DUNIAKU KINI TAK ELOK LAGI

Bayu sukma memanggil ruh
Mata suci dari yang tertuju
Hendak berpangku membawa pesan
Hikayat hati tertitah untuk merajut

Bunga kusuma melati putih
Cempaka berterbangan di jari gadis perawan
Menawar mimpi kebahagian di awal musim hujan
Hendakkah waktu akan tercapai iming

Maju merasuk si bunga mawar
Menawar hati yang telah lama mati
Hendakkah kau mau menyemai
Intrik sunyi di lapisan terdalam pembungkus kholbu

Butaku buta mata
Buta ku buta hati
Hendakkah sang bunga memekar di kemarau yang hampir mati
Sementara kembang kerontang akan madu perawan

Dunia kini tak elok lagi
Perawan hanyalah bualan tawar menawar di atas mimbar
Sementara busuk meracuni setiap hidung yang hidup
Hidung tersumbat si pesek kini di hina

Percayakahkah kau tentang bualan?
Pertanyaan konyol..!!!!
Kau akan tetap percaya dengan bualan
Jika kau mendengar dengan hati
Tapi tidak dengan pikiran

MADU SANG PERAWAN

Foto : ilustrasi puisi
Lautku lautan luas
Bacaanku kitab tak beraksara
Ia terpendam pada dinamika sosial
Setiap luka jiwa yang teraniaya

Asusila kini tampilkan taring di setiap tempat
Dengan lantang semua media menyuarakan kemaksiatan
Bahkan di iklan kini tertampil situs mengerikan
Hingga saraf kanan dari otak tak mampu membendung kemauan sang kiri

Tak usah berbicara tentang bunga yang wangi
Tak usah berbicara tentang madu yang suci
Tak usah berbicara tentang kesaktian malam pertama
Sebab itu hanya ada dalam dongeng sebuah kisah fiksi

Jangan bertanya tentang bunga yang wangi?
Madu sang perawan?
Apalagi..!!!
Hahaha
Itu hanya bualan jaman yang merayu di dunia yang hampir senja

Tak ada lagi yang bisa di percaya
Perawan itu hanya darah yang mengalir
Madu pun ikut mengalir di setiap sarang lebah
Lalu kau bertanya tentang adab wanita?

Sudahlah
Jangan percaya sama semua yang terjadi
Itu adalah antologi naskah yang di ceritakan Tuhan
Tuhan opini
Tuhan deadline
Aku tak percaya tuhan yang demikian

Aku percaya Ilah
Ilah ku Allah
Bahwa jika engkau baik
Maka kau akan menemukan pasangan yang baik
Itu janjinya
Yakinlah

PREDATOR LUMPUH KARENA CINTA

Foto : penulis
Bukit-bukit meranjau habis tertakluk
Bringasnya tirani terjewantahkan oleh amarahku
Bejatnya penghianat telah lumpuh ku menjajak
Sayang, aku mati tersengat asmara

Tidurku hanya mengigau tentang parasmu
Hidup ini telah sibuk memba'it tentang kita
Aktivitasku terbedaya oleh sadisnya rindu
Padahal, engkau telah terselimutkan pada rasa yang lain

Inikah bentuk dari cinta buta?
Atau, aku memang buta dalam bercinta?
Kenapa engkau hadir dan berlalu?
Rasa ini, menyita mimpiku dan  mengusik dalam tidur

Engkau dengan mudah menyelinap dalam pikirku
Aku telah habih, hari-hariku habis karena memikirkanmu
Walau ku tahu, jodoh tergantung ilahi
Sungguh, aku tidak berpasrah karena tercampak

Lihatlah gunung berapi disana!
Akulah penakluknya
Dan lihatlah dirimu!
Begitu sulit ku mengerti

Sajak-sajakmu semuanya terserap cakraku
Memang benar, kau telah bersamanya
Tapi, hidupmu terisi cerita kita
Terbanglah!, setidaknya aku pernah berjuang

Setiap senja, banyangmu tergambar tak tersamar
Terbenang sinar, akan kembali cahaya
Walau sebatas bayang, surga tercipta di dalamnya
Impianku kan tetap ku gapai

Ini kisah dari cerita
Karena aku adalah orang yang pandai mengarang cerita
Predator lumpuh karena cinta
Itu hanya bumbu dalam berita

Ba'it-ba'it cinta hanya teruntuk penalar rasa
Gambaran khalbu telah termaktub dalam takbir
Tiba masa, tibalah azal
Azalku hanya bercinta dengan ilahi

#PuisiRakyat

PESAN RINDU UNTUK AYAH

Foto : Penulis
Jejak kaki telah mengabur dan hilang
diterpa angin dan hujan kehidupan
namun luka masih nanah tersayat
merongrong sukma dalam kehidupan

 Aku berlari mencari keheningan
 agar dalam sepih ku gapai kedamaian
 sendiri dan menyendiri q didera ketakutan
 mengharap keabadian kasih sayang

Di puncak gunung yg tinggi
dilautan yg luas dan dalam
diderasnya hujan dan kepekatan malam
telah ku teriakan ''AYAH'' aku rinduu,,itu kata ku

tetapi kerinduan hanyalah sebatas kerinduan
karena kita telah berjarak
anak mu kini menanggung beban hidup sendirian
dan kau malah pergi menghilang

Berhembuslah wahai sang angin ketulusan
Bawakan pesan rindu ku untuk ayah
Cepatlah berlalu duhai sang lorong waktu
Agar aku tau apa yang ia tetapkan

Penulis Muliati Guslina Amirudin

ALFATEKA

Ilustrasi puisi
Kubangan istana kini di gali kembali
Setelah lubang buaya menjadi saksi kedzoliman sejarah
Kini lubang got di trotoar jalan jalanan menjadi citra
Terbangun opini raja merakyat bukan pro rakyat

Langkah gontai pertanda kejujuran
Hilang konglomerat di sisi mata tak berkaca
Dia seorang yang jujur kata rakyat jelata
Dibalik panggung alfateka kekufuran tertimpal

Dua belas rekening hadir di beberapa negara
Kekayaannya bertambah empat tahun berkuasa
Data pengawas tak terlihat di pemilu tahun lalu
Kekayaan bertumpu entah dari negeri antah brantah ia datang

Citra ku naik kawan
Aku elektabilitas tanpa perhitungan
Bahkan wanita genit mampu ku bayar dengan sejuta triliun
Ah.... Tak seberapa jika aku naik satu periode lagi

Jual saja bangsa ini
Ucap seorang tokoh saat tiga bulan aku menjabat
Bukankah itu pertanda aku sejak lama sudah di percaya?
Bahwa dengan satu diri ini
Mampu menghancurkan sebuah bangsa

SENI ADALAH BUDAYA

Foto : Logo Komunitas Literasi Indonesia
Seni adalah satu kesatuan cabang ilmu
Ia adalah orcestra bagi semua muara
Yang terhimpun dalam diri setiap insan
Menjadi primordial bagi jiwa-jiwa suci

Laku seni adalah suatu keabsahan kalimat
Meramu juta juntai imajinasi
Hingga rak-rak buku menjadi sangat indah
Di perpustakaan kota juga di dalam lemari kamarku

Kursi adalah seni
Guru adalah budaya
Sekolah adalah pendidikan
Mereka terangkum dalam satu ruangan

Seni adalah budaya untuk mendidik
Belajar menjadi penikmat yang ulung
Tertampil setiap hasil imajinasi
Hingga harga semua adalah kebanggaan

CANDUMU RINDUKU

Ilustrasi puisi
Ada rembulan dimatamu
Memberi cahaya bagi jiwaku
Membasuh semua kerontang di dalam diri
Hingga mekar mawar yang merekah

