MIMPI UNTUK LITERASI BIMA YANG INDAH BAHKAN MENGALAHKAN INDAH(nya) DAMAYANTI PUTRI

Foto : ilustrasi puisi
Kebebasanku kini tak lagi sempurna
Karena rindu kini telah menjelma dalam lara
Menjadikan hidup kini tak lagi bermakna
Pada setiap langkah kaki yang yang kupijaki di tiap bayangan lentera
Kau seumpama belantara
Suaka marga satwa mampu kau bina
Namun tak dapat kau pilih mana yang akan menjadi raja rimba

Mungkin kau akan memilih singa yang akan menjadi raja rimba
Namun sang janda tetap berkiprah di atas malapetaka
Menggerogoti setiap aliran darah sistem janggal yang sedang di tunggangi
Kuda liar dalam nafsu syahwat
Hendak menerjang liarnya nafsu birahi penguasa tahta
Konon katanya adalah dinasti ming-mung-meong

Oh... Iya
Mereka tengah terbangun dari mimpi untuk membangun peradaban literasi Bima
Literasi wacana rencana bencana
Korupsi buku budaya yang enyah entah kemana
Siapa?
Sistem katanya tak mau di tau..!!!!
Selasar ruangmu
Tak beratap namun berdinding
Bergelinding merinding pingin
Naik ke atas atap melepas
Sistem berikrar pada publik

Phobia kataku tak mengerti
Kita bangun litetasi kiri untuk bima yang lebih harmoni

Ogah

Semoga Tuhan tak lupa menulis
Sama sepertiku
Untuk membungkam sejarah dan meruncingkan nalar
Untuk mengingat dosa peradaban
Untuk mengingat pelacur ada di di atas meja istana
Istana para borjuasi yang sedang di serang penyakit busung lapar

Sundi

Kita punya tuan
Kita punya Tuhan
Kita punya raja
Raja singa kata tetangga
Tetangga malang terinfeksi bualan janda
Janda menggoda memperkosa menyebarkan virus
Virus cinta pada setiap sentuhan lembut tangan mulusnya

Aku pun kagum
Kagum dalam program yang entah apa?
Literasi ku akan tetap tergapai
Sang surya dalam darah membara membakar saraf-saraf murni
Hingga menemui langit dalam dekapan bumi
Bermimpi untuk literasi Bima yang indah
Bahkan melebihi Indah(nya) Damayanti Putry

Ini mimpi ku
Dalam hati tak memilih kekuatan untuk yang utama
Tapi Garuda ku ingin cepat terbang bersama semua mimpi dan cita-cita Negeri
Kecerdasan anak bangsa
Keabadian dalam sejarah
Literatur litetasiku

Gie
25 Maret 2019
Pena langit di ujung timur wera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk