![]() |
Foto : Mei |
Jiwa ku sunyi dalam keramaian
Tujuan tanpa arah
Hilang muara kemana tertuju
Langit tak mampu memapah
Bumi tak mampu menerka
Hati kian merebah pada pembaringan tanpa berani
Ah kecut sekali
Ketakutan akan segala kata untuk menguntai
Kata-kata ku buta
Kata-kata ini hanyalah dari pecandu aksara dan pengagum rahasia dari matamu
Matamu indah
Samudera yang tertuang di tiap kedipan netramu adalah penjara suaraku
Gembok kalimatku
Kau menang dalam menjajah segala kemerdekaan hidupku
Kau menang kali ini sayang
Selamat malam
Selamat telah membuat aku terjatuh dalam ribuan kali
Harap
Semoga kau mengurai dan membaca intuisi di ujung puisi
Agar asa tak tercerai dari iming
Untuk mu rindu dan cinta ku
Gie
21 Maret 2019
Pena langit sang penyair trotoar jalanan
Kota Bima kota Tepian air
kalau puisi saya kurang paham cara bacanya tapi saya juga suka puisi dan foto orangnya cantik hehe
BalasHapusPenikmat kopi pasti tau cara tersendiri dalam menikmati kopidan rasa kopinya.
HapusBegitu juga dengan puisi dan sastra