![]() |
Ilustrasi photo penulis |
Aku bersama keramain kota
Menunggu pembeli di persimpangan jalan
Duduk termenung sambil meratap
Bahagia mana yang akan ku rengkuh
Sementara mobil berdesakan
Menawar pun enggan
Aku masih terus menunggu
Bersabar adalah kata yang tiada henti tengah ku rayu
Melawan ego peradaban yang kian maju
Disini bahagia ku terkikis layu
Hendak mengubah dengan kata baru
Lelah melepuh menempuh jenuh
Jelma menjelma bosan tak henti
Mendaki harap yang kian tak berujung
Semoga laksa tercapai asa
Aku bosan dari kata
Mereguk mimpi tengah terjengah
Melawan nasib yang tak kunjung beradu
Himpit mengapit pikiran picik
Lentera padam dalam pandangan semu
Aku meraih tetap pada cita
Mencium nasib tetap menjerit
Titik tak berujung tanpa koma
Hingga tanda tanya mengahalangi tanda seru
Aku bangkit
Namun kata miskin siap menjerat
Miskin ialah kata yang paling di benci oleh setiap manusia
Miskin ilmu
Miskin harta
Miskin semuanya
Ia tertidur mengendap dalam jiwa pemalas
Membui semua dalam penjara jiwa
Ah...Sudahlah aku bukan pemalas
Juga bukan si miskin
sebab bubuhan aksaraku
Tengah menjemput kata kaya
Yang entah kapan akan berdamai dalam nasib
Suatu saatku pasti akan datang
Membawa nasib tunduk pada kaki
Hingga cita dan asa semua tercapai dan tergapai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk