![]() |
| Foto : ilustrasi puisi |
Wajah terpaksa di tata berkamusflase
Untuk sebuah senyum sinis
Dari manisnya senyuman
Yang di hiasi lesung pipi yang indah
Dengan gigi mentimun
Menata bahasa agar di nikmati
Kepercayaan tentu yang paling di harap
Meski diri sendiri tak mempercayai
Apa yang ia ucap sendiri
Muak dengan politik janji
Atas nama rakyat dan kesejahteraan
Namun kesejahteraan hanya milik kaum malam di dalam kamar prostitusi
Sementara di kolong selokan bau amis mayat tertimbun
Di atasnya trotoar tempat Pena Langit menulis syair
Berdoa agar simiskin dan preman jalanan punya kesempatan
Mendapat surga di dunia pun di akhirat nanti
Janji lagi
Kita mati dalam bualan ilusi
Menikmati satu bahasa pemanis di ujung bibir dan lidah kobra sahara
Sementara lemari baja sedang di bobol para penjahat elit
Kita sedang tak waspada
Menikmati buaian mimpi para pemimpi yang hendak ingin jadi pemimpin
Nb: politik_buta_hati
Gie
14 April 2019
Pena langit di kota tepian air
ilo_peta

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk