![]() |
Ilustrasi puisi |
Himpit terapit oleh polemik kehidupan
Hingga kata pulang terasa malu tuk terucap
Kata pulang terasa hina tuk di dengar
Tak tau jalan dan tujuan untuk pulang
Aku berdiri di persimpangan jalan
Mendongak langit saat rintik hujan perlahan satu persatu menyetubuhi tubuh
Dengan kerinduannya kepada bumi membuat aku terasa menggigil
Pulanglah nak
Kata bunda di seberang telinga pulau
Sayup-sayup terdengar dalam bunyi adzan
Perlahan air mata meniti bersama hujan yang tak jua reda
Termenung antara sunah dan wajib
Hamparan sajadah saksi kegundahan hati
Pertanyaan bertubi datang menimpali pikiran
Hingga khusuk jauh dari kata harap
Kemana aku pulang?
Aku bukan lagi bagian dari bagian
Aku bukan satu dari kesatuan
Hanya saja bunda yang masih berharap
Kemana aku melangkah
Harap doa bunda datang memberi cahaya
Sebab kata pulang adalah sumpah serapah
Jika tak ada sukses bersama jiwa juga hidup
Gie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih telah mengunjungi dan mensuport halaman kami kk