![]() |
Foto : Ilustrasi Puisi |
Oleh : Ginanjar Gie
Mata jalang melintang di sudut lintang timur
Lintang kemukus memenjara jiwa pada satu asa
Doa terpanjat bagi jiwa yang tengah merindu
Sesunggik apa sempat asa terurai ia meramu tiap ajian teryakini
Niscaya bukanlah suatu keagungan hampa
Sebab di ujung senja setiap harap pasti punya makna
Membubuhi rindu yang kian mendesak
Menghadirkan likuifaksi di ujung mimpi bibir bergetar
Aku bukanlah aliran empirisme jhon luck
Yang memandang elok sebagai muara sebuah rasa
Berbicara fisik adalah yang utama tentang kebenaran
Menyampingkan absolut pada metafisis logis sebuah rasa
Rasaku adalah titian platonis
Bahkan dalam kesucian jiwa aku berani menghadirkan makam geogratos
Untuk mewakili kebenaran cintaku tanpa fisik
Yang bersemayam jauh dalam hati dan pikiran
Hati dan pikiran berkata adalah suatu kebenaran
Maka itulah rasa sayang bermuara dengan murni
Tanpa logika tanpa dialektika jiwa
Filsafat rasaku yang bermuara
Itulah keindahan cinta yang hakiki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk