LAPINAKU WANITA REMBULAN

Foto : ilustrasi puisi
Rembulan sekarang aku percaya bahwa indahmu adalah semu
Aku percaya dengan kalimat yang tak pernah kau ucap
Bahwa kau tidaklah indah bagi pemujamu
Karena kau hanyalah olesan dari lipstik matahari
Yang meminjamkan cahaya saat kau butuh pemuja dari jiwa pedamba

Rembulan sekarang aku tau
Kau adalah pembohong bagi para jiwa
Yang memuja keindahanmu
Kau bahkan tak lebih dari seonggok daging yang telah busuk
Yang di tuang dengan anggur keindahan
Hingga semua mata mabuk dalam kesemuan keindahanmu

Rembulan kau adalah wanita terbusuk
Kau lukai lukaku
Kau sayat lagi luka lama yang telah terkoyak cabik
Hinngga sesak melanda detak nadi
Bernapaspun tak menentu dalam memaknai skenariomu

Rembulan kau wanitaku
Wanita lapinaku
Yang menghibur di kala butuh
Butuh terpenuhi lalu menghilang
Menghilang di balik awan hitam
Hitam jemariku legam
Legam hati yang dendam
Dendam pada rindumu yang semu
Semumu wahai lapinaku
Lapinaku wanita rembulan

Rembulan tanpa rasa tanpa kasih
Menghilang di ujung harap pekat malam
Tanpa gemintang sang bintang
Kejora pun hilang
Di telan jingga yang terbungkus rapi di ufuk timur

Pagi ku datang
Rembulan hilang
Namun sayatan malam sang rembulan masih membekas
Membawaku pada kematian rasa
Aku lelah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk