AL-JAWI TANAH YANG DI RAHMATI

Foto : ilustrasi Tulisan
Jiwa leluhur memeluk dalam hening
Berbisik dalam gerakan tubuh yang dingin
Menyapa dengan senyuman yang meng-andai
Semoga tercapai cita untuk menemukan yang hilang
Dalam tubuh Bima yang menyimpan misteri
Harapnya dalam senandung bulu perindu yang tengah di bisikkan.

Sesuatu yang hilang harus di cari
Sanggili Nggoi yang tersirat haruslah tersurat untuk menyabut per-adab-an yang menyatukan antara semua persepsi yang di rumuskan dalam 73 cabang.
Ia hilang dalam sebuah samudera Al-fatih-hah, Tersembunyi di awal pembuka segala surah. Sulaiman melafazkan dalam surat yang terkirim dengan hud-hud dengan indah, Hingga puncak sinai tertunduk memeluk tubuhnya dalam menyaksikan kekuasaan kekuatan huruf ba-mim-laf-ha-ra- kha.

Kekuatan itu terus datang mengintai, mem-ber-diri-kan semua bulu yang hidup di dalam tubuh Bumi manusia, Hingga semesta pikiran tertuju pada intuisi yang meyakini bahwa alam dalam alam adalah keghoiban yang di isyaratkan sebagai kekuatan supnatural manusia.

Sembilan untuk mencapai sepuluh tengah di cari ia  di sembunyikan dalam semesta pikiran manusia, pencapaian cahaya dalam rumusan terpancaraku dalam aku hingga terpancar menjadi pancaran murni dari mata yang menatap cahaya keabadian.

Kenikmatan ini tak ada yang menjumpai selain diri, leluhur terus mendekap dalam-dalam, hingga keinginan terus dan terus membuka hijab dari segala hutuf yang tersurat.  Kemampuan terjamah oleh fituah-ffituah-fituah yang di anggap mitologi, namun jauh di dalamnya ada keyakinan yang akan di nikmati oleh jiwa setelah kita menyatu menjadi dalam peleburan akal budi manusia.

Inilah capaian, inilah titik p3ncapai bagi orang-orang yang sedang memeluk sunyi dan mendekap dalam rukuk dan sujud di kalan keheningan malam datang menyapa. Merenungi segala dinamika pikiran lalu bertanya tentang dimana diri dalam raganya, apakah hanyalah lahiriah atau ada sesuatu yag tersembunyi di dalam diri yang kerap lemas dan seketika kuat.

Kembali, setiap manusia memiliki jiwa untuk mencapai,namun tangga menujunya selalu berbeda untuk setiap manusia, itulah keindahan dalam mencapai dengan jiwa yang bersih dalam tanah jawi yang telah di rahmati.
Gie
24 Juli 2019
Pena langit di Bumi pai



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk