![]() |
Foto : penyair |
Merancap bambu tuk mengekang kawan
Tak sehelai bulu garuda pun kan merintih
Kobaran api semangat di dada mengganyang lawan
Negeriku bukanlah papan sirkus yang seenaknya dimainkan
Pemimpinku bukanlah badut pengibur si lelaki tua putih
Bangsa ku pula bukan ladang yang bebas digarap oleh si mata sipit
Tapi negeriku adalah istana bagi rakyatnya
Jauh sebelum pencitraan merajalela
Sebelum pemimpin berbondong masuk got
Dan jauh sebelum agamaku diperolok
Negeri ini pernah berjaya dengan independennya
Dimana generasi berdikari?
Kemana super hero yang berdedikasi tinggi?
Siapa lagi yang harus dipercaya?
Negeriku terlantar oleh pemimpin badut asing
Aset bangsa ludes terjual
Alam berbentuk tengkorak bumi
Utang pun telah menggunung
Apa lagi yang berharga?
Martabat bangsaku hanya ada pada 17 Agustus
Kejayaan tertimbun bersama lumpur bencana
Bangsaku bagai ditopang stunami tak berkasih
Mungkinkah sebabnya pemimpin yang tak pernah bermimpi
Negeriku terlanjur laku
Akhirnya mudah terjual
Defisofian Arwon A.Majid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk