![]() |
Foto : Pemusnah generasi |
Lelaki itu sebenarnya tolol
apa gunanya ia datang terengah-engah
Untuk mengembalikan rejeki mujur para rakyat
Kini
Si kurus sudah mengerti
Dan benar-benar
Sekucur tubuhnya menggigil menahan amarah
Aku orang melarat
Suaraku mulai serak
Tuan sarkas betul
Wajahnya macam babi
Pengkritik juga betul
Seorang yang jujur
Sementara tak banyak orang berkata benar
Ah..
Aku tak perduli
Jika presiden merasa kas itu bukan miliknya
Kenapa tak kembalikan kepada yang berhak
Begitu miris ironi sang penjabat
Kedatangan ku kembali
Bukan urusan ku
Semata-mata demi kepentingan umat
Mengikuti aturan
Terseret ancaman
Terjerumusku oleh jalan lurus ditengah jalan bengkok
Teraniaya oleh kejujuran
Aku tidak akan menghukum kau wahai tuanku
Seperti si pelakor di kamar kosan yang di aniaya oleh sang istri
Muntahku
Anjing yang lebih terbuka
Pedas
Kasar
Celotehku dalam teriakan
Ku gambarkan gambar keadaan politik dan sosial dalam dunia realitas
Yang membunuh hak demokrasi menjadi hegemoni para oligarki
Aku mendaki indonesia
Ku hampiri sejarah
Wacana
Pengetahuan
Kebenaran
Kekuasaan telah di hegemoni
Pemerintahku yang kolot
tingkah tindak tanduk penguasaku hanyalah untuk menyentuh kekuasaan demi meraih satu periode lagi
Aku dan presidenku
Hubungan kita bukanlah dasar perluasan dan perpisahan
Bukan pula dinisbahkan kesan tumbangnya sang pencipta
Tapi diatas segala-galanya adalah takdir kekuasaan dan kedzoliman
Belut sang penguasaku karna bertubuh licin kini telah menjadi licik
Monyet penguasaku hitam bukan karena wajahnya legam
Tapi memang perangainya yang kejam
Yang paling buruk
Ada empat lima gelaran yang bodoh pun busuk-busuk
Sangat bodoh dan busuk sampai kalam dan kertas tidak berdaya mencatatnya
penyair : karmila
Editor : gie
(pemusnah generasi)
Masih banyak kejanggalan dalam penggunaan bahasa, perbanyak literasi lagi.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBang fajrin, puisi itu apa c bang???
HapusApakah semacam skripsi atau semacam prosa??
Atau apakah bedanya dengan sastra??