AKU SELALU SEDIH

Foto : Ilustrasi puisi
Aku selalu sedih, Sebab kesedihan akan membangkitkan sajak-sajak beracun yang akan menuntun air mata bermuara pada tiap mata.

Aku selalu sedih, memaksa yang terpaksa untuk meraih sesuatu yang tak mungkin di miliki.

Aku selalu sedih memendamb yang terpendam dalam-dalam setiap kisah sakit yang ada

Aku selalu sedih melihat dan menatap daerah yang di kuasai wanita kini telah di lacuri dengan darah pembataian oleh orang-orang mengaku sebagai pengayom

Aku selalu sedih dengan srgala kasus sosial yang kerap terjadi.
Jauh di tepi pantai seorang bapak memaksa wanita yang masih belia untuk menikmati indahnya surga dalam balutan darah perawan yang telah terenggut paksa.

Di ujung timur sana pasukan bersenjata sedang pasrah dengan takdiryang memaksa mereka harus menahan segala kerinduan pada keluarga.

Masih di timur sana, seorang wanita tengah menunggu kepastian di dalam penantian, sedang yang di nanti kini telah terlelap dalam buaian sanita yang rela perawannya terenggut demi sebuah nama yang berasaskan cinta. Katanya itu cinta suci..!!! Haha

Jauh di barat sana seorang wanita menghilang dalam waktu yang lama. Dengan alibi-alibi para pembual yang menginginkan mereka untuk di jual, namun pembeli tak mampu membayar dengan jumlah yang mengantarnya ke nagara maju untuk sekedar meraup ripiah yang lebih.

Jauh di utara sana seorang wanita memaksa fosa untuk merasuk kefalam jiwanya dan membunuh ibunya kandungnya yang telah memberikan kasih sayang dan juga telah membesarkannya dengan cinta.

Jauh disini seorang penyair tengah menanti penantian yang telah hilang dalam balutan luka dan sajak-sajak cinta teruntuknya yang jauh di penjuru funia yang sedang minum kopi ataukah minum susu.
Penantian
Gie
07 Juli 2019
Pena langit di bumi selatan

PHOBIA JATUH CINTA

Foto : anak kecil
Lelah dalam memulai
Intrik sunyi selalu datang menghampiri
Menggapai ingin untuk selalu berdua
Dengan dia atau penggantinya

Mulai
Selalu memulia
Kembali
Selalu di sakiti
Dia Dia yang lain juga yang ini
Mereka semua adalah sejarah
Masa lalu sakit hati
Yang tertoreh dalam lembaran kisah cinta

Aku lelah
Aku letih
Aku tak ingin mengulang
Sebab rasa sakit selalu menghantui
Phobia

Karena.......

Selalu ada kata patah dalam memulai
Biarkan kehendak langit menutun langkah
Memapah takdir yang entah kemana ia kembali
Di pelukan jodoh atau di pelukan pencipta
Gie
7 Juli 2019
Pena langit di Bumi Timur

INTUISI MENDEKAM DALAM PETI MATI

Foto : ilustrasi puisi
Budak sajak melahirkan puisi aneh
Tak bersuara namun ia terbaca
Terdengar dari telinga yang tuli
Ia terbesit dari dalam ragam kholbu sang pemilik pena

Pecinta budak memaknai segala yang tertuang

Ingin

Meramu dalam bualan imaji yang telah mati
Hingga terlahir ribuan makna
Makna mereka tidak jua sama dengan mu atau diriku

Pembeda

Segala intuisi
mendekam dalam peti mati
Berharap sang Amor datang menjemput mimpi
Agar tercipta ketenangan di hati

Semoga
Harapku
Harpa kembali mengalun sendu
Dalam setiap telinga anak adam
Pasti



DARI KELAM MENUJU KALAM

Foto : Ilustrasi puisi
oleh ; Sri
Aku ingin berada dalam keramaian
Lalu lalang begitu ramai namun tetap sunyi
Mereka berkata-kata pada satu dinding
Di langit ada sebuah surga yang tengah menanti

Kebisingan tak mampu mengendali
Fokusku dalam sunyi senyap
Mereka semua orang lain yang tak dapat masuk
Pintu terkunci dalam satu pacak yang tak ternilai

Lazuardi
Langit tinggi
Kemana aku harus pergi
Sunyi mencekam berdiam diri
Kenapa tak enyah lalu mati

Dalam tepi nian malam
Berhamburku dalam kalam
Melantunkan senandung salam
Agar jiwa kembali tentram

Dalam malam
Dari Kelam menuju kalam
Tanpa bulan bintang
berkaca ku dalam hening
Gie
06 Juli 2018
Pena langit di ujung Timur Bima

KICAUAN PAGI SI KUTILANG

Foto : penulis bersama si kutilang
Kicauannya menenangkan jiwa
Saat pagi menyamput mentari
Saat mentari mengusir embun
Dendangannya meengusir segala pelik yang ada di pikiran

Saat naskah-naskah terdusun dengan rapi di dalam kertas
Menuai kembali segala mitologi
Yang tersirat kini mulai tersurat
Kita berada di dalam pekan revolusi 4.0
Kita generasi yang membangun peradaban

Literatur tertata menuju puncak kesuksesan
Dengan iringan kicauan si kutilang
Kita menuju satu titik yang sama
Sama-sama bahagia dalam pencapaian
Menuju Tuhan Pun menuju peradaban yang hakiki

Cerminan mahdi telah ada
Hadir di tiap kepala para pemburu surga
Semoga kita adalah jelmaaannya
Terbesit di tiap dada anak adam
Mencari menuju ruang hampa dalam diri
Dimana kita menjadi sesuatu yang menempati tanpa tempat
Pencapaian Makrifat sejati
Hakiki