Syahwat Cinta

Foto : ilustrasi puisi
Aporia yang membuat apopleksi
Atas fragran dari setiap inci tubuhmu
Hingga netra tak mampu berkedip
Menjelma sukma ingin menjadi pandir

Hendak membuat sang kiri sibuk mencatat
Saat lolongan malam bersama lengkingan jangkrik
Menghiasi bunyi katak-katak sawah
Saat menunggu lawan jenis ingin bersenggama

Syahwat cinta pada tubuh molek
Merah padam lesung pipi dan jua puting
Ia adalah jurang dosa nista
Ah persetan nikmat masih yang utama
Ginanjar Gie
^Kopi-kenangan

Pelangi Di Hari Senja

Foto : kekeringan di Bima
Cukup lama hujan deras mendera
Suara air tumpah tak juga mereda
tepat dimana tempat sekarang ku berada
memeluk nasib dalam dekapan lara,
ahhh. ini luar biasa
kali ini baru kulihat pelangi yang mempesona
membelah jiwa, dalam rintik air yang tertata
yang tak pernah ku lihat sejakku di ibukota
sempurna
Tuhan memang tak ada duanya
saat hati terbelenggu derita
ia mengirim gumpalan warna
di atas langit ia tampil tanpa cela
memberi isyarat agar aku berdoa
mengucap syukur atas nikmat yang ada
pelangi di hari senja
penawar hati yang tengah terluka
pemberi semangat ketika sesak terasa di dada
penghapus pilu yang melanda
#Dulu sekali
#senja
17.28
06 januari

Keluhku

Foto : ilustrasi puisi
Rindu yang terlarang
Di sudut mata yang memandang
Menjelma dendam pada kisah yang malang
Hingga tercipta perasaan yang tergenang

Tanpa tempat kini menjadi kubangan
Membuyar semu semua kenangan
Hilangkan Senyum pada tiap jiwa yang ingin bahagia
Bersama untaian yang tak sempat beretorika

Langkah kini gontai
Kata-kata sakit sakti tak mampu teruntai
Pada siapa tersisipkan sepi
Sementara semua tepi adalah tebing bagi puisi

Ahhh
Celah
Keluhku
Peluhku
Dingin dan senyap di sudut ini
#kombieee
#edempa
Ginanjar Gie
15Januari 2020
^Kopi_kenangan
Pena langit di balik awan

Anak Zaman

Foto : pena langit bersama pak dosen ganteng

Sunyi Senyap Tanpa Suara

Foto : pena langit
Sudah sekian luka yang telah tersayat
Terawat dalam arungan waktu
Menghasut mimpi di sudut-sudut sunyi
Disisi terdalam bait-bait kepahitan

Luka ini
Menjejal di seluruh kulit yang masih utuh
Mengoyak hati dengan duka perih
Menjalar ketiap-tiap detakan saraf

Berpusat pusar tempat penampung segala
Lenggak lenggok menisbihkan kehadiran klausa
Muak melihat mual
Muatannya masih memberi keluh pada peluh dingin di ujung sunyi

Malam temaram
Tanpa sesiapa di peluk duka
Sunyi senyap tanpa suara
Muara kembali pada kegelapan tepi nian malam

Dalam keheningan
Tanpa Bulan dan Bintang
Berkaca pada cakrawala gelap
Bahwa hadir adalah luka jika hanya dalam ilusi

Luka
Aku
Kau
adalah Dua yang tak akan menyatu
Realis
Ginanjar Gie
13 Januari 2020
Pena langit di ujung Bumi
Kopi_kenangan