![]() |
Foto : wanita penginspirasi puisi |
Wanita perjuangan?
Ah tidak
Aku hanyalah pemberontak tanpa taring
Berteriak lantang di jalanan
Menyambuk aspal
Hingga asap mengepul menghiasi jalanan
Ban bekas adalah meriamku
Megafon adalah senjataku
Menusuk telinga para pembual busuk
Yang tengah asyik duduk di kursi panas
Akulah wanita tanpa taring
Berdiri di tengah kerumunan
Menjadi saksi para bedebah menyiksa sahabat seperjuangan
Yang tengah asyik bercumbu dengan jalanan
Aku di tengah jalan berteriak
Membongkar kedok penghuni istansi
Namun wajah geram petugas yang katanya penegak hukum
Datang menyibak baju dan benderaku
Lalu tak terelai semuanya
Hancur...........
Batu bata
Batu kapur
Kayu lapuk
Terbang melawan peluru karet dan gas air mata
Akulah wanita tanpa taring yang tak pernah takut akan wajah buas petugas
Berusaha mengingat semua luka kawan-kawanku
Luka hati perjuangan
Luka-luka yang masih membekas di wajah, di kepala dan di punggung kawan-kawanku
Hari itu 28 oktober 2017
Ingatanku masih murni
Mengingat semua rentetan peristiwa
Darah mereka yang berceceran di tanah
Terpentul tongkat buas sang polisi
Polisi buas tanpa busana kewibawaan
Menindas layak preman jalanan
Memukul
Menginjak
Harga diri bagai harga sampah
Atas nama perjuangan dan revolusi
Aku bersumpah atas nama emansipasi
Aku adalah wanita perjuangan tanpa taring
Namun jangan kau coba menyolekku
Niscaya cakarku akan mengaum bagai raja hutan
Aku sudah tak punya urat ketakutan
Akulah wanita revolusi
#NB
Puisi ini saya tulis untuk seorang wanita yang berjiwa aksioner. Saya rasa dia adalah reinkarnasi dari jiwanya kartini.
Mungkin dia adalah RA. Kartini tapi dalam rupa yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk