AKU ADALAH SAMPAH JALANAN

Foto : penulis

Aku tak memaksa sesuatu yang bukan hak ku
Aku adalah bagian dari sampah pengisi hari
Menjelajahi alam tanpa tanduk
Menyeruduk pun apalagi

Aku adalah sampah jalanan
Menekuk bahu di persimpangan waktu
Bermimpi pada sesuatu yang tak pernah ku lihat
Memantaunya pun enggan terbaca

Senyum?
Ah sudahlah
Jangan terlalu banyak berharap
Sebab hati saja itu sudah cukup
Jangan kau pinta yang bukan hak mu
Sebab luka siap di sayat jika kau berkehendak paksa

Aku?
Sesuatu yang tak pernah kau jaga
Kau bahkan tak pernah melihat dari jauhmu
Bahwa sesuatuku sangat bermakna jika kau cederai akidahmu
Tapi
Sudahlah

Kehampaan itu akan segera terwujud
Sebab cadarmu adalah penafsir kata tanpa suara
Yang kau selipkan di ujung pembicaraan
Bahwa kau akan meninggalkanku

JANGAN DULU TIDUR MALAM INI SAYANG

Foto : penulis
Malam adalah anak yang di lahirkan oleh siang
Yang menangis terisak di tengah pekat
Menjelma bunda menyusui sang bayi mungil
Hingga terpancar cahaya dari imut dan lucunya hari
Di saat ufuk membungkus jingga merah yang masih utuh
Menjumpai panas yang menghanguskan embun pagi yang membasahi hati para jiwa pecinta subuh

Putaran jarum mengikuti bundaran mimpi
Hingga bergejolak hati ingin menemui
Mengobati rasa dalam alam hasrat
Bersua denganmu adalah mimpi yang di semogakan

Kau kemana siang tadi
Seuntai kabar yang terharap tak pernah kunjung tiba
Sayang jangan biarkan rinduku di telan panasnya mentari yang tak kunjung mau bersahabat
Yang ku rayu agar mau menyejukkan hati
Karena rasa rindu kian memanaskan hasrat cintaku

Malam kembali hadir
Menjemput senja di pelataran mimpi
Membubuhi kertas dengan tinta nista
Sebab kesuciannya telah terenggut oleh imaji
Yang menginginkan kau tuk hadir di malam ini

Jangan dulu tidur sayang
Masih ada kata rindu yang harus kita urai malam ini
Aku ingin kau menemaniku menjelaskan semua urainnya sebab sakit adalah duka ketika rindu bercengkrama dengan sepi bersama pekat dan hitamnya lilin

Jangan dulu tidur malam ini sayang
Aku masih ingin bersandar di pangkuanmu
Bercerita tentang mimpi bersama saat kita di satukan oleh tangan Tuhan nantinya
Membelai mesra semua kalimat-kalimat teraksa
Hingga kita larut dalam sepinya malam yang di hiasi bintang gemintang

Jangan dulu tidur malam ini sayang
Aku masih ingin memandang dan melihat raut wajahmu
Biar terpuaskan hasratku untuk memujimu
Biar terobati hausku yang kerontang atas kasihmu
Jangan dulu tidur sayang
Pintaku

SURAT RINDU UNTUK AYAH

Foto : Ilustrasi puisi
Sumber foto : kompassiana

Ibu rangkain kalimatku adalah permintaan ku
Aku bermunajat dalam setiap doa diamku
Membubuhi kalimat indah untuk para penghuni langit
Serupa harap agar tercapai dari iming
Semoga di kau ikhlaskan anakmu untuk berkelana
Mencari jati diri yang tak pernah di ajarkan oleh sejarah
Sebab ayah adalah sejarah yang tak pernah ku tau
Cerita apa yang telah ayah rangkai saat ia memutuskan untuk pergi selamannya

Ayah Daeng atau Pua
Aku tak tau harus memanggilmu apa
Tapi yang ku dengar dari tetangga dan kakakku kalau kau sering di panggil pua

Seandainya ada rasa kasih sayang sebuah waktu
Menuntunmu sedikit lama dalam memapah sejarah hidupku
Agar aku tau bagaimana rasanya bercerita di bawah pohon rindang
Sambil menikmati kopi hitam buatan ibu
Dan kita bercerita tentang sebuah mimpi besar untuk nanti ku gapai

Ayah sebuah sketsa telah coba ku rangkai
Memaknai semua keriput dan lukamu sebelum beranjak
Menjemput malaikat mengikhlaskan ruh
Untuk di pintal bersama penghuni surga :

Ayah adalah jalan
Tumpuan kaki untuk tetap kokoh
Ia adalah tiang bagi berdiri kaki
Untuk kekokohan jiwa bagi setiap anak

Ayah adalah punggung dunia
Di dalam jiwanya adalah tanggung jawab
Tiap bapak yang pernah menjalani belia
Selalu tersimpan naluri anak pada seoarang ayah
Kekokohan jiwa seorang anak ialah bagaimana kasih sayang seorang ayah

Namun itu hanya anggapku dalam mengartikan bahasa tubuh teman-teman sebaya ku
Ketika mereka bercanda ria dengan sosok seorang yang mereka panggil ayah
Yang tak pernah ku panggil selama hampir dua puluh tahun
Sebab waktu tak mau bergeming dari pendiriannya
Merenggutmu tanpa peduli dengan tangisku
Yang menikmati dunia dengan kepahitan yang menganga tanpanya

LUKA ADALAH KATA YANG PALING SEMPURNA

Foto : ilustrasi puisi

Rindu adalah kata yang paling bijak
Yang di rangkai dari aksara-aksara sempurna
Hingga terpola sebuah kata istimewa
Yang mengaum bersama duka terpendam
Ia mampu menyihir segala sukma
Hingga terlaksa derai air mata di ujung senja
Menaungi lintah rindu yang siap menghisap sendu
Di ujung hati yang sempat di sayat luka

Luka adalah kata yang paling sempurna dari semua kata
Sebab darinya kita bisa belajar
Bahwa memiliki tak harus terluka
Bahwa merindui tak harus bersua
Bahwa kesakitan tak selalu nyawa terenggut
Bahwa mencintai tak harus memiliki

Mencinta adalah kata hati bagi para pendamba
Sedangkan memiliki adalah takdir dari tafsiran kalam yang menaungi segala alam
Tak ada hubungannya cinta dengan menikah atau memiliki sebab alasan mencintai tak harus memiliki dan berakhir di pelaminan

Sedangkan pelaminan adalah kata dan tempat yamg selalu di nanti oleh seorang wanita untuk di bawakan oleh lelaki setelah ikrar terucap di hadapan sang wali

KAU ADALAH SESAK YANG KU RINDUI

Foto : Penulis saat menikmati senja

Kau kemana hari ini?
Tak ada kabarmu kali ini
Kenapa kau penjarakan nurani
Setelah kau berucap jangan kau larang rindu ini

Kau kemana sore ini?
Bolehkah aku bersamamu menikmati senja?
Menikmati gelap yang perlahan mengutuk bumi
Yang memberi pekat tiap hati yang tengah gundah gulana di landa rindu

Kau kemana saat senja?
Harapku hanya hampa
Kau menghilang tanpa kabar
Meninggalkan luka tanpa ampun
Atas ucapmu yang kau tawarkan tentang rindu kala itu

Senjaku pun berlalu di telan malam melintang nelangsa
Sebab kau telah menaburkan candu racun dalam setiap ucapanmu yang tak dapat kau pertanggungjawabkan
Kau pembual yang ku kagumi
Kau pembohong yang ku sayangi
Kau adalah luka yang ku ingini
Kau adalah sakit yang ku cintai
Kau adalah sesak yang ku rindui