![]() |
Foto : ilustrasi puisi |
Mengantarmu pada liang lahat
Pada pembaringan abadi setiap jiwa
Yang terikrar di tiap falsafah kehidupan
Teriring air mata di atas nisan
menjumpai pedih yang terketuk dalam batin
Semburat senyum persahabatan kian menertawa
Kenang-kenangan membawa pada cakrawala yang hilang
Tuhan...
Bukanku menyalahkan takdir
Bukan pula ku kutuk sabdamu
Bukan juga ku gugat kasih sayang dan rahmatmu
Namun...
Tuhan....
Inikah sakit yang tertawar dari setiap skenario takdirmu
Inikah bukti dari cinta yang kau cipta untuk penyatuan
Inikah balasan atas setiap kasih kita pada manusia
Inikah yang di rasa untuk setiap untaian tali rahim yang terikat pada kata persahabatan
Mengapa?
Mengapa harus ada pertemuan
Jika pertemuanberujung perpisahan
Memberikan luka
Menanam benih-benih kepedihan
Mematikan hasrat dan nafsu pada setiap yang menumbuhkan saraf
Tuhan....
Tak terwakilkan kata sakitnya
Telah kehabisan kalimat untuk mengurainya
segala dilema atas kepergian sahabat yang baru saja kemarrin menemaniku minum kopin sambil mengsap rokok di tengah kebekuan malam
Bercerita tentang pahit manisnya perjuangan dan tentang kenikmatan dalam berorasi untuk sesama
Kenangan itu
Segala kalimat motivasi
Semua retorika yang menginspirasi
Teukir dan tercatat dalam pikiran
Ahhhh
Kembali
Sebutir embun yang tak di undang hadir di sudut pelipis
Menemui bayang wajah sahabat yang kini telah tiada
Meracuni rasa yang ingin kembali bercengkrama
Atas ide-ide jail yang pernah teucap dalam canda setiap kita bersama
Rasanya...
Kenapa harus ada rasa yang demikian
Kenapa Demikian sesakit ini merelakan kepergian
Bukankah kemarin kau memerintahkanku untuk belajar?
Kemarin kau mengocehi segala perbuatan yang melanggar untuk di perbaiki
Namun
Hari ini kau diam membisu seribu bahasa
Bahkan teriak dan isak tangisku di telingamu tak kau hiraukan
Apakah kau tuli?
Sobat........
Bangunlah
Mari berdansa denganku dalam alunan lagu kebangsaan
Suara kita adalah suara yang akan menggetarkan istana
Ayo sahabat bangunlah
Jangan diam
Jangan mebisu seperti ini
Bangunlah.....
Ya..... Tuhan...
Gilakah aku
Hilangkah kewarasanku?
Kenapa tak kau bangunkan ia
Kenapa kau renggut kehidupannya
Tuhannnnnn
Seribu kali kata waras ada di kepalaku
Namun kenangan ini berjuta kali menyambuk derita
kepergianna adalah kehilangan keseimbangan kehidupa
Maka kembalikan ia dalam bentuk yang sempurna
dalam reinkaarnasi untuk penemani hidupku
Bukan wajahnya
Bukan jiwanya
Tapi anak yang sedang di kandung istrinya tolong selamatkan ia sebagai pemberi hidayah untuk menyembuhkan segala luka bagi orang-orang yang telah di tinggalkan.
Rabbana atina fiddunniya hasanah wa fill akhirratil khasanah wakina azzabarnar
Wow👏
BalasHapus