DIPERKOSA DI ATAS SECANGKIR KOPI

Foto: sang penyair
Aku tengah melihat puan di perkosa
Di atas secangkir kopi sang adam berintuisi
Kata-kata gibrani tengah di lafazkan
Hendak membual dalam-dalam dalam lagu

Lagu cinta tengah terlantun
Berlalu lalang puan di tepi trotoar
Sang gibrani mulai menelanjangi
Puan berdiri tanpa busana di atas mimbar suci

Mimbar suci adalah lingkaran indah
Bola mata instrument yang baik dalam menatap
Menelanjangi semua busana di dalam pikiran
Hingga teraksa semua lentera
Pembuka tabir dalam diri yang tertabir hijab

Sesuatu telah terjadi
Desahan dan ereksi berlangsung dalam cangkir kopi
Ahhhh
Indah dan liar pikiran picik
Sangat di sayangkan..!!!

Puan telah di perkosa
Di telanjangi di atas secangkir kopi
Di atas meja para lelaki liar berimajinasi
Bersama asap ngebul yang di tiup dalam rongga hidung
Kini tertawa terbahak membahana

Membahana
Kelakar masih di dengungkan
Tiap setiap puan berlalu lalang
Imajinasi liar lelaki mulai menrlanjangi
Imajinasi merasuk merobek perawan
Dalam pikiran ia terenggut
Gie
10 September 2018
Pena langit di tanah kelahiran.

TERKIKISNYA KAUM INTELEKTUAL

Foto : penulis puisi
Degradasi intelektual tengah melanda semesta
Kemana nilai kemarin yang tengah dijual
Hilang sudah fatwa suci
Pudar dalam warna mati

Coba terbangun
Namun kini telah pergi
Tertinggal jauh dalam malam
Melintang satu kilatan giting

Aduhku aduhai
Kini.....!!!!!
Langitku menua
Di sudut dua belas terselip doa
Terijabah niat dalam waktu dekat
Yakin pada kala perjanjian terikrar sebelum penyatuan
Gie

KITA TUNGGU TAHUN 2020

Foto : Bupati dan Wakil Bupati Bima
Menunggu kehendak langit
Dalam alur cerita sengit
Siapa pemenang dalam laga politik
Tanpa harus berpatokan pada siapa yang punya banyak logistik

Para politisi sedang sibuk membaca
Siapa yang pantas menjadi juara
Tahun 2020 kita akan kembali memberi suara
Dalam album lagu laga duda dan janda

Siapa sebenarnya kita
Aktivis mana yang lantang bersuara
Rakyat mana yang masih mengnginkan kudeta
Kita tunggu Tahun 2020 Tiba!!

Siapa saja yang akan bertarung
Apakah petahana dengan kotak kosong?
Ataukah calon yang pernah gosong
Agar kita tak buta dalam menggonggong

Mari sama-sama kita baca peta politik
Kita padukan antara analisis dan kritik
Agar tercipta masyarakat yang pacak
Dalam menyambut strategi politik yang cantik

Mari generasi
jangan jadi masyarakat bunga melati
Kita pilah semua calon dan partai
Siapa saja yang di usung saat pilkada nanti

Ayo kawan
Kita kawal atau lawan
Kita adalah penentu masa depan
mari kita menjadi perlemen jalan yang berda di batisan terdepan

ANALISIS TENTANG KESADARAN POLITIK MASYARAKAT BIMA

Di kabupaten dan kota bima hanya 30-40 % masyarakat yg mengerti politik, sisanya adalah masyarakat awam yang masih menggunakan akal sehatnya pada "bonto ra bolo". Mereka percaya bahwa IDP bukan lagi "Indah Damayanti Putry" melainkan ini adalah kode Alam yang memberikan kita pada satu pembacaan yang rasional bahwa IDP adalah "Indikasi Dua Periode", maka bukan hal yg tidak wajar jika figure lawan belum juga kentara dan tak sepadan dalam hal basis suara-suara di wilayahnya, maka jangan heran dinasti akan kembali duduk di atas singgasana meski tanpa wakil ataupun wali.
Namun tidak lupa juga kita membuka ruang pada satu pembacaan peta yang terjadi saat pemilihan walkot-wakwalkot kemarin bahwa semua itu bisa di tumbangkan jika kita benar-benar andil dalam menumbangkan politik dinasti yang sudah mendarah daging di Kabupaten dan Kota Bima.
"Dua Dinasti mampu di runtuhkan kan oleh Satu Komunitas) slogan yang selalu di bisikkan di tiap warung-warung dan Kedai kopi tersebut akankan terulang di kontes pilkada yang akan datang ataukah dinasti akan kembali menduduki singgah sana kerajaan dalam Negara demokrasi.
Wacana-wacana tersebut di atas merupakan sesuatu yang harus kita gunakan untuk menjadi peta dalam membaca kondisi dan stratagi yang di mainkan dalam laga politik di Tahun 2020 yang akan datang, supaya dalam memberikan hak suara rakyat tidak di berikan atas nama perbudakan tapi dengan satu alasan logis yang hingga tidak terjadi penyimpangan dan multitafsir antara "PARIS" ataukah "LARIS".
#Hati-hat

SELAMAT PAGI

Foto : Sang penyair
Selamat pagi para aktivis
Selamat pagi juga buat para iblis
Kita sama-sama termaginal oleh skenario
Yang dimana kita terisolir dan merangkak di bawah kendali paris maupun parasit birokrasi

Selamat pagi
mari tetap optimis meraih mimpi
untuk tetap menjadi 
meskipun budak di negei sendiri

selamat pagi
jangan lupa sarapan
kita harus optimis
demi terwujud indonesia yang makmur dan rakyat yang penuh syukur

Selamat pagi cinta
kau aku pasti akan menyatu 
Dalam doa yang terpanjat setiap kata
semoga kau aku bersatu sampai ke penghulu

Selamat pagi 
Kita kamu aku kau dia
Semoga tetap dalam satu intruksi
Berjuang demi tanah air dan bangsa 
pun demi cinta