Kenang-kenangan saat pengorbanan menjelang maut
Meremas dada menahan pilu
Dalam detak detik ia tergeletak di tanah
Rayuan maut datang melamar
Saat menyambung aliran kehidupan
Kau membuatkan aku satu kayu pelukan
Kemudian menghilang selamanya
Kepergianmu ukan waktu yang sedikit
Namun waktu masihku rawat dalam nostalgia
Meski kerap menjumpai nestapa
Namun mengenangmu adalah candu dalam buah hati yang kau tinggal
Aliran listrik perpisahan
Menyedot nyawa sang lelaki perkasa
Memberi luka menelan nyawa
Ia tergeletak tanpa sesiapa
Ia hilang tanpa ada yang melihat
Kehilangannya begitu cepat
Ujung kabel bertemu ujung jari
Hingga membawa dan juga cinta pada ujung maut
08 September 2020
Ginanjar Gie Abdul Latif
°Sastrawan_sesat
^Kopi_kenangan
#NB
Puisi atas permintaan akun fb an. Takwa Sangiang guna untuk mengenang suaminya yang telah hampir 10 Tahun meninggal akibat sengatan listrik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk