![]() |
Foto : Ilustrasi puisi |
Tanah air hilang tak terkendali
Terjamak peradaban tirani
Klausa demi klausa menuntut revormasi
Demokrasi berjalan tanpa arti
Fatwa demi fatwa hanya bualan janji
Aku menangis siapa peduli
Ibu Pertiwi tuli dalam kuping jelmaan borjuasi
Hendak kemana diri dan jiwa merebah
Negara berpaling muka
Terserah
Aku memang bukan sesiapa
Aku hanyalah sampah peradaban mereka
Tapi
Aku bukan penjilat penguasa
Aku punya kaki tangan kaki pikiran dan mata
Melihat dan memandang dari segala yang tak terbaca
Aku pengagum rahasia yang hidup dalam marjinalisasi penguasa
Nasibbbbb
Murammm
Imaji terkungkung dalam majazi
Jiwa merdeka terlindas ludes oleh meriam priyai
Rakyat kecil kini tak ada lagi yang mau peduli
Kami datang membaskan tirani dengan teriakan revolusi
Terbangun dari mimpi sempurna
Berjalan dalam impian yang tertata
Meraih makrifat cita-cita bangsa
Membuktikan pada dunia
Ekspresi nyata untuk segalanya
Konsolidasi parlement jalan-jalanan
Mimbar bebas simpang kiri jalan
Kita adalah generasi pembawa perubahan
Berkarya nyata untuk bangsa tercinta
Untuk kemajuan bangsa dan negara
Wirausaha awal kehidupan sejahtera
Untuk kemajuan bangsa dan tanah air tercinta
Kita bisa
Kita mampu
Hancurkan tirani
Tanam modal sendiri
Produksi sendiri
Berdikari
Mari
Kembali
Sekali lagi lihatlah
Akan aku tunjukkan pada dunia
Bangsa Indonesia adalah macan asia
Akan tetap terpandang dalam semua karya
Sejarah dan sastra adalah seni budaya
Wibawa bangsa cerminan dunia
Tundukan semesta
Pertiwi
Suri
Gie
07 Maret 2019
Pena langit di kota tepian air
AKU CINTA INDONESIA,
BalasHapusAku cinta revolusi
HapusMantap dindaa
BalasHapusMantap dindaa
BalasHapus