TANGISAN AWAN

TANGISAN AWAN

murka langit kembali bergejolak
sombong terbentang mencuatkan megah
menista awan terbelenggu hitam papa
menghunus pitam sayatkan kilat
pampang terbentang berteriak dengan lantang
hingga hitam mulai menyapa putih suci gumpalan kristal

hitam kelebat bersama hati gemetar
lalu menitik satu persatu dari mata suci
mencair terlepas di tiap dahan dan atap
bersenandung riang insan dalam anugerah
tanpa peduli dalam rintiknya ialah kebebasan yang terpenjara
dalam basahnya tersimpan luka yang menganga
atas penghinaan oleh langit yang tak jua mau berdamai.

atmosfer enggan lagi menjadi hakim
hingga lintas kilat tertuju jua
di bumi tempat kesedihan tertumpu
berpangku bersama dendam

awan yang hitam, sudahlah sedihmu
ikuti keputusan langit
bahkan lazuardi tunduk untuk hilang
diterpa kilat megah ciutkan nyali

sudahlah, sudahi sedihmu
gumpalan warna indah di cakrawala sana
sudah sangat indah yang datang menjadi rasulmu
yakinlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk