ADIK-ADIKKU BACALAH AL-QUR'AN

Foto : ilustrasi puisi
Alunan lagu bersenandung di sebuah rumah
Hingga bulu setiap telinga yang mendengar berdiri bersama tartil yang sempurna
Fatimah Binti Khatab sedang terpada bersama sa'ad bin zaid di dalam kamar
Lalu Umar datang bersama kebengisan pedangnya
Hendak membunuh sang adik yang telah mengkhianati kaumnya sendiri
Namun potongan kalimat suci yang selalu di jaga oleh langit tak menghendaki umar untuk membunuh fatimah bersama adik iparnya
Umar bahkan berikrar salawat ketika mendengar alunan potongan ayat suci yang di bacakan oleh fatimah

Puisi-puisi yang di lantunkan meluluhlantakkan makna Umar
Hendak membunuh namun kebengisan hati mampu di lunakkan oleh huruf-huruf suci
Kedangkalan iman umar mampu tercerahkan oleh lantunan syahdu
Demikianlah indah dan saktinya Al-Qur'an
Maka bacalah adik-adikku

Adik-adik ku
Ayat pertama telah memerintahkan sang baginda Syaidina Muhammad untuk membaca
Al-alaq adalah jalan untuk pengetahuan adik-adikku
Maka bacalah atas nama Tuhanmu

Bacalah
Ayat-ayat Alquran itu terasa indah menggetarkan hati
Menyejukkan jiwa
Menentramkan segala pikiran kacau

Saat kau latunkan dengan nada Tartil
Dengan Makhroj hurufmu yang Begitu fasih
Juga Hafalanmu yang begitu mengesankan hati

Duhai Adikku
Pelajarilah AlQuran Karena Allah
Mencintainya juga karena Allah
Dan Hafalkan juga untuk Allah

Sebab, Kenapa?
Karena Dia yang mengizinkanmu mampu menghafal

Aduhai Adikku…..
Al-Quran itu tinggi derajatnya
Dekatilah dan berteman dengannya
Jangan pernah berteman asal-asal saja
Sebab Dia takkan rela menggiringmu keNeraka

Aduhai Adikku....
Hiasilah Dunia ini dengan Syair-syair indah Allah
Terangilah Dunia ini dengan cahaya Al-Qur'an
Lengkapilah ilmu pengetahuamu dalam memahami isi Al-Qur'an

LUAPAN EMBUN KASIH

Foto : ilustrasi puisi
Aku ingin dirimu manjing dalam satu kata
Cinta yang aku tawar pada satu satu isyarat
Memegang teguh satu kata
Atas sejumput prahara yang menyerang
Menantang lautan matamu

Mayat-mayat nista jangan tautkan
Sebab jiwa telah lama mati dalam diam-nya mata waktu
Terenggut butir demi butir luapan embun kasih
Menerima phobia dalam mencoba
Semoga samudra kasih tercurah pada kerontangku

Ikhtisyarku
Pacakmu
Mengajakku
Melewati buas samudra hantu pada matamu
Mata-mata mematai
Phobia masih bergeming
Ingin tak mengulang
Jauh ingin menjadi
Dilema

Seraut wajah dalam maya
Memberi bubuhan aksa pada imaji
Bertautku pada lentera
Lilinku sunyi tanpamu
Akulah jelmaannya
Ikhlas hilang dalam sebuah keheningan
Demi satu cahaya jalanmu
Penghambaan
Majazi

Mukhlisku
Memberi tanpa jawab
Memintamu sangat jauh
Sebab jarak adalah kata pasti
Bagiku juga cintamu
Hampa

MIMPI RAHMAH

Foto : Rahmah
Menjadi-jadi
Sejak kecil ingin membangun bangsa
Keadilan di tegakkan dalam sistem
Harus
Tegak se - tegak-tegaknya

Mimpi Rahmah
Hendak merubah rakyat pada sri asri
Merombak semua pragmatis pada jiwa rakyat
Demokrasi yang merata
Terbasic ilmu pada setiap kepala
Intelektual dalam memilah
Memilih yang mampu
Menyampaikan inspirasi juga aspirasi
Harus
Di terapkan dalam dada rakyat indonesia

Burung menangis dalam mimpinya
Kicaunya melantunkan sebaris doa dalam tangisan
Terbang tanpa tau arah
Menuju timur menuntut ilmu
Dalam kesepian burung tetap bernyanyi di tiap pagi
Tersudut di ujung timur nusantara
Mimpi harus tetap terbeli sesuai impi
Asa harus terbang menjumpai lazuardi
Menggapai biru yang sejati
Warna ku dan warnamu harus sama
Bijak dalam segala warna

Mimpi Rahmah
Terbeli oleh rasa
Ingin sekali
Namun
Kacau semakin merapat
Mendekap dalam nafas Demokrasi
Kongsi dagang konglomerat membunuh
Kapitalisasi semua istansi

Mimpi Rahmah terhampa
Terhambat
Bekrkatanya dalam hati
Aku belum mati
Hanya saja sebentar terhenti
Untuk sebuah konsolidasi
Menunjukkan pada negeri
Bahwa aku memang layak duduk diatas kursi
Singgah sana para elit
Lihatlah
Akan terbukti
Nanti

Revolusi belum jadi
Menunggu seseorang meminangnya menjadi istri
Akan terbit semua orasi kiri
Semua sajak berbunyi dalam puisisasi
Jalan silahkan menjadi saksi
Sebab kami akan merubah wajah negeri
Paradigma indonesia yang masih tetep berdikari
Kami hadir untuk para buruh, nelayan dan tani
Untuk kesejahteraan dalam mimpi
Pasti

Gie
12 April 2019
Kamar kos penembakan
Pena Langit di Kota tepian air

HIJAU TETAP HIJAU

Bangkitlah hijau hitamku
Selamat pagi
Salam kopi
Cerita ini hari
Turun ke sawah petani
Rerumputan di pematang sawah pak madi
Ingin tumbuh bersama sang padi

Tak elok
Hijau tetap hijau
Satu warna tak satu pikiran
Parasit tetap di luar
Tak indah hijau yang akan menguning kemudian menghitam
Hilang di rampas parasit-parasit buta
Pergi saja

Kita sekandung
Tidak dalam satu kandang
Kau hijau yang indah
Aku hijau yang elok
Kita sama-sama indah
Tapi itu hanya terlihat di balik senyum sinis
Ambisi menguasai mengalir dalam darahmu
Sedang aku
Ingin berliterasi
Agar indonesia maju
Merubah paradigma untuk membangun negeri
Untuk kita tunjukkan pada dunia

Gie
11 April 2019
Kamar kos penembakkan
Kota tepian air

SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI

SAJAK GADIS SUCI
Foto : ilustrasi puisi
Suara gaok di atap rumah
Seorang ibu masih terlihat belum sadar
Terjatuh saat mendengar berita
Seorang anak sedang hamil muda

Aduh

Siapa ayahnya?
Jaddah
Jawab hati yang sedang miris
Menatap ironi jaman kini
Moral telah kritis
Hamil luar nikah jadi idaman hati

Seorang gadis terpasung
Dalam kamar ia gegaok
Meratap menunggu jawab sang penista
Memasang kelamin tanpa kasih
Pada perawan yang terenggut
Malam pertama hilang dalam satu pertemuan
Hangat malam hening
Kamar kosong tanpa penghuni
Kasihan ibu pertiwi
Tanah ternista oleh air mani

Kembali
Ingin bunuh diri
Namun rahim tak kosong lagi
Dua nyama terenggut dalam satu tragedi

Berpikir dua kali
Lebih baik yang belum lahir korban peristiwa ini
Jadilah darah berceceran di malam sepi
Bayi suci kini telah mati
Gadis manis yang sudah tak suci
Membunuh dengan aborsi

Sajak gadis suci
Yang terenggut perawan oleh bualan janji
Terpasung dalam mimpi-mimpi
Sementara sang kekasih telah pergi
Hilang setelah menikmati
Indah dan harumnya melati

Melati layu dalam buaian mata keranjang
Hilang di atas ranjang
Dengan nafsu garang
Singkirkan keindahan sarang

Sayang

Sebab mekarmu hanya sekali
Mekar merekah telah hilang dengan satu mimpi
Di persunting untuk menjadi
Istri terkasih kini hanya korban janji
Kepastian tanpa pasti
Harus ada yang mati

Adab biadab

Gie 10 April 2019
Kamar kos Penembakan
Pena langit di kota tepian air