Berteriak Di Simpang Kiri Jalan

l
Memar mata saat melihat
Mulut terbungkam dalam semat
Sejarah-sejarah tercurah pekat
Tebalkan aksara sebagi penebal muka

Intruksi tanpa komunikasi
Sk-sk terlahir dalam narasi tanpa tuan
Sang tuan malas memelas asih
Lantas pada siapa tinta pertanggungjawaban
Jika yang punya nama tak mengakui keberadaannya

Kita berteriak di simpang kiri jalan
Perbaiki struktural juga sistem pemerintahan
Namun dalam tubuh masih menyimpan ribuan racun
Racun yang paling mematikan adalah lahirnya ketidak-percayaan dalam tubuh sendiri

Hmmmmmm
Sampaikan saja salam hormat
Kita bukan orang yang berambisi menuju midas
Sebab luka kawan-kawan masih terawat
Syarat perjuangan dengan ikhlas
Ginanjar Gie
13 Oktober 2019
^Kopi_kenangan

Suara Orasi Kini di Anggap Najis

foto : ilustrasi
Realistismu kini semakin sinis
Menebas membabat bebas
Apatismu menggorok sadis
Kaum borjuis menjelma sebagai pengemis
Menanam bibit-bibit komunis

Demokrasi sebagai topeng kapitalis
Nasionalis terkikis menipis
Menggoyahkan menara yakinku yang miris
Hingga tercipta bait-bait puitis
Yang akan menggubris generasi milenealis
Pembungkam intelektual era modernis

Suara orasi kini di anggap najis
Perkumpulan hanya menambah jumlah basis
Di kebiri dalam tatanan lalu di tiris
Generasi di hegemoni dengan kata narsis
Hingga demokrasi berujung orasi wacana revormis

Negeri dunia mistis
Misteri gunung berapi menjelma pembunuhan misterius
Pengalihan isu hingga pada penutupan kasus
Ironi negeri mengalahkan rumit rumus kalkulus

Widji tukul dan munir kini menjadi simbol pembungkaman kebenaran
Generasi tak lagi berbicara keadilan
Sebab simbol telah terbungkam dengan nilai ketenaran
Kasihan
Gie
19 September 2019

Kiri Jangan Di Anggap Komunis

foto ; sang penyair
Hendakkah kau paham apa yang ada disana
Disudut jendela semesta tersimpan keris
Disudut kitab-kitab kiri ada jalan menuju revolusi
Disudut kitab-kitab kanan terpendam janji surga

Ya.....
Sudut Buku yang tengah ku baca
Sejarah tergores tangan-tangan penguasa
Hegemoni tercipta oleh rezim pencitraan
Kalau-kalau di tanya apa capaian dalam kepemimpinan

Lihat saja pinggiran buku
Ia adalah jendela dunia
Pembungkam pikiran liar manusia
Membunuh nalar liar dalam melunasi hutang
Jauhi kiri sebab syarat komunis
Dekati Kanan sebab Surga tengah menanti

Persilatan penjilat adalah mainan elit
Boneka tinggal ikan menjadi pembunuhan masal
Hegemoni kekuasaan semakin leluasa
Hegel telah mati di sudut buku pinggiran kali kalong

Sudah
Sudahi
Ini hanyalah syarat aturan
Aamiini saja
Sebab jangan sampai kita membuat satu gerakan yang membuat instabilitas negara
Ucap mereka di atas kursi panas.
Ginanjar Gie
18 Oktober 2019
^Kopi_kenangan

Literasi Kiri Untuk Indonesia yang Lebih Harmoni

Foto : ilustrasi puisi

Oleh : Ginanjar Gie

Lintas semesta bernyanyi
Menjumpai titik-titik yang tak tersentuh
Kalimat dan kata-kata berkeliaran di jalanan
Di kepala terpendam sejuta aksara

Rangkain kalimat suci tertuang dalam kertas
Kalimat semesta tertuang dalam literasi
Meng-abdi abadi untuk Negeri
Lintasan atmosfir terlampui dalam intuisi
Menjumpai langit-langit fatwa
Hadirkan ayat-ayat kehidupan dalam bingkai

Pena langit berbisik di ujung tinta
Di ujung pena luapan aksara tertuang dengan indah
Bait-bait ayal kini terangkai memuji
Kekuatan merangkai yang di rahmati
Ucap hati kata terima kasih
Tuhan yang Esa telah memberi

Literasi kiri untuk Indonesia yang lebih harmoni
Mencapai puncak asta hegemoni
Wujudkan mimpi peradaban yang di ridhoi
Mengabadikan diri dalam wujud tinta pena yang tertuang dalam tulisan
Gie
26 September 2019
Bacalah dari kata yang tak pernah tersurat
Membeli luka yang telah lama terawat
Di ujung mimpi nasib-nasib terkungkung
Jauhi mimpu dekati kenangan
Sebab semua semu adalah keindahan membelai

Jamrud katulistiwa terlihat disana
Jauh di dalam pikiran terlihat dengan seksama
Namun disini di depan mata
Tak ada disini di depannya
Mata saja tak mampu melihat dirinya

TEGASKAN!!!
Hatta semua semu adalah keindahan
Ingatlah para sopies berceloteh
Mereka pecinta pikiran
Mereka pecinta yang tak terlihat
Ingatlah
Ini adalah

Esensi
Eksistensi
Pikiran
Mata
Hati instrumen terakhir dalam perenungan
19 Oktober 2019
Ginanjar Gie
^Kopi_kenangan
#Kampus_STIE_Bima