkomando
Selaksa kiblat dunia
Menekan tertekan
Teken meneken
Kesepakatan

Lihatlah para mata
Nirwana menanti penghuni
Pusara di perbatasan kota
Tanpa nisan
Mereka terkubur oleh debu gurun

Lihatlah
Bahkan bayi yang masih dalam kandungan ingin cepat terlahir
Ingin bebas
Ingin membebaskan
Menghirup udara surga
Dunia tanpa penindasan
Tanpa peperangan
Dunia tanpa darah
Dunia yang damai
Perdamaian dunia

Haha
Perdamaian dunia tak punya nyali
Serikat setan yang memporak-porandakan
Tak mampu memberi kenyamanan
Tak membebaskan belenggu keterpurukan

Sistem bangsat para kumpulan elit polical dunia
Menatap di balik layar lebar
Darah para suhada
Darah para pejuang
Darah anak-anak yatim
Darah bayi
Darah orok dalam perut ibunya
Semua terpercik di depan muka
Muka tuan di depan layar
Di depan meja
Keputusan tak terambil
Terambil terampil
Intervensi kepentingan
Kestabilan ekonomi dunia
Hilangkan palestina dari peta
Gie
10 Mei 2019
Pena langit di bumi Pai

UNTUK PENJILAT

Foto : ilustrasi puisi
Angin terbungkam
Berdesakan para penggoreng menyebar berita palsu
Demi nama ke puncak
Antar terhantar antah berantah
Yang penting tenar
Ideologi jangan di tanya
Liberal katamu
Liberal kataku
Semua masuk

Untuk penjilat persilatan
Untuk pergulatan
Untuk pembual bualan
Untuk pendusta
Semua adalah kemenangan
Tak ada yang di bela
Karena pembelaan adalah nama tertunjang di sana-sini

Tenggelam dalam kelam
Terbunuh mimpi untuk setara
Revolusi sosial hilang
Kepentingan
Terhegemoni semua kepala
Kita terkungkung dalam dosa pencitraan
Publik figure cari sensasi
Statment pembodohon terpublikasi
Tersistem
Meracuni setiap pikiran manusia
Kemarin
Hari ini
Esok
Situasi yang tetap satu
Sama
Gie
9 Mei 2019
Pena langit di bumi pai

PENGHULU SEGALA NCUHI

Foto : penulis
Malam bersama api unggun
Pinggiran jalan-jalanan
Dengan lentera di ujung netra
Sang samudra tawarkan kemilau
Gili banta memancarkan keindahan
Kopi tawarkan ketenangan
Alam pai tawarkan kesejukan
Kita ada dalam satu kolosal semesta
Lazuardi tak mampu mengimbangi
Langit telah meluapkan rahmat
Nikmatilah
Kenikmatan
Kita adalah surga yang tak tersentuh
Tangan bengis
Tangan besi penguasa
Tak akan sanggup
Mengubah menggugah keindahan
Karena kita adalah bima yang pertama
Pencetus sejarah dalam sejarah
Maka nikmatilah
Kita adalah kerajaan di atas kerajaan
Pulau ular adalah raja diraja
Penghulu segala ncuhi
Lihatlah
Kita kecil
Namun punya kekuatan yang tak tertandingi
Yakinlah
Gie
06 Mei 2019
Pena Langit di Bumi Pai

REVOLUSI TIDAK JADI : GENERASI DOPING

Foto : ilustrasi puisi
Revolusinya tidak jadi
Belum dapat ijin umi aji
Yang punya istri harus mikir MP-ASI
Senior harus cari link politisi
Junior dilarang berambisi
Harus selaras dengan ilmu yang di beri
Kata sang pemateri
Di dalam sekret saat pengkajian materi

Dari terbentuknya NKRI
Orde Lama Orde Baru Revormasi sampai Demokrasi
Teriakan mahasiswa ingin revolusi
Tapi
Setelah masuk pada sistem birokrasi
Kepentingan partai
Kepentingan Menteri
Kepentingan rakyat di ujung orasi
Hanya koar-koar basi
Revolusi belum jadi
Hanya darwin yang punya teori evolusi
Habis itu kita sama-sama ingin revolusi
Tapi hanya wacana sebelum masuk jadi pegawai
Bualan untuk melancarkan ambisi
Generasi televisi
Hahaha
Pencitraan
Pencemaran

Revolusi dengan sebiji doping
Teriakkan orasi di mimbar jalanan
Tanpa obat penenang tak bisa bersuara
Pecundang

Mengundang
Bingung
Penjara bukan karena suara
Kristal putih di dalam kaca
Jadi idaman para pejuang
Katanya

Hahaha
Kau sendiri yang membunuh
Kau sendiri yang memancing
Kau sendiri yang menyulut
Kau sendiri yang tergoda
Kau sendiri yang jual harga diri
Kau sendiri yang jual idealisme
Kau sendiri yang mati
Kau sendiri yang bodoh
Revolusi di jalanan
Restorasi di bawah kolong meja
Kenikmatan di atas langit
Kembali kristal putih jadi idaman
Sekali lagi

Hahahaha
Bualan revolusi
Memapah diri sendiri
Tak mampu
Tak sanggup
Mati saja
Tak berguna
Tak ada guna
Lenyap sudah
Generasi tanpa tau diri
Pecundang
Gie
02 Mei 2019