LABIRIN CINTA TERTINDIS

Foto : ilustrasi puisi
Rindu mengutuk venus
Menjelma intan dalam dahan pinus
Terkutuk tangan saturnus
Terpancar pintalan-pintalan cahaya dalam siklus

Ayu mu makin terlihat mulus
Namun watakmu mengalahkan kalkulus
Tak terpecahkan bak logika rumus
Meski jamak ingin terutara akal bulus
Tak dapat di terka jiwa mu tak mempan oleh ribuan jurus

Matamu laksana virus
Mengungkung ku bagai dalam dandan kukus
Terbuka dalam tirai pembungkus
Sepi melanda jiwa sepi para shopis
Kini menjelma dalam-dalam samudra atlantis

Terkekang dalam panas derajat minus
Hingga raga kian semakin kurus
Karena cinta ini kurasakan benar-benar tulus
Meski rasa cintamu selapis tirus
Padaku yang mendamba jiwamu wahai rengganis

Jiwa ini terlalu terlanjur di pandu miris
Tiap setiap selalu terkikis
Dalam bingkai jingga yang berbisik sinis
Akankah kisah ini selaksa manggis
Tanya sang iblis
Di beranda neraka jan manjan tak menggubris
Labirin cinta tertindis
Persis

KURANG TIDUR TAPI PUNYA BANYAK MIMPI

Foto : Ilustrasi puisi
Malam yang dingin
Aku coba hamburkan diri kecakrawala
Menepis semua bayangan dari dinamika rasa
Ingin lari pergi menjauh namun ini terasa mencekam
Mengutuk
Bahkan mencekik
Semuanya
Ingin ini menjadi mimpi
Ingin ini tak pernah terjadi
Ingin ini tak pernah dilewati
Tapi hanyalah keinginan
Tak sempat terbaca
Telah berlalu
Keyakinan kini pudar dalam-dalam
Lamunan cakrawala
Bayangan dari semua
Semu
Asa hampa
Serpihan luka yang tergores
Kembali
Retorika netra yang tak mampu terbaca
Menerawang pada semiotika yang tertata
Namun dalam bukan sekedar jarak
Waktu adalah penentu bertemu dalam penyatuan
Harap
Mimpi dalam hayal
Mimpi dalam sadar
Kurang tidur tapi punya banyak mimpi

INTUISI SUNYI

Foto : ilustrasi puisi
Selamat pagi
Kau yang telah pergi
Semoga engkau mengenang diri ini
Agar abadi cinta yang ku yakini

Bersama mimpi yang tak pernah kembali
Aku menunggumu bersama literasi
Menuliskan intuisi-intusi sunyi

Prosa dan puisi
Semoga menjadi
Semoga terjadi
Semoga bersatu pada satu ikrar janji
Harapan hati

Dalam diam semoga tergapai
Dalam semat semoga di Aamiini
Dalam-dalam bermunajat di hati
Semoga kau terkenang abadi
Selaksa majnun yang pergi berhaji
Mazaji
Imaji

Malala Yousafzai

Foto : malala
Dalam langkah terkulai layu
Jiwa perempuan itu hadir dalam diriku
Merasuk dalam nurani
Hingga menyatu bersatu dalam reinkarnasi

Malala yousafzai
Jiwamu adalah hidupku
Cita-cita mu adalah tujuan hidupku

1 pena
1 buku
1 guru
Adalah alat perjuanganmu

Kau adalah inspirasi hidupku
Kau adalah Motivasi perempuanku
Kau jiwa yang di pelihara oleh dunia
Sebagai luapan kasih pada hak-hak perempuan
Hak asasi manusia yang harus di perjuangkan

2012 tepat di hari engkau kembali ke tanah kelahiran
Jiwaku ikut tertanam disana
Menjamu semua jiwa dengan cinta
Hadirkan intuisi-intuisi cinta dalam jiwa
Bahwa kau adalah jelmaan cinta dalam dunia

Jiwa mu perempuan ku
Kau hadir dalam segala jiwa perjuangan
Dunia adalah cerminan kasihmu
Malala kau adalah pikiran wanita yang di penjara
Yang kemudian kau hantarkan kepada keabadian untuk kenangan
Bahwa perempuan adalah bukan barang murahan
Mereka adalah tameng perjuangan
Mereka perintis kemerdekaan dan perjuangan pun pendidikan
Malala kau jiwa yang hidup
Kau akan selalu hidup
Di jiwa ku pun di jiwa mereka
Yang merindukan kesetaraan juga kemerdekaan dalam keseimbangan
Perjuanganmu abadi

RANGKULMU MENJELMA PEKAT

Foto : ilustrasi puisi
Kau menjelma menjadi harimau cinta
Mencabik-cabik sisa daging empuk rasa yang ku miliki
Hentakkan tulang-tulang kekuatan rangkulan kasih
Retak beribu takdir yang telat

Rindu adalah kata yang selalu ku telan
Lalu mencoba memaksa tuk menuju mu
Jika tak hari ini, Kiamat pasti esok hari
Luka

Kemana ku raih
Rangkulmu menjelma pekat
Alam jingga
Langit biru
Semesta raya
Lazuardi dimana?
Hancur lebur dalam majazi mu

Imaji terkungkung -
Nasi telah menjadi bubur
Kita tiada upaya
Hilang engkau
Hilang rasa
Tiada cinta