Rindu Ayah

 Rindu Ayah

Karya : 613

Photo ayah sang penulis 


Dalam Kalam takdir yang kelam

Terbesit dalam-dalam

Pada satu hikayat alam

Yang memberi kenangan yang mendalam


Pergi tanpa berucap

Hilang tanpa ingatan wajah

Hanya potret kusut yang selalu berbisik, "Kelak buatlah dia bangga akan keberadaan mu"

Sebab ia adalah wali dari Tuhan yang kau sembah

Meski tidak menyandang gelar dan nama seperti para penjarah negeri


Sosok perkasa yang memiliki jasa

Dikenal dan terkenal meski tanpa kartu pengenal 

Ia mampu menjadi orang meski tanpa orang-orang

Ia digiring dalam opini pecinta tunai

Namun kegigihannya dalam menjadi pribadi yang di pinjam dalam gelar Nabi (Al-Amin) tetap ia pegang teguh dengan jiwa dan semangat yang tangguh.


Setiap kali aku menatapnya

Setiap kali aku meremas dan membelainya

Guratan-guratan wajah keriput yang tergores dalam kertas kusut yang terpajang di dinding rumah peot itu adalah penciptaku

Dia adalah darah yang men-daging-kan tulang dari jasadku

Dia adalah manifestasi dari hadirku

Dia adalah malaikat yang telah di jemput malaikat 22 tahun lalu

Dia adalah ayahku


Aku ingin mengikuti jejaknya

Aku ingin menjadi sepertinya

Aku ingin meniru kepribadiannya

Aku ingin dari segala kisah hidupnya

Aku ingin 

Poja, 23 Maret 2023

613

•Sastrawan_sesat

^Kopi_kenangan

Asa Sua yang Semu

Radha Nur Ayunindia Putry Langit

Seutas cahaya berada di kejauhan

Berkedip dalam dekapan Tuhan

Tersenyum lepas merindu puan

Merayu hitam dalam remang cahaya bulan


Riuh pekak ombak berderu

Resah hati kian berseru

Bermimpi temu pada yang di rindu

Namun semua hanyalah semu


Fatamorgana

Intuisi terbawa suasana

Jiwa terbang bersama kelana

Memendam asa yang ingin bersua


Cinta

Kini kau berkuasa

Memenjarakan segala rasa

Menghimpit adrenalin jiwa

Merana..!!!

Tepi pantai, 27 Oktober 2022

Ginanjar Gie

°Sastrawan_sesat

^Kopi_kenangan

Kisah Cinta yang Sakit


 Kucoba menulis beberapa bait

Untuk mengenang kisah cinta yang sakit

Bersama seorang gadis bermata sipit

Wanita matre penguras debit


Berawal dari saling mengungkit

Tuding-menuding siapa yang paling pelit

Tak lagi hirau dengan indahnya kicauan pipit

Tinggi hati membuat nadi kini tersembelit


Keadaan yang begitu rumit

Dua hati kini sedang terapit

Memutar kata untuk saling menyikut

Tak ubahnya seperti adu talenta diatas sirkuit


Menjumpai situasi yang teramat sulit

Emosi naik mencapai langit

Perasaan kini terbelit

Serasa leher digorok dengan arit


Masih dalam suasana pahit

Pandangan kian menyipit

Dada kini terasa sempit

Suasana hati semakin terjepit


Sifat buruk mengambil alih dekrit

Menarik keluar sifat-sifat ifrit

Tangan dan kaki terhasut segera membesit

Bahkan berpikir untuk mengambil celurit

Atau melemparnya dengan amberit


Kian berlalu pikiran kini semakin terlilit

Serasa diri di hantam oleh bukit

Dengan amarah dua insan serentak bangkit

Berdiri menatap dengan rasa cinta yang sudah terjangkit

Tanpa kata-kata keduanya pulang menelan rasa sakit sakit.


Samudera Hindia , 04 Desember 2022

Ginanjar Gie

°Sastrawan_sesat

^Kopi_kenangan


Adalah Kamu Adikku

Adalah kamu yang bahkan belum menikah tapi harus menghidupi adik-kakak & ibumu karena dia tidak memiliki penghasilan yang cukup. 

Adalah kamu yang sering dilanda stres karena beban pekerjaan kantor yang menumpuk, namun setelah pulang namun tidak ada yang peduli dengan rasa itu.

Adalah kamu yang dilanda frustasi setiap waktu karena banyaknya tekanan dari orang-orang yang merasa telah disusahkan selama engkau menuntut ilmu hingga sarjana, dan kini mereka meminta jasanya di kembalikan dengan kata-kata sadis yang membekas namun kau masih tetap tabah dan tetap mau membantu meski jasa mereka telah habis terkakulasi sejak lama.

Adalah kamu yang senang bergurau dan ber-suka-ria meski beban di kepala sudah tidak lagi punya tempat untuk menampung.

Adalah kamu yang kesepian sendirian di rantauan dengan tekad berdikari dan cita mulia untuk memuliakan keluarga dan yang paling kau utamakan adalah ibumu. 

Adalah kamu yang selalu ingin aku buat tenang dan senang meski hanya dengan kata canda yang garing.
Adalah kamu adikku. 
Tepi Laut, 03 September 2022  
Ginanjar Gie  
°Sastrawan_sesat 
^Kopi_kenangan

Langit Tidak Pernah Berbohong


Malam telah menjalar Sebentar pagi datang melamar Istri telah tertidur Sementara pikiran masih meramas syair Magrib sangat gelap Masyrig jauh masih terlelap Imajinasi terkungkung didalam lalap Hayali merayu untuk terkesiap Hari masih jatuh terbungkuk Arunika masih menunggu pejantan berkokok Masih lama untuk menunggu ia tegak Dan diri mencoba mencari untuk mengacak pacak Pejuang Tahajud meluruskan songkok Berdiri tegak lalu terbungkuk Kemudian berbisik penuh harap pada bumi Agar mau merayu langit untuk mendengar Do'anya Masih dalam gerak yang sama Ia kembali menciumi bumi Kemudian bumi berbisik kepadanya "Langit tidak pernah berbohong tentang janjinya yang akan mencurahkan segala apa yang ada pada-Nya untuk diberikan kepada siapa saja yang datang meminta dan memohon pertolongan serta perlindungan kepada-Nya." "Maka dari itu,bertawakal+lah dalam menyambutnya pada pencarian serta bersabarlah dalam menerima ujian yang jika diberikan oleh-Nya, karena ada dua hal yang harus engkau ketahui kebenarannya adalah bahwa dua kata 'Ikhtiar dan Do'a'adalah sepasang unsur kelamin lelaki dan perempuan yang tidak memiliki fungsi tanpa salah satu dari-Nya." Masih dalam suasana hening dan air mata yang melinangi gambar kubah diatas sajadah,bumi masih terus berdakwah dan suara itu masih menjangkau pendengaran pejuang tahajud. " Rasa Na'e 26 Juni 2021 Ginanjar Gie Inspirasi langit °Sastrawan_sesat ^Kopi_kenangan