Foto : ilustrasi puisi |
Memecah keheningan ibu kota
Kali berkali kami turun berorasi
Hingga legam kulit di sengat terik matahari
Kami membawa aspirasi
Kau tau kami adalah rakyat jelata
Berbaris rapi lantang berteriak bersama para orator
Yang tanpa kuasa kami meminta dengan teriakan di jalanan
Menuntut harga dari upeti yang telah kami tabur di tiap sakumu
Masihkah kau tuli dengan jeritan hati kami?
Masihkah kau dengar sedu-sedan kami?
Masihkah kau bungkam di istana hasil keringat kami?
Masihkah kau diam setelah melihat aksi kami?
Apakah kau buta?
Apakah kau tuli?
Apakah kau pesek?
Sehingga tak mampu mencium bau keringat kami yang jatuh bercucuran demi merawat bawang kami?
Naikkan harga bawang
Turunkan harga insektisida
Naikkan harga cabe
Tolak impor beras
Turunkan kurs dolar
Sebelum kami menurunkanmu dan mencabut mandatmu sebagai babu
Jangan abaikan suara kami
Sebab kami bersama suara Tuhan
Tuhannya demokrasi
Rakyat
![]() |
Foto : darah djuang rakdjat |
Bagus tulisan nya Bang
BalasHapusMaksih banyak abang, mohon kritikan yang membangun dan sarannya
Hapus