![]() |
Foto : ilustrasi puisi |
Yang menindas tanpa ampun dengan ribuan dogma dan jutaan paradigma
Melegitimasi diri dalam fase sempurna sebagai bagian dari belatung yang menjelma kupu-kupu
Loakkan di bawah kolong meja ikut tertawa menertawai
Terlibat dalam lelucon yang tak ku mengerti dari segimana yang menjadikannya jenaka
Hingga langsat di musim hujan di kerumuni belatung-belatung cantik
Yang empuk dan enanknya langsat menjadi busuk yang tak terlihat
Langsat itu ialah raksasa yang tertidur
Ia terbangun dengan ajian para kolega
Menghembuskan nafas yang begitu harum menyengat
Padahal sampah berserakan di dalam hati para pehembus
Bising dan riuh ucap mengucap
Selamat datang jua selamat tinggal
Naluri terlarang berpaut sesama
Semoga bahagia ucapku dari kejauhan
Bangsat ituuuuu
Bangsat itu bukan tak mau
Bangsat itu punya malu
Bangsat itu yang di palu
Bangsat itu yang duduk terpaku
Bangsat itu adalah aku
02 Desember 2018
Paruga Nae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk