![]() |
Foto : Ilustrasi Puisi |
Di tepi kuburan generasi di kekang
Terbunuh dalam nafsu bezat sang janda yang tak berkutang
Dasar si sinting jalang
Janda lumayan bodi jangan bilang-bilang
Sungguh negeri yang malang
Tepimpin pimpinan bolang
Cari muara macan macam tante girang
Rambut terurai gelombang
Sengaja ter-cat pirang
Lelucon di negeri kalong
Sebab Tuhan telah merestui pelakor melepas kacung
Di ujung malam tanpa bimbang
Sayang
Kita akan segera pulang
Hahaha jangan dulu sayang
Kita lihat sang janda yang sedang begoyang
Di atas kursi tahta moyang
Berdalih tentang sembahyang
Dinasti kerontang
Pangeran rantang datang mengguncang
Mari bersulang
Terhegemoni oleh bayang-bayang
Janji untuk negeri sesejahtera karang
Tanpa sadar mereka adalah pemain layang
Jalang
Terbang benang tak tergulung
Tertunduk gunung dalam palung
Camar burung busung
Ah si maling
Mari bersaing
Kita akhiri pesta poling
Mari tiup seruling miring
Senandung suara para pecinta giting
Bakar bling-bling
Buwling
Pusing
Pangeran ganteng datang menenteng
Janda datang untuk menggadeng
Aku datang untuk menantang
Pesta kita akan segera berakhir di ujung petang
Mari akhiri semua
Kita yang akan terjerumus dalam jurang
Atau kita akan bermain curang
Laksana para maling
Mari kita semua giring
Sebelum kita terhempas oleh garing
Buasnya nafsu lelaki garong
Tawarkan janji setinggi gunung
Gunung kembar terbentuk pada dada si pemulung
Hahaha si sulung sedang menyulung
Mari KPK segera kurung
Gie
☕
26 Maret 1992
Pena langit di kota tepian air
SANG JANDA JADI IDAMAN HAHHA
BalasHapusJanda semakin di depan bang hahha
Hapus