JALANG KU

Foto : ilustrasi puisi

Jalangku
Apa kabar hari ini
Masihkah kau dalam diammu dalam minyakapi rasaku?
Aku harap kau bersuara

Lonteku
Harus kau tau
Aku tengah berandai disini
Bersama mimpi semu yang kau toreh di sudut malam
Yang bergema ingin menjadi
Namun semuanya telah menjadi asa yang kau jual sebagai penghibur sepi
Di kala rindu meniduri pikiran picikmu

jalangku
kau baik-baikkah hari ini?
Apakah masih ada secercah luka yang masih kau rawat?
Ataukah bekas sayatan yang membuatmu membalaskan kepada semua pemilik cinta lawan jenismu?

Jalangku
Kau begitu naif sayang
Kau membalaskan sakitmu dengan cara menyakiti hati lain
Kau penjahat lebih dari pembunuh berdarah dingin
Kau pembunuh tanpa senjata tajam
Kau pembunuh tanpa bubuhan sianida di dalam cangkir kopi
Kau pembunuh rasa rasa indah dalam hidupku
Jalangku

Lonteku
Aku masih berharap sampai kini
Menunggu disini dengan kepastian hati
Bersama luka yang menganga
Menyambut hari dengan sejuta kesakitan kesaktianmu
Yang kau rajut bersama ajian pembasuh peluh saat penatku saat ku berkata doanya adalah kebencianku

Jalangku
Aku menunggu mu di tepi malam bersama mimpi
Tanpa ragu akan harapan
Sebab aku percaya pada seorang sufi yang berkata : tangan yang satu tak akan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk