MEDIA ADALAH SENJATA PENGUASA

Foto : sang penulis 

Media merupakan aset penting dalam keberlangsungan masa depan negara dan bangsa.

Karena memang satu tinta pada pena yang turukir dalam sebuah media bisa membungkam  ribuan penguasa dan bisa pula sebaliknya. Pemimpin besar bahkan diktator sekalipun dibelahan dunia manapun banyak yang rontok dengan keperkasaan sebuah pena, atau dimasa sekarang jari-jari wartwan yang menari di atas keyboard komputernya.Tarian jemari itulah yang mengantarkan semua fakta untuk dipublikasikan.

Akibatnya media dengan segala keunggulannya mampu mempengaruhi opini publik hingga berujung tumbangnya kekuasaan, sekali pun dia teramat berkuasa. Kekuasaan akan tumbang jika jari jemari wartawan sudah mulai menari- nari.

Tak bisa di pungkiri bahwa media adalah senjata revolusi masa kini. Media massa menjadi bagian dari alat kekuasaan yang bekerja seakan secara berideologi untuk membangun kepatutan terhadap kelompok yang berkuasa.

 Negeri ini, keampuhan media masa baru terlihat seketika setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 mei 1998, tepatnya semasa orde reformasi tiba. Berbagai tokoh besar dan kecil rontok dan jatuh dari kursinya. Sedikit Banyak hal itu dipengaruhi oleh kekuatan media massa.

Disisi lain Antonio Gramsci (1971, dalam Al Zastrouw 2000) melihat media merupakan arena pergulatan antar ideologi yang saling berkompetisi, Gramsci berpandangan media massa sebagai ruang bagi semua ideologi, Ini berarti media bisa menjadi alat penguasa, alat legitimasi, juga control terhadap wacana publik. Namun, dia juga bisa menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan, seperti yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia. Media juga bisa menjadi alat membangun kultur dan ideologi yang dominan bagi kepentingan kaum elit, sekaligus menjadi instrumen perjuangan kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi tandingan.
Media juga bisa memberikan pengaruh positif dan bisa saja negatif, pengaruh tersebut bersifat relatif bergantung pada yang idiologi pengendali, itulah yang menyebabkan kenapa media sebagai kekuatan raksasa yang sangat diperhitungkan.
Selain itu Pers atau Media secara kelembagaan memilikikode etik dan kesempatan yang sama untuk memberikan pemaknaan terhadap realitas sosial serta mencoba mempengaruhi khalayak dalam pikiran, gagasan maupun nilai-nilai yang dianggap baik oleh si penyampai pesan (komunikator) atau pengelolanya.
Menurut wartawan senior Parni Hadi, Jurnalis yang baik harus memahami banyak persoalan dan berwawasan luas, karena pada hakikatnya jurnalis adalah jendela yang menghubungkan sebuah ruangan dengan dunia luar, maka jurnalis harus menjadi jendela yang senantiasa terbuka, jernih bagi siapa saja yang hendak memandang dari luar maupun dari dalam jendela.

Persoalan mengenai realitas yang akan diliput media massa adalah perdebatan paling penting diantara kubu kaum pluralis dengan nalar kritis. Mereka para penulis pluralis melihat apa yang terjadi, apa yang terlihat adalah fakta sebenarnya yang dapat dilihat dan diliput. Sebaliknya pandangan kritis melihat relitas yang hadir sesungguhnya merupakan realitas yang terdistorsi.

Hal ini berarti realitas yang ditampilkan media bukan yang sesungguhnya, tetapi telah dipoles sedemikian rupa untuk kepentingan dominan.  Dalam konteks ini media menjadi semacam alat untuk mensosialisasikan kelompok tertentu.
Menjadi Persoalan bangsa Indonesia bagaimana keadaan media massa saat ini, sehingga terkadang dapat diamati media yang satu memihak salah satu komunitas tententu sesui konspirasi semula, sehingga pemberitaan media tersebut selalu berulang-ulang ditayangkan di televis maupun media online.   Sehingga hadir pertanyaan,  apakah masih ada media yang netral dan independen dalam memberitakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara secara meluas dan bersifat netral  bagi konsumen atau penontonnya, media cetak dan media online seakan menjadi cambuk yang menakutkan bagi seluruh rakyat yang indonesia,  terlebih lagi kaum tertindas.
Mungkin rakyat sudah bisa menilai media yang telah berpihak pada seseorang elit atau oada kelompok tertentu, sehingga berita tersebut selalu mencoba menyudutkan lawan semisal dalam hal politik.  seperti kita Tahu TV one itu punya Aburizal Bakri, Metro Tv itu punya Surya palo, semua sudah memahami isi pemberitaan mereka yang seakan memiliki suatu kendati dan bisa dikatakan pro dan kontrak.
Ini adalah Bayangan nyata yang terjadi di Indonesia, dimana media sudah tidak lagi menempatkan posisinya sebagai control sosial dan penetralitas serta balance dalam pemberitaan, semuanya hanya dijadikan alat kepentingan politik, maka yang tidak memiliki media akan selalu mendapat kritik pedas meski kesalahannya hanya sedikit.
Kita hanya berharap ada perubahan dalam media massa kita saat ini yaitu netral dan balance, karena untuk control sosial yang lebih terarah buat masyarakat dalam hal penyampaian informasi. Apa lagi media memiliki kode etik sendiri,  harusnya menjadi dasar bagi media untuk menunjukan sikap independensi tanpa tendensi politik dan lain sebagainya.

Penulis : KILLING LAW

BERTANYA PADA SI BISU

Foto : penulis puisi


Tanyaku pada sang rembulan
Apakah hanya aku yang menyelinap pada mimpi di hari esok

Namun engkau masih saja menatapku dengan penuh sinis

Bukankah aku bersamamu,  hanya jarak yang tak memutuskan kita sejajar

Namun aku masih menatap sendiri

Mungkinkah aku hanya berilusi,  tapi tidak

Aku melihat sendiri,  kaum jelatan menetes berharap tangan mengulur

Namun nihil tersentuh jawaban, maka aku beramarah

Saatnya masa kelam,  1998 pun menjunjungku untuk bertapa pada tepian-tepian lalu tintas

Negeri tengurap,  bertelanjang hukum berbasic korup

Dijamak sang belatuk cina, bersurban pelita
Bongkar kata ifan fals,  namun banyak yang telah tutup usia idiologi

Kapal selam mengelembung pada lautan,  asap   kapal meracuni kehidupan akal

Ayo ciptakan asap kebebasan

"fhyan Mapera"
Makassar,  9/9/2018

ORASI

Penulis : ilustrasi puisi

Demo orasi di depan DPR RI
Seperti tragedi Trisakti
Aib negeri
Yang belum terbukti 
Selalu menjadi mimpi
China berdiri
Freeport morowalai
Ladang ganja bagi pribumi

Sebentar lagi pemilihan Presiden RI
Para ulama suci
Pribumi
Melawan megawati
Politik liberal partai
Demokrasi nasi
Astuti

Bukan janji
Tapi bukti
Ujung-ujungya koalisi Membeli
Sedang fajar pagi
Serangan fajar pagi
Seraut wajah pagi berseri
Memberi syarat untuk membuai mimpi

Malam yang hampir pagi perutku perutmu lapar lagi
Membeli sebungkus nasi
Di warung kecil pak adi
Nasib jadi buruh di negeri sendiri
Bahkan tanah dan air masih saja di beli
Tak ada yang gratis apalagi

Disudut trotoar anak-anak bercanda ria
Bermain gitar lantunkan lagu senja
Mereka lupa malam telah suntuk
Pagi kembali menerpa
Merebut mimpi sinis yang terbuang

Ah negeriku tak ada yang peduli
Para elit sedang sibuk mencari koalisi
Kurs naik apa peduli
Tinggallah penyair di ujung mimpi

Kau-kalian harus dengar suara kami
Suara jeritan hati anak di ujung timur negeri
Yang membeli mimpi dengan sebungkus nasi

Ah negeri ku di huni para bedebah birokrasi
Tak ada lagi yang peduli
Hanya kami

Bahkan kami yang bukan siapa-siapa memikirkan nasib negeri
Angkat kaki kalian perusak negeri
Sebelum kami usir dengan keji

Mari bergabung semua generasi
Usir mereka yang datang memaki
Teriakanlah suara hati
Yang selama ini tersembunyi

Ayo generasi
Ayo mahasiswa-mahasiswi
Kalian adalah tameng bagi kembalinya ideologi berdikari

AKU SI IDIOT BUTA

Penulis : ilustrasi puisi


Paha dan dada kini semakin memupuk nafsu
Pada dunia lama yg sudah ku jauhi
Seiring berjalannya waktu
Amukan indah dari pedomanmu
Kian membesarkan uratku

Pesonamu memaksa aku berlari
Menujumu di atas ilusi
Menelajangi semua helaian pembungkus tubuhmu
Hingga terwujud silau mutiara tak ternilai

Dalam bait surga tak akan indah jika sendiri
Berdua adalah kenikmatan sedang bertiga adalah kedzoliman
Kata bapak Tua di dalam label anggur merah
Aku si idiot buta
Tanpa pikiran
Tanpa kata
Menelanjangi semua wujud di balik hayal

Aku si idiot buta
Tanpa kata
Tanpa warna dosa

SELAMAT ULANG TAHUN KARMILA

Foto : Karmila


Sejuta kisah telah banyak kamu lewati
Dan akan menjadi biografi dalam history
Sampai ke hari dimana engkau jadi.
Jadikan semua itu melodi
Untuk menata hidup masa kini.
Yakinkan dalam hati
Bahwa mila akan lebih baik dari hari ini.
Selamat hari jadi
Aku hanya bisa memberimu sebait puisi
Sebagai hadiah yang mungkin tak ternilai

Tapi yakinlah jauh di dalam hati
Doa terindah untukmu ku panjatkan pada ilahi
Semoga dikau di berkahi
Dalam semua cita-cata dan mimpi
Mimpi mu segera terpenuhi
Aamiin

Aku bisa ngucapin apalagi
Selain "don't worry be happy"
For karmila