Kunjung pertama tatap menatap
Memenjara jiwa hengkang terkekang
Basuh membasuh jiwa teraniaya
Sunggik mu pembawa candu untuk luka yang harus ku semai

Ada yang bersemayam dalam jabat yang tak sempat
Mendidih aksa selaksa prindavan
Jejak waktu tak kunjung mau hilang
Hingga raut terpancar bak bintang

Buraq melepas pandang tertuju jejak
Hingga rawat jauh pun datang jua menerpa
Melanda rasa selaksa ababil
Hati terbakar bak daun termakan ulat

Hatimu mataku
Candumu rinduku
Jiwamu sukmaku
Satu yang tak menyatu di alam nyata tanpa tanya

AKU ADALAH SI GILA YANG KALIAN KUCILKAN

Aku tunjukan karyaku agar kalian mengakui, namun kalian tetap menganggap aku tak pernah ada.
(sumber gambar : penerbit specta)
Aku adalah si gila yang kalian kucilkan
Bahkan terbahak-bahak tawa dari mulut racun hinaan itu
Masih selalu ku ingat semuanya
Semaumu berkata tanpa peduli

Aku berusaha hadir dalam satu karya
Mencipta kalimat agar tak tertindas oleh jaman
Namun tak ada jua hati bahkan mata yang mau melirik
Atas sebuah perjuangan ku melawan ketidakadilan hidup

Keluarga
Kata yang terucap dari bibir yang berucap disaat tubuh menggigil
Merawat sendiri luka yang kesekian tersayat di lubuk mimpi
Hingga lahir kata satu setan puduli iblis pun tidak

Aku berkarya
Berusaha menaklukan semua hati para keluarga
Namun harap hanya sebuah aksara
Pelengkap mimpi di ujung senja sebelum pekat

Melalang buana mimpi yang terbeli namun tak pernah laku
Terpaksa ku jual semua harga bahkan harga diri
Agar semua bisa menjadi semboyan untuk bisa menyamai
Kedudukan di mata mereka yang telah menjadi raja

Aku menulis dengan air mata yang terjatuh di ujung bibir
Dengan segala kenangan pahit yang tertoreh
Aku menyemangati diri tuk tetap berdiri pada keyakinan diri
Meski semua orang adalah orang lain

Aku muak
Aku si gila tengah menangis
Meratapi luka sejak jejak tertinggal ayah
Hingga luput sang kasih yang tertanam dalam darah
Menjadi bunga pelengkap silsilah ucapku di ujung air mata

Aku kembali menemui semua
Menawarkan diri untuk menduniai semua kemelaratan hidup
Menjadi sesuatu yang terpandang dari erupsi waktu
Namun kalian kamu bukan juga bagianku

Akulah si gila yang sakit
Berusaha bangun dari setiap luka yang kalian toreh
Berusaha mengingat semua untaian indah di ujung bibirmu
"Jangan harap aku akan memanggilmu dan menganggapmu sebagai adikku lagi" ucap bibir indah itu
Masih selalu ku semai dalam pikiranku

Aku bangkit mengungkit
Namun tak kuasa memisahkan darah yang melebur menjadi nanah
Aku paksa menerima
Hingga setiap sejawat yang datang bertanya
Ku ucap saja dia adalah kakak kandungku

Masih bersama ingatan yang lumpuh
Si gila yang sakit bergeming dalam diam yang tertata
Menggurat pena kehacuran jiwa di dalam sepinya malam
Hingga terdengar sayu adzan subuh di telinga
"Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar" terucap tanpa sadar

Ibuku
Rumahku
Ya rumahku
Hanya rumah yang menawarkanku untuk kembali
Menyemai kembali mimpi menjadi si miskin yang tertindas
Merajut kembali kalimat ocehan gila dari para kolega
Yang merasa tinggi dengan segudang harta

AKU KEMBALI HIDUP

  • Ilustrasi puisi
Selingkup pendidikan tanpa arah
Rona seni kemudian hadir dri dalam penat wajah bumi pertiwi
Membubuhi indah pada setiap rentetan klausa kurikulum
Menjadi rasul pembimbing nurani
Menuju imaji terlampau cakrawala

Hiruk pikuk serentetan peristiwa menjajal lingkup pendidikan
Menjejak di hati setiap generasi
Budaya hadir memperelok serunai mimpi pendiri bangsa

Seni hadir dalam kesenjangan berpikir kritis
Lalu mencuat sebuah pemberontakan lemat literasi
Namun indoktrinisasi kembali hadir dalam budaya hoax
Sebab citra penguasa harus selalu agung dan bijaksana
Meski realita menggegerkan para elit berikut mangkubumi

Aku mengingat
Aku teringat
Kubuka kembali lembaran sejarah
Yang hampir lapuk di telan deadline yang dijajal oleh media busuk

Aku lupa

Ya.......
Aku hampir lupa
Seniman berkoar di tindas penguasa tanpa ampun
Kebebasan berpikir tertindas sepeda blusukan sampah
Nyanyian jiwa para nasionalis di persekusi oleh kecintaan NKRI
Entah siapa yang benar-benar cinta

Pendidikan seni dan budaya hadir melalui cela peristiwa misteri
Menghadirkan nostalgia pahit bagi sejarah bangsa
Jiwa mereka yang bebas di penjara demi lancarnya sebuah ambisi

Ah.........
Negeriku bukanlah panorama senja
Hiruk pikuk cakrawala kiblat bukanlah sebuah tujuan
Sebab hitam siap merampat di nadi ibu pertiwi

Aku kembali hidup
Aku hadir mewakili tubuh mereka yang telah wafat habis termarginal
Jiwa mereka hadir dan mengalir dalam darahku
Melalui literasi kiri berikut kanan
Aku hadirkan sejarah mereka yang terurai oleh banjir peradaban sejarah yang tersembunyi

NEGERIKU BUKAN PAPAN SIRKUS

Foto : penyair
"NON BLOK"

Gaung merah darah putih tulang tersendat lawan
Merancap bambu tuk mengekang kawan
Tak sehelai bulu garuda pun kan merintih
Kobaran api semangat di dada mengganyang lawan

Negeriku bukanlah papan sirkus yang seenaknya dimainkan
Pemimpinku bukanlah badut pengibur si lelaki tua putih
Bangsa ku pula bukan ladang yang bebas digarap oleh si mata sipit
Tapi negeriku adalah istana bagi rakyatnya

Jauh sebelum pencitraan merajalela
Sebelum pemimpin berbondong masuk got
Dan jauh sebelum agamaku diperolok
Negeri ini pernah berjaya dengan independennya

Dimana generasi berdikari?
Kemana super hero yang berdedikasi tinggi?
Siapa lagi yang harus dipercaya?
Negeriku terlantar oleh pemimpin badut asing

Aset bangsa ludes terjual
Alam berbentuk tengkorak bumi
Utang pun telah menggunung
Apa lagi yang berharga?

Martabat bangsaku hanya ada pada 17 Agustus
Kejayaan tertimbun bersama lumpur bencana
Bangsaku bagai ditopang stunami tak berkasih
Mungkinkah sebabnya pemimpin yang tak pernah bermimpi

Negeriku terlanjur laku
Akhirnya mudah terjual

Defisofian Arwon A.Majid

PUTRI SAYEMBARA

Ilutrasi puisi
Sumber gambar : inue pad
Setiap kata memiliki makna tersendiri ketika aksara yang berbeda tertuang didalamnya
Senyap sepi sunyi ialah perkara hati memahami kata dalam setiap makna jua pun rasa yang terwakilkan

Lalu aku mengurai sebuah kata
Sesuatu tertuju bukan lagi yang terharap di ujung penantian
Ia pelengkap pekat di ujung lilin yang terhanyut oleh pijar lampu kamar

Selaksa lilin menghunus pita penyumpal kata pada bibir yang tengah berucap di saat lalu lalang senyap
Seraut wajah sepi mendekam dalam penjara batin yang terpacaki oleh rayuan bayangan rautmu

Lampu-lampu di saat lilin menghitamkan dunia dengan coretan dinding megah berkerlap kerlip
Hati di sudut mimpi bercerita pada sesosok yang tak pernah menjamu tamu untuk rasa yang datang menghampiri

Kembali
Ia datang menghadap maut tanpa ragu
Bukan tentang maut malaikat ijrail
Ia di dalam penafsiran kata tanpa makna
Hilang dalam penjelasan para pujangga
Ia terurai oleh banjir bandang air mata
Menjelma duka sukma

Hampir menghampiri
Lolongan serigala menghantui sepi malam
Bulu kuduk berdiri di atas panorama rembulan
Tak bergeming jua sebuah mimpi
Ia tertanam dari dasar hati tanpa ketakutan datang menimpali

Jauh kau bagai putri sayembara
Memahami langit sunyi tanpa uapan air bumi
Ia tak mampu mewakili semua bendungan rindu
Yang terwakili saat juni datang menyapa

HIKAYAT PENYAIR ADALAH POLITEA

Penulis puisi
Terlalu puitis jika hanya mengandalkan bahasa tanpa kata
Sebab jabatan tertinggi sebuah bangsa bukan soal tentang sastra
Semua ada seni dalam segala panggung yang di peran
Kau tak mampu melihat dari setiap aksara yang tercetus di setiap media
Sebab ia hanya mampu di baca dan tertafsir oleh si pembaca tanpa kata tanpa aksara

Kau berkata sang penyair dan sastrawan adalah jauh dari kata politik?

Baiklah cinta
Kau membangunkan jiwaku yang kemarin waktu spat mati suri dalam imaji
Kau memanggil kembali jiwa kritis dalam sastra intuisi puisi
Kau menghasut aksara mati yang siap menerjang jiwa para penghuni birokrasi
Kau memanggilku kembali naik di atas panggung literasi

Tak perlu ku urai dalam frasa mana sebagai pembukti
Namun fajar merah selalu menghadirkan makam wiji tukul dalam setiap prosa yang ia senandungkan
Sebagai majemuk tatapan kepada penghiatan politik negeri
Bahwa yang berkuasa adalah kemutlakan dari kebenaran

Frasa-frasa tak mampu mampu mengetuk dinding dan pintu istana
Apalagi pintu hati penguasa yang sedang duduk di atas singgahsana
Hingga terurai kata tanpa makna
Hanya makna para penyair yang bisa memperdalam
Hikayat penyair adalah aksara politea

Kau berkata tak perlu bicara tentang politis?
Penyair adalah jiwa yang jauh dari kata oligarki?

Sungguh indah prosa itu
Bahkan secangkir kopi tak mampu menafsirkannya
Karena da banyak hal intuisi yang masih tak terjamah
Menghadirkan sebuh kalimat di ujung puisi
Lakon sang pemimpin wajib untuk di timpali dengan nada sinis sebuah krikan

AKU KALONG KAU JALANG

Ilustrasi puisi
Aku disini masih tetap bersama harapan
Melumuri darah pada tanganmu atas sakit yang kau cipta
Di ujung malam kelam sejarah cinta
Yang mengusik tiap lembaran waktu

Aku kalong kau jalang
Hidup dalam satu hukum tanpa aturan
Menjajali tiap setiap lekukan
Bagimu bagiku surga kita

Masih setia menanti waktu berpihak
Darah mendidih masih selalu ku semai
Hingga ajal memenggal asa dalam balasku
Kau ku tetap di nanti di ujung api napasku

Aku kamu kau kita
Akhir sakit yang menikam
Menikam rongga menikam ulu
Kau masih ku nanti demi darahmu

Sakitku bahagiamu
Adalah cambuk untuk jiwaku
Tetap menyemai dendam pada asmara
Bahwa kau adalah penjahat cinta yang harus ku balas

KOPIKU KENANGANMU

Ilustrasi puisi
Tetesan air mata di dasar danau esSaat matahari terbang di sayap rembulan
Menghardik diri pada pekatnya lilin
Hingga lahir sejuta gores tersayat yang tak tampak

Terucap satu tanya dari bibir merah merona
Hendakkah kopi mampu memeluk rasa
Saat majazi asmara menindis diri dalam masygul
Adakah rindu kisah yang tertuang dalam kopi
Hingga begitu tinggi nikmatnya dari rindu

Jawabku :
Dengan kopi aku teringat untaian seorang wanita
Saat itu kala senja merona memancarkan jingga
Mengucapkan sepatah kata tentang kopi
Bahwa disaat kau meneguk kopi berikut ampas dari air mataku ialah suatu kenangan yang tak mungkin dapat ku lupakan
Meskipun tangan dan goresen pena Tuhan berkata pada hati yang lain
Namun yakinlah rindu padamu akan tetap ku ramu dalam satu wadah jiwaku
Hingga kata hilang dan kadaluarsa tak pernah tertulis untuk expo rasa di hati
Untukmu juga canduku

MENIKAH TAK HARUS MENCINTAI

Foto : ilustrasi puisi
Tak usah di pikirkan tentangku
Kau jalani saja keseharian dan cintamu
Sementara biarkan aku menggeluti setiap indah wajahmu
Biarkan aku merasa bahagia dengan menafsirkan segala milik molekmu

Kau berkata aku takut
Kau memilih tak pernah ada di dalam liarku
Namun aku berkata lain dalam imajiku
Bahwa aku akan bahagia hanya dengan mencintaimu dalam diam

Mencintai tak harus memiliki bukan?
Menikah pun tak harus mencintai bukan?
Bukankah mencintai dan menikah untuk orang-orang yang beruntung yang mendapatkan keduanya.?

Aku tak meminta dan menuntut
Membuka hati atas rasa ku pun tak usah ku hirau
Yang ku minta hanya ikhlasmu
Berikan bagianku untuk tetap bisa menjaga rasaku padamu
Itu saja

SUMPAH KEABADIAN

Ilustrasi puisi
Seuntai kata dalam bingkai kenangan
Untuk merajut sebuah dilema yang sudah lama bergejolak
Menjumpai mimpi dalam sebuah cita-cita suci
Menuju altar dengan rajutan kasih
Atas restu ikrar wali

Haru kasih Tuhan akan terlaksa dalam ucapan akhir
Menjumpai rasa sakral dalam menggapai sumpah keabadian
Tertuju jua serangkai resesi resepsi
Tertuju ribuan mata untuk saksi
Seleksi alam untuk sebuah pilihan kini telah berakhir
Merestui semua mimpi bagi dua hati yang telah lama merajut asmara
Resepsi

MAWAT TERHALANG SEMAK

Foto : penulis
Samudra berbinar-binar pelangi
Mawar kumbang menakjubkan menjajal mata
Tapi laut begitu sunyi akan melati
Keindahan tertimbun di dasar karang

Jauh disana ku pandang ilalang
Bunga mawar jelita jadi tontonan ilalang
Mawar kumbang ku genggam
Duri semak meranjau di ulu hati

Sejak aku bermimpi disuatu waktu
Tak akan pernah hati tersentuh tirani
Namun jauh sebelum bermimpi
Dinding besar telah berdiri

Kini, menengok pun telah terhalang
Apa lagi menggapainya
Bunga mawarku dalam mimpi
Kenyataan terhalang ilalang

Samudra ku arungi
Tetap saja mawar kuimpikan
Dia tumbuh dalam mimpi
Namun menjelma tirani dalam nyata
Hingga nelangsa hati dalam perbudakan majazi


#PuisiRakyat
Penulis : sofyan

KEMANA AKU PULANG?

Ilustrasi puisi
Aku tersesat di dalam waktu yang sangat panjang
Himpit terapit oleh polemik kehidupan
Hingga kata pulang terasa malu tuk terucap
Kata pulang terasa hina tuk di dengar

Tak tau jalan dan tujuan untuk pulang
Aku berdiri di persimpangan jalan
Mendongak langit saat rintik hujan perlahan satu persatu menyetubuhi tubuh
Dengan kerinduannya kepada bumi membuat aku terasa menggigil

Pulanglah nak
Kata bunda di seberang telinga pulau
Sayup-sayup terdengar dalam bunyi adzan
Perlahan air mata meniti bersama hujan yang tak jua reda

Termenung antara sunah dan wajib
Hamparan sajadah saksi kegundahan hati
Pertanyaan bertubi datang menimpali pikiran
Hingga khusuk jauh dari kata harap

Kemana aku pulang?
Aku bukan lagi bagian dari bagian
Aku bukan satu dari kesatuan
Hanya saja bunda yang masih berharap

Kemana aku melangkah
Harap doa bunda datang memberi cahaya
Sebab kata pulang adalah sumpah serapah
Jika tak ada sukses bersama jiwa juga hidup

Gie

ALAM PRIMORDIAL

Ilustrasi puisi
(sumber id.meowshareid.com)
Selasih sukma terketuk dalam adab peradaban
Terkuak janin tertiup ruh
Terbungkus daging dalam belulang
Sum-sum terbentuk dari kematian plasma

Ruh tertanam dalam ragam adam
Selaksa doa mengikat pada bibir para sufismen
Menghadirkan malaikat tuk berucap Aamiin
Atas kehadiran jabang dalam rahim

Kebahagian tertumpu dalam asa sang ayah
Bunda berkabung dalam tiga bulan kepahitan
Merawat laku agar sang buah cinta hadir menjamu suka cita

Bahagia
Bahkan dalam alam primordial membawa berkah
Haru kasih Tuhan menjelma dalam doa kesyukuran
Atas limpahan generasi tanpa kepunahan

Bayi mungil
Hasil cinta dalam cita
Semoga terwujud untuk jiwa pendamba
Yang berharap keturunan untuk keabadian nama
Semoga
Aamiin

AKSA AKSARAKU HILANG

Penulis
Letih meramu aksara
Cakra bait-bait kini hilang dalam lelah yang pekat
Lilin yang semakin larut kini makin memenjara jiwa dalam laut kesepian

Entah apa yang ku urai dalam syair-syairku
Sebab terbuka mata sangat jauh dari kata ingin
Namun hampalah jawabanya

Aksa aksaraku hilang
Namun imaji masih di atas arasy
Ingin membubuhi dengan kiasan langit
Namun tirai terhalang penat yang menjadi

Hausssss akan luapan aksara
Namun
Hampa tersendak
Aku pengagum kata-kata
Aku hanyalah pexandu dari goresan tintamu

Aku lelah
Aku letih
Aku lunglai
Aku tanpa kekuatan juga pikiran

AKSAKU MENEMUI PUNCAK KEJENUHAN

Ilustrasi puisi
Pikiranku lelah malam ini
Aku tak mampu merangkai apa-apa selain aksara kehampaan
Kata-kata mati tanpa arti
Sastra tanpa makna tertuang dengan dilema

Aksaku menemui puncak kejenuhan
Hingga lelah melepuh dalam didi diriku
Menggapai mazaji yang tertanam sejak purba
Saat kemerdekaan belum terlahir bahkan dalam kata

Aku hilang di tawan waktu
Imaji terhalang dalam nestapa kebebasan
Menjajah jiwa hingga terkungkung di bawah panji kemutlakan kebenaran penguasa

Aku haus tanah yang airku terpendam dalam rahim ibuku
Ibu pertiwi yang ku peluk erat dalam persatuan tanpa dinding penghalang
Miskin kaya telah terhapus
Inginku...!!!!!

Hambar dalam waktu
Sejarah kemakmuran hanyalah dongeng bualan mimpi

Ah sudahlah
Jejak-jejak perjuangan adalah misteri bagi setiap penggelut sejarah
Misterinya tak terbaca
Hendak menulis fiksi gunung merapi
Namun semua hanyalah legenda

Itulah pikiran
Semua benar menurut kacamata sendiri
Menjamu semua polemik ironi negeri
Indonesia dengan pikiran tanpa kebenaran sejarah
Semua terpendam dalam setiap kitab-kitab putih bagi kumpulan-kumpulan

Terisolir
Tertekan
Tak ada yang benar
Sejarahku sejarahmu
Itulah yang tertulis
Semua benar dalam misteri hedonisme aliansi
Perkumpulan demi perkibulan
Membubuhi dengan kebenaran hampa
Ironi negeriku yang terkenal dengan legenda misteri

WATISI TIRAMU KARAWI WALI

Penulis
Di balik kegagalan kecil selalu tersimpan kesuksesan besar begitulah kata motivasi yang beredar bagi para pengusaha, supaya itu bisa menjadi bakal cerminan diri dan jangan sampai kegagalan membuat kita tidak berani untuk mencoba lagi, dan menemukan inovatif baru terkait, cara pemasaran maupun apa saja peluang pasar yang paling besar.

Sebenarnya, semboyan itu telah lama di pakai oleh para leluhur kita, untuk di gunakan sebagai bahasa khas dan bahasa makanan tiap hari, agar tercermin di dalam jiwa tiap harinya adalah generasi yang tak pernah takut dan mundur akibat dari fhobia pada kegagalan.

Bahasa ini di waktu kita masih anak-anak sering di gunakan untuk sebagai mantra penyembuh ketika menangis jika terjatuh, kesayat kater, atau kecelakaan kecil lainnya. Kata-kata "TIS TIRA KARAWI WALI" Adalah filosofis kehidupan rakyat bima, yang tak mengenal akan ketakutan dalam kegagalan, itulah yang membuat saya berpikir bahwa kata-kata itu bukanlah sebuah mantra, tapi itu adalah sebuah doktrin halusinasi supaya pribadi generasi itu kuat, dan tidak pernah gampang untuk menyerah dalam keadaan apapun.

Pagi

#Gie

HIMBAUAN UNTUK CAPRES DAN WAKIL CAWAPRES

Foto : visi dan misi capres dan wapres RI
Sumber : Kompas.com
Para calon pemimpin negeri ini diharapkan untuk saling memperlihatkan gagasan dan ide, serta kepintaran dalam menanggapi persoalan bangsa, jangan mencari kelemahan lawan guna untuk menunjang elektabilitas.

Kita adalah rakyat bodoh yang belum mengerti tentang laju polimik politik nasional, maka dari itu di harapkan kepada capres dan cawapres bisa saling beradu argumentasi atau saling memperlihatkan bagaiman cara terbaik untuk menanggapi segala masalah di dalam negeri ini.

Kalian adalah calon pemimpin yang akan membawa perubahan bagi bangsa dan negeri ini maka sebab itu perlihatkan figure kalian yang bisa mengayomi dan mengajak kami (rakyat) untuk bagaimana bersikap demokrasi dan memilih pemimpin yang baik.

Janganlah kalian sebagai panutan dan cerminan kami sebagai rakyat mengajarkan kami tentang bagaimana menyikut kiri dan kanan agar apa yang di inginkan tercapai. Terlebih lagi, kami rakyat menghimbau agar isu-isu kelemahan lawan dalam setiap media di kurangi guna untuk menjaga kestabilan bangsa. Karena kampanye dan saling menghujat di berbagai situs sosial media setiap hari kerap terjadi.

Dari persoalan saling menghujat di dunia maya tersebut, itu adalah awal dari ketidakamannya serta tidak nyamannya rakyat dalam sebuah negara, sebab dalam hal itu, peran opini publik di dunia nyata akan juga ikut dalam hal tersebut. Boleh jadi bisa saling bacok membacok atau saling mengajak untuk bertemu guna untuk saling memperlihatkan siapa yang menang dalam adu isu atau adu jotos.

Maka dari itu penulis menghimbau seperti kata Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam salah satu media online nasional Kompas.com, bahwa jika hanya menggoreng isu kapan rakyat bisa pintar berpolitik.

Maka di harapkan kepada para capres dan wakil capres, untuk segera menarik dan mengurangi isu untuk menjatuhkan lawan politik, sebab itu adalah cacat untuk kami rakyat yang masih awan dalam hal politik demokrasi.

Satu hal lagi yang perlu di ingat dan di cantumkan oleh para calon pemimpin negeri ini bahwa, jika hanya menggoreng isu untuk menjatuhkan lawan, ibu-ibu di pasar pun bisa dan mungkin mereka yang lebih jago, dalam hal gosip dan isu-isu terkait aib atau kelemahan lawan politik.

Jangan lagi kalian, kita, atau siapapun  yang merasa terdidik dan berpendidikan ikut juga dalam penggorengan isu seperti ibu-ibu di depan gerobak mas penjual sayuran.

Gie

LIDAH TANPA REKAM

Foto : ilustrasi pusi
Hubung terkarati oleh sisa ego tautan globalisasi
Ilmu terpendam bukan lagi penunjang
Sebab segelintir kepentingan tetap yang utama
Hingga lahir rintih menjerit dalam setiap laku para intelek yang katanya

Ide tuk membangun tercetus di ujung lidah tanpa rekam
Membuali bualan mimpi cita-cita di ujung malam
Yang tercetus sebelum mata terlelap
Di atas kasur empuk pun kasur kusut kamar kosan

Sesekali kuda tetangga meringkik
Bertanda mimpi buruk datang bersama lolongan anjing liar
Hingga lahir jiwa ketakutan
Ketakutan selalu hadir bahkan bukan di jalanan
Keadilan penghantuan yang menghantui kerap menyiutkan nyali

Pembodohan oleh alam
Penindasan oleh tirani
Pemboman oleh teroris
Pemerkosaan oleh oleh para hipersex
Penghianatan oleh lembaga pendidikan
Pencucian otak oleh lembaga kesehatan

Banyak
Masih banyak
Kita masih jua tetap tertidur

Generasi menghabiskan malam di tiap rental Play Station

Orang tua Menghabiskan waktu untuk merenung harga hasil yang tak cukup
Atau nasib tanaman yang di makan ulat karena insektisida terlalu tinggi

Pemuda masih tetap indah mengalunkan lagi di pinggir jembatan
Atau yang di sebelah sana masih tergelak tertawa melihat temannya yang di hukum gantungan karena kalah bermain domino

Tokoh-tokoh?
Penguasa birokrasi?
Penghuni istansi?
Mahasiswa? jangan di tanya....!!!!!
Mereka sibuk mencari.........


SOAL RASA PENYAIR ADALAH YANG PALING TULUS

Foto : penulis
Jangan bertanya tentang apa-apa
Sebab aku adalah hal yang paling tulus jika berkaitan dengan rasa
Jangan lagi kau ragu

Aku tak mampu untuk berucap dalam mengurai
Segala duka dalam cita untuk menumpahkan rasa
Ku semai di ujung asa yang tiap hari ku asah
Untukmu juga rinduku

Tak perlu kau kau bertanya tentang apa-apaku
Apalagi rasaku untukmu 
Sebab yang terurai adalah semua ketulusan pikiran
Untuk ku rangkai untuk hidup juga kehidupanku

Sebab itu jangan tanya tentang ketulusan hati dan pikiran seorang penyair
Sebab penyair adalah sesuatu yang paling tulus jika berkaitan dengan hal rasa

SANTET

Foto: ilustrasi puisi
Aji saka kini telah di rombah
Menuju aksi hancurkan pusaka
Rumah terbakar
Tempat tinggal terisolir
Nasib sang penyihir

Tak lagi gunanya mantraku
Tak ada lagi makna dari bahasaku
Yang tiap hari ku jaga sebagai ajimat
Yang ku simpan sebagai rahasia

Kini ah sudahlah
Biarkan ku jadikan kalimat syair lantunan itu.
Sebab maknanya melebihi sastra
“Bismillahirrohmanirrohim,
Ya Fattahu ya mukiku ya sultonu
Ya Lailahailalloh Muhammad rosululloh,
Tula na tula
Tula paki
Tabe tu'u kaimu ndi mbali kaimu
Ya Lailahailallah Muhammad Rosululloh Sholallahu ‘alaihi wasallam.”

TANGISAN GADIS BELIA DI DALAM TOILET

Foto : ilustrasi puisi
Oh Tuan Puan Negeriku
Kutukan apa yang di timpa pada jiwa ku
Aku bukan ahli agama yang bergerilya dan melakukan makar pada tuhan seperti nidah kirani
Kenapa kau memaksa melepas saraf merah dalam rongga terpecah dan menghilang untuk selamanya

Kemana aku harus kembali mengambilnya?
Apa yang harus aku katakan pada suamiku saat aku menikah nanti

Aku hilang kehormatan
Aku hilang harga diri
Aku nista
Kenapa kau kutuk jiwa ku untuk kotor?
Kau buas lelakiku
Kau memaksaku untuk memenuhi hasratmu
Kau pecundang yang kini telah lari dari tanggung jawabmu
Kini aku berdiri di hadapan tali yang ku ikat
Hitam tanpa cahaya
Aku di antar sanak saudara menuja tanah merah
Membaringkan

PUISIKU

Foto : ilustrasi inspirasi puisi
Puisi adalah kata-kata hampa bagiku sebab cakra literasi yang bersemayam dalam jiwaku sedang di pinjam oleh rona indah wajah sendu sang titian dewi itsyhar yang beremayam di sayu indah matanya

Puisiku adalah kata-kata sunyi
Ia terbelenggu oleh setiap rentetan peristiwa pahit yang mengganjal di tiap lingkaran waktu detakan nafasnya

Puisiku adalah puisi yang keluar dari jiwa sunyi
Yang setiap hari ia di tikam oleh sesosok rindu yang tak pernah ia jumpai dalam tiap aksara tertuang dalam bait-bait suci

Puisiku adalah kata-kata tanpa kata sebab ia telah bisu dan tertidur di dalam pembaringan semesta

Puisiku adalah luka
Sebab setiap baitnya ialah kesenjangan waktu memutar takdir tuk menjumpai cita dalam nawacita cita.

PENDAMBA

Foto : ilustrasi puisi
Rindu bercerita di sudut malam
Menjumpai raut di ujung sutra yang tengah terjengah di atas pembaringan
Ia menjelma menjadi sebuah butiran embun
Tertitik disudut mata bagi para pendamba

Ah..... Sunyi
Kau begitu mengusik kebahagian hati
Kau uraikan segala nostalgia yang ku ceraikan dalam bingkisan yang menyayat.

Gie

MAMA LEMON

Foto : penulis
Aku sangat suka dan cinta terhadap semua kamu.
Setiap dan segala molek dari lekukan tubuhmu adalah penginspirasi tiap bait-bait sajakku.

Tapi kau pembual dalam segala inginmu, kau ikrar semua bahasa kasih sayang dalam sunggik bibirmu hingga kau merasa lupa akan semua fatwa malammu.

Kau buat nuraniku menjadi buruk dan bagiku itu adalah pengkhianatan kepada ketulusan!!

Kau menganggap bahwa apa yang aku untaikan itu adalah bahasa kebenaran, tanpa kau sadari itu adalah bahasa indah yang ku percantik dengan polesan madu dalam racun agar kau tau bahwa lemon itu warnanya kuning kalau sudah matang.

GULAKU

Penulis lagi alay menulis kutipan bahasa kahlil gibran
Kamu adalah pelengkap kopi yang masih selalu pahit
Membubuhinya hingga terasa nikmat di setiap tegukan bagi para pecinta candu.
Kau manis hari ini
Gie

AKU MENJADI PELACUR DI MEJA YUDISIUM

Foto : ilustrasi puisi
Selamat pagi jiwa yang telah puas rebah
Selamat menemui senyuman indah guru PPL yang sedang menanti dengan sabar
Sebab guru pamong lagi sakit gigi
Entahlah
Hanya anggapku
Karena kemarin aku melihat
Seorang PNS meniduri istri orang di sebuah hotel

Selamat pagi bagi para generasi yang di khianati negara
Kalian adalah jalannya bangsa tanpa punah
Menyemai waktu agar tetap pada satu laju
Dimana keadilan sosial dan kemerdekan bagi jiwa adalah satu bergejolak dalam nadi kita

Selamat pagi merauke
Selamat pagi sabang pun subang
Kita adalah ras yang beda yang terlahir dalam rahim yang sama
Ibu pertiwi adalah ibu kita

Mari bangun pagi generasiku
Lihat mereka yang di bunuh oleh pemerintah dengan dalih full day in school
Lihat mereka di bunuh oleh rektor dengan aturan SPP yang tak terjangkau
Lihat mereka yang di perkosa oleh dosen disaat mereka mengangkang di meja yudisium
Lihat mereka di bahu kiri jalan, yang tengah duduk memeluk dirinya sendiri di atas trotoar
Nasibnya telah lama di injak oleh kapitalisme
Dia adalah orang kaya kemarin
Disaat rezim otoriter berkuasa
Semua pangan begitu murah meriah Pun nyawa begitu murah
Hingga tiap hari selalu ada nyawa yang hilang jika ia berjiwa kritis

Selamat pagi generasiku
Selamat pagi merauke
Selamat pagi sabang
Selamat pagi ibu pertiwiku
Selamat pagi pelacurku
Aku tengah ingin bercerita pagi ini
Aku di perkosa di meja yudisium
Oleh mereka yang katanya pendidik tapi sekarang sukanya menindih

Disaat aku ingin meraih sukses dengan satu kertas yang melegalkan hifupku di birokrasi nantinya
Setidaknya itu mimpiku

Namun kebengisan dan ketamakan hasrat nafsu
Memaksaku untuk turut dalam ajakannya
Sebab tuntutan orang tua aku harus pulang
Aku harus bangga dengan memakai toga
Untuk semua demi kebahagian semuanya


#seorang teman mencerirakan bagaimana seorang disen pembibing di salah satu universitas mengajaknya untuk selalu konsultasi di rumahnya.
Hingga ia di ajak untuk menikmati malam tanpa cahaya di balik buasnya nafsu sang dosen.

Aku menulis mewakili isi hatinya
Jangan tanya dia siapa, sebab aku bida membunuhmu.😢😥😿😫😭

AKU LINTINGANKU DAN KAMU (II)

Foto : penulis : ilustrasi
Masih dengan kisah yang sama
Aku masih disini
Menemuimu di pembaringan abadi
Di atas hamparan tanah merah bekas orang ramai mengantamu kemarin

Aku masih menunggu mu di sini sayang
Bersama lintinganku menuai segala peristiwa dan kenangan bersamamu
Disini di atas pembaringan abadimu
Aku bersama air mataku tersedu sedan meratapi jiwa liarmu yang masih hidup
Yang akan terus aku hidupkan sampai kau aku menyatu dalam kanvas surga bersama kenangan dan seutas kertas lintinganku

Aku mengantuk
Langit datang menghambakan diri
Bumi tak lagi ku pijaki
Semua suara tak ada lagi
Aku hilang di antara bintang-bintang yang indah
Bersama mu pun lintinganku aku mencari keberadaanmu di balik semak pandangan imajinasiku

Kamu di mana sayang
Matahari tak lagi kulihat
Bulan apalagi
Gelap jawaban yang ku dapat
Bisu dari segala suara
Kau kemana sayang
Jangan kau matikan lintinganku
Aku masih ingin membelai wajahmu di atas ini
Bersama cakrawala yang sedang ku nikmati
Aku rindu sayang
Peluklah aku

Seekor burung gagak hinggap di atas nisan
Bersorak teriak bingarkan telinga
Hingga ku tersadar dari lamunan
Adzan subuh kini mulai sayu terdengar
Aku pulang bersema lintinganku
Memberikan bekas kaki di atas tanah merahmu

Bangsat...!!!!!

Foto : ilustrasi puisi
(sumber : megatron)
Aku bahagia hari ini
Aku di ajarkan menjadi seorang yang bangsat
Aku di ajak berdansa dalam sebuah bualan keputusan sepihak
Aku di tuduh meniduri sebuah untain bermakna dalam sebuah komunitas
Yang bahkan aku tak mengerti tentang bagaimana sakralnya kata tersebut

Aku coba menerka makna yang tersampai
Dengan uraian kata-kata tanpa makna yang ku ucap
Namun kata tersebut adalah cambuk bagi lidah dan hidupku
Karena tanpa tau makna aku mengucap tanpa izin

Bangsat...!!!
Bangsat...!!!
Bangsat adalah kata yang sangat indah untuk di sandang saat ini
Saat memaknai bahasa indah yang kau maknai
Tanpa etika kau tuangkan rangkaian kata penusuk sukma
Yang membuat mata hati kini makin buram

Aku tak butuh kumpulan setan
Aku tak butuh kumpulan anjing
Aku tak butuh kumpulan orang-orang tak beretika
Aku tak butuh ikatan tanpa kemerdekaan berpikir dan berekspresi

Jika kau tak suka ucapkan dengan indah di telingaku
Jika kau muak sampaikan lewat suara amukanmu
Bukan adab tanpa etik yang kau coret lewat sebuah pesan singkat
Ahhh.... Aku lupa
Kau tidak pernah di ajarkan etika oleh bapak dan ibumu

AYATKU AYAL DALAM RONAMU

Foto : ilustrasi puisi
Semoga mimpi ini jauh dari kata tumbuh untuk sebuah asa yang hambar
Karena bermimpi tentang sosokmu adalah hambar adanya
Jangankan dalam nyata
Dalam hayalpun kau enggan mengunjungi dunia liar imajiku

Ayatku ayal dalam ronamu
Menumbuhkan resah di ujung pekat sang lilin
Menjumpai hitam tanpa cahaya
Di balik sunggikmu tersimpan makna yang tak dapat ku cerna
Hingga pagi datang
Membisikkan pada tiap embun dengan kata lembut
Agar menghilang tanpa paksa
Sebelum panasnya menyakiti setiap jiwa

Aku memilih menghilang
Sebab auman mu begitu ganas memanggil sukma liarku
Hingga aku takut dalam memaknaimu adalah murka ku yang tumbuh
Aku lebih memilih pergi sebelum kewarasan ku hilang

KAU MERAWAT LUKA KU DENGAN INDAH

Foto : ilustrasi puisi
(sumber : @sepatah rindu)
Aku tak pernah bisa menerimanya
Yakinlah aku akan mengingatnya
Aku akan menulis setiap kata-kata itu dengan kataku
Yakinlah sobat

Lingkaran kemarin subuh adalah pertanda bahwa kita satu
Tapi kau merawat luka ku dengan indah
Hingga sukma tertusuk pilu yang menyayat
Membawa ku pada kata yang di sayangi setan

Dendam........
Ya itu
Itulah
Itu saja
Itu yang ada dalam pikiranku
Kau harus paham sobat
Aku akan menuangkannya
Aku akan merawat bahasa indahmu dalam pikiranku
Hingga lupa bisa ku tepis di tiap lingkaran waktu yang ku lalui
Ini janjiku
Aku akan ada di puncak dimana aku kembali membutuhkanmu
Untuk menjadi penonton dari sekian list catatan hitamku

AKU TERTAWA BERKALI-KALI

Foto : penulis puisi
Sampah
Sumpah serapah
Seni adalah kebebasan berekspresi
Seni adalah pembebasan hak-hak untuk mengurai
Egosentris di dalamnya tertuang begitu tajam
Menilai dan memahami adalah cara makna tertuang di dalam tersirat bahasa yang tersurat

Hahahaha
Hari ini aku di ajarkan untuk bernegosiasi dengan laku yang sudah lama ku buang
Memaksa jiwa liarku saat hitam kembali mencuat
Meramunya kembali menjadi sebuah puisi radikal
Hingga mata para tetuah berikut mata hatinya terbuka

Menghargai sampah lebih indah lalu mengolahnya menjadi berguna lebih indah
Dari pada membakarnya hingga membuat polusi dan sesak bagi para pengguna jalan
Bunyi suara tak berupa di ujung puisi yang tengah ku tulis

Ah belum selesai
Aku masih ingin mengurai
Aku masih ingin bercerita banyak hari ini
Untuk semua penghinaan dan penghianatan ini
Aku akan menguraikan semuanya
Percayalah.......!!!!!

Tanya di ujung petaka kembali menghardik pikiranku
Seni bermain yang indah bukan?
Kita sama-sama telah kembali hitam
Memahami segala intrik dari muara kapitalisme berikut borjuasi
Yang tertanam pada jiwa penguasa organisasi

Sekali lagi aku tertawa
Hahahahaha
Orang-orang yang berteriak melawan pemberontakan
Kini melakukan marginalilasi dengan kekuatan kekuasaan yang mereka miliki
Mencap
Memvonis
Menghardik
Membunuh jiwa dari segelintir penikmat
Dengan dogma lisensi salam seni yang tertuang di dinding gedung yang megah katanya

Jika ingin tidak di ucap
Jika memang tak ingin di ambil
Kau tulis saja dalam buku diari
Agar orang tak sembarang mengambil apa yang menjadi semboyanmu

Lagi-lagi aku tertawa
Hahahahaha
Aku di ajarkan berorganisasi di jalanan
Memahami tata krama dan kode etik beretika
Namun dalam AD-ART mereka berbeda
Bahwa semua yang mutlak adalah presiden tertinggi
Mengenai rekrut-perekrutan anggota persetan anjing
Karena mereka adalah hewan peliharaan yang patuh terhadap keputusan

Hahaha berkali-kali aku tertawa
Atas pesan terindahmu kawan
Kau kau kau...!!!!
Kau kuasa kawan
Kau kawanku kawan
Kau ku akui kawan
Kau terjang merdeka ku kawan
Kau penjajah?
Bukan kawan
Kau kawanku
Jiwa yang tercipta dalam aliran darah kita sama
Jiwa seniman untuk sebuah kebebasan

HIDUP TAK ADA YANG MUDAH

Foto : ilustrasi motivation
Tidak ada yang mudah dalam hidup ini
Tidak ada sesuatu permasalahan yang seperti pikiran
Karena pikiran dan yang kita pikirkan hanyalah hayalan, sebab itu apapun yang kita bayangkan dalam hidup ini, tidak akan terwujud dengan mudah seperti apa yang kita inginkan, melainkan yang paling mudah ialah pikiran berikut hayalan itu sendiri

AKU INGIN "KUA" YANG MENULIS JIKA ITU BERKAITAN DENGAN KITA

Foto : ilustrasi puisi
Kau mengajakku untuk menulis puisi
Kau mengajakku untuk menulis syair
Kau merayuku untuk merangkai aksara-aksara indah
Kau memintaku untuk menuangkan bait-bait asmara

Namun inginku enggan..!!!!
Jawab ku tidak...!!!!
Sebab aku hanya ingin KUA yang akan menulis
Jika itu berkaitan dengan kita

KURANG TIDUR TAPI PUNYA BANYAK MIMPI

Foto : penulis
Jika hanya di dalam mimpi aku bertemu dan bisa hidup bersama mu
Maka aku berharap bisa tertidur selamanya
Agar aku bisa bertemu dan hidup selamanya bersamamu hingga ajal menjemputku

Karena aku sadar di alam sadar dan nyat ini
Tak ada sedikit pun sempat kesempatan untuk bisa mendapatkanmu
Ini bukan karena aku terlalu pesimis
Apalagi putus asa dalam mengharapkanmu

Aku begitu sadar dalam hal ini
Bahwa mencintai mu adalah hasrat yang ingin
Tanpa harapan
Tanpa secuil balasan
Sebab kehadiran rasaku telah terkubur oleh masa lalu mu yang membuat kau terkungkung dalam pembalasan terhadap setiap cinta yang ingin menghapirimu

Aku masih jua tetap bermimpi
Meski tak tertidur aku merasakan mimpi itu
Yaaaaaa.........
Kurang tidur tapi punya banyak mimpi
Itulah fatwa yang ku uraikan dalam memaknai skenario asmaraku dalam cintamu

Sua????
Jumpa???
Ah..... hampa
Mimpiku hanya mimpi
Mimpi dalam mimpi
Mimpi sebelum mimpi
Mimpi-mimpi mimpi

WERA YANG HILANG (Mitos desa hunian wera so bombu yang hilang)

Foto : Ilustrasi tulisan
Indonesia merupakan negara yang menyimpan sejarah melegenda namun pembuktiannya atau bukti sejarahnya banyak yang hilang, seperti kerajaan Sriwijaya yang di juluki kerajaan Maritim yang menguasai belahan laut Samudera Pasifik, namun bangunan sejarah atau cagar budaya yang membuktikan adanya kerajaan tersebut hilang di telan waktu.

Istana kerajaan tersebut hilang seakan tak pernah ada, yang membuktikan adanya kerajaan tersebut, hanya di lihat dari prasasti-prasasti yang bertuliskan di batu-batu namun tidak punya bukti kekokohan bangunan sejarah seperti halnya bangunan sejarah pemerintahan Stalin di Moskowa Rusia, yang sampai sekarang tetap utuh bahkan keasriannya tetap di jaga.

Namun itulah yang menjadikan Indonesia itu unik, Indonesia memiliki sejarah, mitos dan bahkan memiliki kerajaan atau daerah yang tidak bisa di jangkau oleh panca indera kita. seperti kerajaan pajajaran yang di pimpin oleh raja Siliwangi putra Prabu Dewa Niskala putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana lahir 1401 M di Kawali Ciamis. kerajaan ini di yakini hilang karena di selimuti oleh ajian ghoib raja siliwangi atau yang lebih di kenal dengan nama sri baduga maharaja. Dan ada juga dari versi lain yang mengatakan kalau kerajaan siliwangi di hancurkan oleh putra nya sendiri yang bernama raden Kian Santang.

Dualisme cara pandang yang berbeda namun tetap pada nilai yang sama yaitu kerajaan Pajajaran Pasundaan hilang di telan waktu.

Daerah Bima juga memiliki kisah atau legenda yang masih di percaya keberadaannya seperti Negara Wantira yang berada di Sulawesi tengah yang terletak di antara kota Palu dan kota Poso, meskipun negara atau daerah tersebut tidak bisa di lihat dengan kasat mata.

Negara wantira tersebut di yakini oleh penduduk setempat sebesar indonesia dan Australia, apabila di gambungkan kedua negara tersebut maka luasnya, hampir sama dengan luas negara ghoib yang pintu gerbangnya di depan jembatan kuning sebagai penghubbubg jalur palu mengarah ke poso tersebut.

Daerah Bima juga tidak kalah dengan dunia mistis seperti yang tercantum di cerita-cerita rakyat yang ada di indonesia. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh tokoh agama bapak Bismin ketika penulis melakukan dialog bersama beliau, bahwa di daerah Wera bagian So Bombu, disana adalah daerah hunian masyarakat Wera asli pada jamam kerajaan waktu itu. Namun seiring perkembangan jaman, dan pada saat itu terjadi penculikan oleh tirani kerajaan Gowa yang mengharuskan wanita asli wera untuk di jadikan sebagai calon istri para prajurit kerajaan Gowa. Maka seiring berjalannya perputaran waktu, wilayah hunian pertama masyarakat tersebut akhirnya hilang di selimuti oleh ajian ghoib sehingga membuat daerah itu hilang dan bekas pemukiman tersebut hilang di telan bumi.

Sampai sekarang tak ada satu sejarah pun yang menulis tersebut karena cerita dan sejarah tersebut di anggap sebagai mitos sejarah, namun mari kita merujuk kepada daerah lain seperti yang penulis katakan di atas bahwa selalu ada dunia mistis di setiap sejarah negara Indonesia.

Namun demikian tak ada bukti sejarah ataupun prasasti yang menandakan keberadaan kebenaran daerah tersebut, bahkan dalam kitab sangaji kai, tak ada yang menceritakan desa hunian yang telah lama hilang dan menjadi kerajaan ghoib tersebut.

Satu-satunya bukti sejarah dalam hal ini ialah adanya sebuah batu yang berbentuk seorang wanita yang sedang menenteng sebuah bakul di dekat sebuah sumber air yang di namakan oleh penduduk desa Kalajena dusun Tengge, yaitu "OI KANTU", dan orang-orang atau penduduk setempat percaya bahwa itu adalah "WADU NTANDA RAHI" orang wera.

Penulis : Ginanjar Gie

SELAMAT ULANG TAHUN ANA

Foto : yang lagi ulang tahun
Tak terwakilkan kata untuk di ucap
Telah kehabisan kalimat untuk ku untai
Semua bahasa indah tak mampu menggambarkan inginku
Untuk mengungkapkan semua keluhku untuk hari ulang tahunmu

Sekuntum bunga mungkin bisa menguraikan isi hati
Sebuah kado berbentuk hati mungkin akan mewakilinya
Namun rasa ku bukanlah sebuah benda
Yang harus di wakili oleh semua itu

Aku adalah lelaki yang ingin memberimu sebuah harapan dan doa
Semoga engkau dan aku kelak akan berjalan di atas altar keabadian
Menuju mimbar saksi ikrar sang wali
Yang memberi restu padaku dan juga keikhlasan merelakanmu untukku miliki

Puisi ini sengaja ku rangkai untukmu
Untuk mewakilkan isi hatiku padamu
Semoga di hari jadimu kau lebih dewasa dalam menilai dan menerimaku apa adanya
Doaku untumu sayang

Selamat ulang tahun Anastasyia
Semoga selalu sehat dan selalu bahagia
Doa dariku untukmuntuk cintaku
yang selalu berkeluh tentang namamu di ujung doaku
Di tiap aku bertemu dengan tuhan di hamparan sajadahku


#NB
Dari : Fans
Untuk : Ana

Penulis : Gie

KUTUKAN SUMBER DAYA NTB

Foto : Ilustrasi Puisi
Selaksa mengulum bratawali
Kepahitan datang mencerca hinggapi jiwa
Runyamkan hati pada titian rinjani
Membesuk papan hantamkan gejolak rengguti jiwa
Kau tau maksudku bukan?
Ibu pertiwi, maafkan aku
Kali ini aku mengusikmu lagi
Aku tak tau harus mencurahkan pada siapa lagi

Sebab presiden sudah tak bisa lagi melihat dan mendengar jeritan kami
Kami anak negeri dari timur yang kini di timpa bencana.
Ibu Pertiwi inikah kutukan punggungmu
Kutukan Sumber Daya yang kau lahirkan
Hingga negara lebih mementingkan Asing dari pada Bumi Putera

Ibu pertiwi adakah hilang tawamu ketika NTB di guncang malapetaka?
Ataukah kau sibuk mencari elektabilitas buat anak-anakmu yang telah sukses??
Buat anak-anakmu yang mengerti tentang aturan?

Ibu pertiwi harus Kepada siapa lagi aku beradu?

Wahai bung karno
Nyenyakkah tidurmu?
Negara yang kau merdekakan sekarang dilanda bencana
Ia sekarang sedang di hujam nestapa
Namun negara mu enggan memberi wajahnya untuk itu
Itukah yang kau cita-citakan?

Dimana sila-silamu bapak pfoklamatorku?
Dimana keBhinekaan yang kau rilis?
Apakah itu hanya berguna bagi orang-orang barat??
Sementara kami yang kau merdekakakn di timur
Harus mengulum senyum dengan deraian air mata

Pak presiden
Kami telah membuatkan surat terbuka
Kami telah meminta kepada wakil kami yang ada di legislatif
Namun itu hanyalah alugoro
Kami dimatamu hanyalah candala yang dikara

Bangsaku!!!!!!

Semestamu telah lalai mengukir sejarah baru
Ia lupa membuat sebuah naskah untuk bisa dikenang oleh NTB, Bahwa ia pernah menjadi sesuata yang sangat bermakna dalam hidup

Hidup Kami
Hidup lombok
Hidup NTB

Sekali Lagi bapakku
Bapak Presiden
Tolong jadikan Bencana NTB sebagai bencana nasional

TANGISAN ANAK NEGERI DARI TIMUR INDONESIA

Penulis:Ginanjar Gie

RINDU TAK BERTEPI DI ATAS LANGIT

foto : ilustrasi puisi
Wahai rindu yang membentang di atas langit yang tak bertepi
Ku ingin menggapai dirimu di atas sana
Kuterbangkan apolo-apolo kepastian untuk menggapai hatimu yang tergantung di atas langit yang tak bertiang
Agar aku bisa meraih hatimu dalam keabadian pena takdir yang tengah di tilis di atas arasy-Nya

Betapa pun hati ini telah terpaut oleh sosok yang bersemayam dalam jiwamu
Merangkai sejuta makna yang tengah terengah ku selami
dalam diammu yang membungkam suara penaku
Yang ingin menulis namamu dalam kesucian kertasku

Aku tengah di atas langit saat ini
Di balik awan pun di dasar laut
Menyelami semua milik molekmu yang indah
Yang terpancar dari setiap lekukan tubuhmu

Aku berbicara pada langit
Aku berbicara pada bumi
Aku berbicara pada awan
Aku berbicara pada samudra
Agar kau tau segala milik molekmu adalah candu rinduku

ENGKAU SELAMAT DARI KEBENCIANKU

Foto : ilustrasi puisi

Hari ini harusnya aku membuat mu liar
Melepasmu tanpa beban
Hingga tak ada sesiapapun tersakiti
Dalam satu keputusan yang tengah ku ambil

Namun untuk keberkian kalinya
Aku menepis ego dalam diri
Menjuntai juta dalam kenangan manis
Yang tertoreh di tiap senja bahkan di tiap waktu saat kita bersama

Aku ucapkan selamat untukmu
Untuk kesekian kalinya kau selamat dari kebencianku
Yang memilih tetap bertahan pada khatulistiwa yang sama
Agar tak ada sesiapapun yang merasa kecewa
Atas lirik lagu glooming sunday di ujung pekat

Kau dan aku tetap akan menyatu
Membina mahligai dalam satu
Sebab komitmen adalah hal yang paling mahal
Jika itu dalam persoalan hubungan dalam cinta