![]() |
Penulis: Mementingkan ego sendiri, ego kelompok adalah kepincangan berdemokrasi |
Si sakit yang buta
Ia berbisik pada babu
Belalah aku sampai pada titik logika penghabisan
Sang filsafat langit datang merukiah
Menuntut balas atas nista desember dua ribu tujuh belas
Namun si sakit yang buta menawarkan mutiara
Jika kau mampu menunjang namaku maka kau ku angkat jadi tumenggungku
Si sakit yang buta adalah raja
Ia buta tanpa lensa
Dapat melihat ribuan mil jauhnya
Namun tetap buta karena ia sakit
Si sakit yang buta kini naikkan rupiah
Butanya muncul aksaranya hilang
Ah.......
Tidaklah mungkin sang raja buta aksara
Sebab ia mampu membaca situasi
Jika ekonomi melemah
Tinggal sodorkan saja si warna merah
Dan
Aku akan akan menang
Dan
Mereka akan lupa bahwa aku pernah menaikkan harga
Harga barang selalu kunaikkan
Hingga harga diriku
Harga diri negeriku lupa aku tunjang
Hingga di luar negeri setiap hari aku di tertwakan
Si buta yang sakit itu adalah aku
Pengada sayembara atlet di atas reruntuhan indonesia timur
Aku datang saat mereka gembira
Agar citra aku lebih mementingkan rakyat dari pada harus melihat utusanku menerima nobat dan hadiah
Tentu kau bergembira bukan??
Haha
Saat ada tawaran dari anak bangsa akan mengadakan uji laboratorium penggunaan mesin diesel dengan solar alami dari rekasa penelitian
Ia bahkan sibuk menaikkan BBM dan sibuk mengambil kebijakan dan menolak itu
Itulah butaku
aku sakit karena buta
Aku buta karena sakit
Sakit buta buta sakit
Sakit-sakit buta-buta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk